Laman

Senin, 23 Mei 2011

Korelasi Human Development Index dengan Minat Baca

Bambang Murdianto, SS.
Staf Pengembangan Kantor Perpustakaan Daerah Kabupaten Semarang 
         
            Bangsa Indonesia ternyata (masih) peringkat bawah Human Developmant Index 2007. Data terakhir Indonesia berada di urutan ke 107 dari 177 negara. Di Kawasan Asia Tenggara masih lebih baik dari negara Timor Leste (150), kemudian sedikit lebih baik dari Myanmar (132), Kamboja (131), Laos (130).  Tetapi Indonesia berada di bawah Vietnam (105), Filipina (90), Thailand (78), Malaysia (63), Brunai Darrusalam (30) dan jauh di bawah peringkat negara kecil Singapura (25).
Sementara sebagai perbandingan kemerdekaan negara – negara di Asia tenggara, karena umumnya kemerdekaan berarti dimulai adanya pembangunan suatu bangsa yang disertai terbentuknya sistem yang ada di dalam suatu negara itu,  diantaranya peningkatan perekonomian, kesehatan dan pendidikan. Indonesia pada tahun 1945, sementara Timor Leste baru merdeka tahun 1999. Seperti tabel berikut :
Tabel .1


Negara

Tahun merdeka

Penjajah

Indonesia
Timor Leste
Myanmar
Kamboja
Laos
Vietnam
Filipina
Thailand
Malaysia
Brunai Darussalam
Singapura


1945
2002
1948
1953
1949
1954
1946
-----
1957
1984
1965

Belanda, Inggris, Jepang
Portugis
Inggris
Perancis
Perancis
Perancis, Amerika
Amerika
Tidak pernah dijajah
Inggris
Inggris
Inggris
SUMBER: Buku Pintar Senior :

            Dari tabel.1 diatas, Indonesia merupakan negara di Asia tenggara yang paling awal kemerdekaanya dibandingkan dengan negara lain. Kecuali dengan Thailand yang tidak pernah dijajah. Dengan melihat tabel diatas seharusnya Indonesia sekarang sudah menjadi negara berperingkat HDI lebih baik dari Singapura. Akan tetapi yang terjadi sekarang Indonesia jauh tertinggal dengan negara negara lain. Indonesia yang dijajah 356 tahun oleh Belanda secara tidak langsung memang mempengaruhi pemikiran dan budaya masyarakat Indonesia. Penjajah Belanda, membuat rakyat Indonesia jauh dari pendidikan dengan tujuan agar tidak ada orang Indonesia yang berpikiran maju. Hal itu masih berpengaruh sampai sekarang dalam budaya masyarakat sehari – hari.
Masyarakat lebih banyak menyukai budaya instan daripada membaca buku. Televisi lebih sering dihidupkan dan ditonton daripada membuka kemudian membaca buku. Untuk membaca buku masyarakat belum menjadikan sebagai suatu kebutuhan. Bahkan dari data th. 2002 mengenai jumlah jam menonton TV pada anak di Indonesia adalah sekitar 30-35 jam/minggu atau 1560-1820 jam/ tahun. Angka ini jauh lebih besar dibanding jam belajar di sekolah dasar yang tidak sampai 1000 jam/tahun. ( Pengaruh nonton TV pada anak-anak, www.turnofftv.org//, diolah dari Yayasan Kita dan Buah Hati; dan Kidi .)
Masalah utama yang bangsa Indonesia hadapi sekarang ini bermula pada : Menurunnya kualitas SDM yang dipengaruhi oleh kualitas pendidikan. Pendidikan pada akhirnya berhubungan dengan kemiskinan, kesehatan, masalah masalah yang lain. Pendidikan menjadi faktor penentu bagi kualitas sumber daya manusia, semakin berkualitas manusia tersebut akan semakin meningkat kualitas hidupnya. Memperbaiki kualitas suatu bangsa, tidak bisa secara instan, membutuhkan proses yang cukup lama. Hal itu hal tersebut ditempuh dengan melalui perbaikan proses pendidikan. Proses pendidikan yang dimaksud adalah perbaikan budaya masyarakat menjadi masyarakat yang gemar membaca.
Dengan di tetapkan Undang – Undang Perpustakaan Nomor 43 Tahun 2007, perkembangan perpustakaan tampaknya semakin menggairahkan, dengan begitu ada harapan meningkatnya minat baca masyarakat. Dan salah satu penentu keberhasilan pendidikan suatu bangsa adalah minat baca masyarakat. Perpustakaan sebagai salah satu faktor utama dalam usaha untuk meningkatkan minat baca, seperti yang tertuang dalam Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 6, bahwa perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras, agama, dan status sosial ekonomi. Negara Jepang mewajibkan masyarakatnya untuk membacakan bagi anaknya dalam sehari minimal 20 menit ( dongeng sebelum tidur ), begitu juga negara Amerika Serikat juga membuat aturan bagi warganya dengan mewajibkan membaca buku sekurang – kurangnya 15 menit membaca buku.
Dengan aturan semacam itu masyarakat yang pada awalnya dipaksa pada akhirnya akan terbiasa dan menjadi budaya. Terbukti dengan paksaan membaca tersebut kedua Negara tersebut menjadi Negara yang berkuasa dalam segala bidang termasuk  perekonomian. Sampai saat ini apabila kita bandingkan masyarakat kita dengan masyarakat di kedua Negara diatas salah satunya dapat diambil contoh, masyarakat Indonesia kalau naik angkutan umum lebih suka melamun, berbeda dengan masyarakat di Jepang atau Amerika Serikat. 
Dengan minat baca yang tinggi seseorang akan mampu berpikir lebih kritis, mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari – harinya. Ketika seseorang membaca buku tentang teknik komputer : pencegahan dan pembasmi virus, apa yang didapat melalui buku yang dibaca tersebut dapat dipraktekkan langsung, kemudian pada saatnya nanti akan berguna saat seseorang tersebut memasuki dunia kerja, begitu juga ketika membaca buku beternak sapi, membudidayakan ikan hias, atau bahkan buku – buku fiksi yang hanya bersifat hiburan.
Sifat buku yang mampu memberikan inspirasi dan meningkatkan imajinasi seseorang akan mampu menjadikan seseorang tersebut mempunyai bekal untuk menghadapi dunia kerja. Minimal setelah membaca buku seseorang akan bertambah pengetahuan, skill, pemikiran, pandangan mengenai suatu masalah dan lain sebagainya.
Pernah dimuat di Majalah Buletin Pustaka
Judul diatas “ Korelasi Human Development Index dengan Minat Baca “,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar