Candi Lumbung Sengi
Candi Lumbung Sengi : lokasi baru |
Selasa, 8 Januari 2012. tujuan terakhir saya (setelah Candi Asu, Candi Pendem) adalah Candi Lumbung, yang menjadi satu kawasan candi "Sengi".
Jika sobat pernah ke Kawasan Prambanan, disanapun ada Candi Lumbung entah karena fungsi yang sama pada masa lalu (lumbung=tempat menyimpan bahan makanan) atau hanya kebetulan saja entahlah...
Dari beberapa Informasi yang saya dapat, Candi Lumbung Sengi sekarang merupakan relokasi dari tempat di pinggir kali Apu yang terancam longsor akibat derasnya lahar dingin.
Sebelum menuju catatan perjalanan saya ada baiknya saya berikan informasi penting mengenai keberadaan Candi Lumbung pada awalnya, proses relokasi dsb., yang saya ambil dari berbagai sumber.
----
Candi Lumbung sebelum dipindah:
Candi Lumbung : Lokasi asli sebelum dipindah |
1. Foto gambar diatas dari : akun fb Candi Lumbung
2. Adapula ungguhan youtube yang berisi kumpulan gambar
Candi Lumbung Sengi: Nampak di sebelahnya kali Apu |
3. Gambar dari www.solopos.com
Proses pemindahan sekitar bulan September 2011, dengan jarak ke tempat yang baru sekitar 750m. Candi Lumbung Sengi yang terletak di Dusun Tlatar, Desa Krogowangan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang terancam longsor karena dampak aliran banjir lahar dingin di Sungai Apu akibat bencana letusan gunung Merapi. Kondisi candi sangat menghawatirkan, dimana vegetasi lereng dan lembah Sungai Apu termasuk lapisan breksi yang menjadi faktor alami perkuatan daya dukung tanah tempat candi Lumbung Sengi berdiri telah terkikis. Ketinggian tebing sekitar 15 – 20 meter dari Sungai Apu sudah cukup kritis. Sementara itu lebar bibir lokasi candi yeng semula 2 meter menjadi kurang dari 1 meter karena talud penahan yang dibangun pada tahun 2009 oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah sudah terkikis berupa lubang-lubang pada beberapa bagian talud akibat terhantam material vulkanik yang terbawa arus lahar dingin pada tanggal 16 Januari 2011.
Banjir lahar dingin kembali terjadi pada hari Senin, 24 Januari 2011 di Sungai Apu yang mengakibatkan bertambah tingginya permukaan air sehingga semakin banyak vegetasi tebing sungai yang hanyut, lapisan breksi yang terkikis dan hanyutnya konstruksi talud. Ketinggian air Sungai Apu saat kondisi normal adalah 1 meter, sedangkan saat terjadi banjir lahar dingin permukaan air naik hingga mencapai 10 meter.
---
Secara Arsitektural, Candi Lumbung Sengi memiliki latar belakang Agama Hindu dan dibangun sekitar abad IX Masehi. Jika dilihat dari sumber prasasti tampak bahwa Candi Lumbung Sengi ini kemungkinan merupakan pendharmaan bagi Bathara di Salingsingan yang ditujukan melalui jenis persembahan khususnya berupa payung mas yang diberikan oleh Rakai Kayuwangi. Berdasarkan hal tersebut dapat diasumsikan bahwa Bhatara di Salisingan adalah tokoh yang penting, walaupun belum terungkap identitasnya.
Candi Lumbung Setelah direlokasi :
Candi Lumbung Sengi |
Rute menuju Candi Lumbung Sengi (tempat yang baru)...
Setelah dari Candi Asu dan Pendem, saya kembali menuju monumen TP/ patung ganesha (gajah) dari Candi Asu Sengi ambilkanan, tak berapa lama, kira2 hanya 75 meter menuju arah ketep pas, sobat pasti menemui papan petunjuk arah ini, posisinya di sebelah kanan jalan.
Ambil kiri, melalui sebuah Gapura berwarna biru, kurang dari 30m sampailah sobat.
Gapura masuk ke Candi Lumbung Sengi |
Tampak dalam gambar ini adalah Duwiek, seorang rekan yang menyertai penjelajahan kali ini (di Kompleks Percandian Sengi)
Mulailah....
Tangga Candi Lumbung : tangga naik |
Apresiasi BP3 telah berusaha menempatkan batuan yang mirip, namun berbeda.... lain kali di ukir pula biar mirip ya... di Sekitar magelang kan banyak jago ukir batu? pasti mereka juga merupakan keturunan ahli ukir batu jaman dulu abad IX. terbayang kan betapa ahlinya nenek moyang kita membuat makara dan ukiran di batu itu.
Ruang dalam Candi Lumbung |
Di bagian ruang utama candi terdapat sumuran (sama dengan yang terdapat di Candi Asu dan Candi Pendem), biasanya sumuran diruang utama candi merupakan tempat menyimpan "peripih" yang berisi relic. perhiasan, abu/tulang, dsb.
Atap Candi Lumbung |
Peripih ini sering kali dihubungkan dengan bekal kubur, karena ada anggapan tentang Kultus Dewa-Raja, bahwasanya Raja adalah wakil Dewa didunia, sehingga ada penghormatan yang "hampir sama" disamping pencampuran kepercayaan terhadap nenek moyang. Implementasinya berupa candi yang berada diruang utama dengan arca utama berdiri tepat diatas sumuran yang dibawahnya terdapat peripih, jadi adanya penyatuan perhormatan.
Beberapa relief yang terdokumentasikan :
Candi Lumbung Tampak dari Belakang
Batu-batu Candi Lumbung yang belum tersusun kembali
Candi Lumbung : ssdrmk |
Ayo Kunjungi Candi.....
Jangan Lupakan ....
Identitas Luhur Bangsa Kita.....
Save the temple!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar