Pesta
Perkawinan
(01)
Raja membicakan dengan permaisurinya
perkawinan panji yang akan dating, Panji yang selama ini tidak mau kawin.
Karena itu raja agak heran juga mendengar pemberitahuan Prasanta, yang sementara
itu sudah datang kepadanya.
Diadakan persiapan untuk perkawinan.
Diadakan pesta besar. Malam hari orang pun tidur. Sri berniat buat sementara
tidak akan menerima Panji, sebab Sri belum menjelma kembali. Ia pun tidur.
Panji yang lupa, bahwa ia baru saja
kawin, tidur seorang diri dalam pavilium dalam taman. Nila Prabangsa, ketika datang
pada ibunya Madu-keliku, diganggu oleh ibunya itu, katanya ia ketinggalan jauh
oleh Panji. Sebab Panji sudah beristri. Prabangsa marah dicabutnya cerisnya dan
ia pergi ke ruang wanita untuk membunuh Panji. Tatkala sampai di tempat tidur
Sri, dilihatnya dua orang dibawah selimut. Dikiranya mereka itu Panji dan
kekasihnya, lalu ditikamnya keduanya. Tapi mereka adalah Sri dan Unon. Gempar
dalam keraton. Waktu dalam sekarat Sri masih sempat minum. Panji berbisik dalam
telinga keduanya, supaya mereka menjelma kembali, masing-masing dalam Puteri
Kadiri dan Puteri Urawan. Kedua perempuan itu meninggal tidak lama kemudian.
Panji tak henti-hentinya menangisi kekasihnya yang sudah pergi. Tatkala orang bersedia-sedia
hendak membuat janji untuknya, api unggun untuk membakar mayatnya sudah siap.
Sebelum panji menaruh mayat Sri
kedalam api, mayatnya itu hilang dalam tanggannya tanpa bekas.
Saat ini diceritakan tentang raja
Daha. Ia mempunyai tiga orang istri, yangtua bernama dewi Rago, yang kedua :
Bentari, yang ketiga : Lara-sih. Ketiga-tiganya sedang mengandung. Bentari
memfitnah Rago. Katanya, Rago tidak setia dalam perkawinannya. Raja percaya saja
dan Rago dikirim ke tempat yang sunyi. Disana Rago melahirkan seorang anak
perempuan. Tapi tatkala ia terhantar lemah karena melahirkan itu, Bentari
dengan tidak setahunya menukar anak itu dengan seekor anak Anjing. Ketika raja
mendengar hal itu, ia dating untuk membuktikan sendiri dan tatkala ia melihat
Anjing itu, ia memperpanjang masa hukuman Rago buat masa yang tidak ditentukan.
Rago yang tidak tahu apa kesalahannya, menyerah saja kepada nasibnya.
Pun raja Urawan mendapat anak,
mula-mula seorang anak perempuan bernama Wadal-wredi alias Retna Cindaga.
Setelah itu seorang lagi anak perempuan, yaitu penjelmaan kembali Unon, bernama
Kumudaningrat, yang menderita penyakit beser (yaitu sering buang air kecil,
tapi sedikit-sedikit). Kemudian seorang anak laki-laki, Arya Panjangkringan
alias Sinjang-laga, yang banyak cacat tubuhnya, seperti dagunya terlalu pendek,
pincang dan sebagainya.
Raja Singasari pun mendapat seorang
anak perempuan, bernama Mertasari. Mengenai penjelmaan kembali Sri, yaitu
puteri yang ditukar dengan Anjing, anak itu hanyut disungai, dibungkus dengan
tikar. Pada suatu tempat ia terkait, dan ditemukan oleh seorang lurah Bantrang,
yang mempunyai firasat, bahwa anak itu bukan anak sembarang anak, tapi anak
raja. Dibawanya anak itu pulang dan diserahkannya kepada istrinya, yang amat
girang, karena ia sendiri tidakmempunyai anak. Laksana oleh suatu keajaiban
keluarlah kini dari buah dada perempuan Bantrang yang sudah agak tua, air susu
yang diberikannya kepada Nyi Bantrang segala yang perlu untuk memelihara anak
itu.
Pada isteri-isterinya yang lain pun
raja Kadiri mendapat anak: Tami-ajeng, keduanya puteri, yang terkecil adalah
seorang anak laki-laki, bernama Prabu-sekar. Kedua puteri itu sudah dewasa.
Pangeran Jenggala Manik tak terhibur
hatinya mengingat kekasihnya yang sudah meninggal. Berkali-kali ia dianjurkan
oleh orangtuanya untuk kawin, tapi ia tetap menolak. Saat ini Kili-suci dikirim
oleh kakanya untuk mendesak Panji supaya kawin, yaitu dengan puteri Kadiri,
Tami-aji yang amat elok parasnya.
Serat Selanjutnya : Kili-suci
Diketik ulang oleh
sasadaramk.blogspot.com untuk membagi peradaban agar lestari….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar