Laman

Kamis, 27 September 2018

Ada Situs Purbakala di Desa Wisata Kandri, Gunungpati Semarang

Situs Purbakala di Desa Wisata Kandri, Gunungpati Semarang

Kamis, 27 September 2018. Bagi saya pribadi, Istilah blusukan "Kemisan" mungkin akan punah jika hari ini tak ketemu rekan sesama (gila mblusuk) yang jenuh pula di tengah penatnya pekerjaan. Jika sudah takdir hanya perlu sedikit senggolan jadilah kisah ini. Tentu bukan dalam arti senggolan seperti bis menyenggol truk, tapi saling kabar-kabaran mengenai kemungkinan blusukan. Tentu saja posisi saya adalah yang di guide,  karena memang saya banyak ketinggalan langkah jauh dibanding rekan lain.
Sasaran saya kali ini untuk minta antar memang Mas Eka WP, dimana ketika saya membuat naskah sebelum ini, yaitu yoni Ngablak Srumbung Magelang. Mas Eka WP dan Eka Budi juga blusukan. Dengan dokumentasi yang memaksa saya menjadi tak punya bahan pamer yang lebih kuat, karena yang saya blusuki hanya 1 yoni sementara mereka dalam satu lokasi ada lumpang berjumlah delapan, juga Yoni, Lesung. Saya seperti ingin pamer tapi mereka membalas hanya membunuhku telak…. Tapi mengajarkan pribadi saya untuk membumi saja, bagaimanapun yang arogan, suka pamer dan sok kemaki pamer merasa yang paling….  ya jangan ditiru…hehhee, saya yang mengalami sendiri. Kalah telak.
Awalnya Setengah spekulasi pula, jika mau ngantar berarti saya beruntung jika tidak ya tidak apa-apa, eh dapat respon ketia ku ajak blusukan malah nawari Nge Trip ke lokasi lain karena akan buat video profil wisata pakai drone... wah tanpa pikir panjang langsung saya bersiap. 
Tapi jika sudah takdir, Kemisan harus tetap berlangsung ya apapun yang menghalangi akan menyingkir. Ternyata didetik terakhir, Rekan Mas Eka WP membatalkan agenda tersebut karena ada kunker dari kabupaten lain. Jadilah, daripada nyengoh, ayo kuantar ke Kandri saja!... Kemunculan mas Eka sangat mengejutkan... dan IYESSSS... kata pertama yang muncul.
Gerbang Sendang Gede Kandri
   Menuju lokasi sangat mudah, tentu saja. tak sampai 15 menit sampailah kami, sebuah tempat dimana ada sebuah cerita saat saya SMA, maksunya saya sering main kesini. hehehehe, juga saat kerja di SMP-SMA Semesta, saya langganan "Mie Ayam Lumayan", di Kandri ini. Masih adakah? yang paling dikenang adalah penjualnya rocker banget!.
 Destinasi pertama kami adalah adalah Sendang Gede. Saya jadi teringat teman di FB dengan akun Rwin, saya sempat beberapakali tukar menukar komentar... 
Saya menyesali insting saya untuk datang kesini tak saya lakukan. Saat itu ketika beliau beberapakali posting sendang membuat gapura bentar di pintu masuk jalan ke Sendang Gede, saya hanya memendam saja keinginan berkunjung.
Padahal seorang rekan juga menginformasikan keberadaan kekunoan di Sendang Gede Kandri, tapi entah mengapa saya tak ngeh. Walaupun memang seorang rekan SMA yang saya tanya, malah yakin di Sendang Gede tak ada situsnya. 
Untungnya Blusukan Kemisan ini, saya menemui taldirnya untuk ke lokasi ini, Hari ini di Kandri!. Setelah Lapangan Desa Kandri, langsung ambil kanan. dan sampailah kami...
Situs Purbakala di Sendang Gede Kandri

        Ada 2 Watu Lesung di pinggir Sendang. Sedikitnya informasi maupun cerita legenda/ mitos maupun sejarah pastinya misteri bagi saya. satu satu nya informasi yang saya dapat ternyata 2 Watu lesung ini bukan insitu atau sudah pindahan dari tempat aslinya. Konon tak jauh dari lokasi ini, namun saya tak mendapatkan detail dimana.

Situs Purbakala di Desa Wisata Kandri, Gunungpati Semarang : Watu Lesung
Fungsi Lesung tentu saja umum di ketahui untuk menumbuk biji-bijian, tak menutup kemungkinan watu lesung ini bukan lesung yang dimaksud di masa ini. Bisa saja sebagai media empu pembuat senjata untuk menyelupkan bakal senjata (maaf ini hanya imajinasi liar saya saja----
Bila dimasa itu sudah ada watu lesung seperti ini, tentunya peradaban sudah tinggi. hasil karya nenek moyang memperhatikan pula estetikanya. Salah satu keunikannya, menurut saya  keberadaan lubang mirip lumpang di salah satu ujung watu lesung.

Konon batu bulat pasangan yang ada di dalam lubang (lumpang) Lesung itu sejak ditemukan. Ditemukan saat sebagian masih tertutup tanah, batu bulat ini berada di posisi yang sama.
Watu Lumpang kah ini? 
Cukup lama kami di lokasi ini, cuma mungkin kedatangan kami ta pas momentumnya. tak ada orang yang ke sendang yang bisa kami tanyai lebih jelas.
Situs di Sendang Gede Kandri
Kami kemudian melanjutkan perjalanan, ke lokasi yang lebih WOW... (kata Mas Eka WP). Sangat penasaran saya... 
"Yang akan kita lihat ini adalah MAHAKARYA!!!", mas eka bercerita sambil berapi-api. Ternyata ada orang yang masih peduli bahkan ingin nguri-uri, yang sangat surprise beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren di Kandri ini...
ini lah penampakan spesial itu... Saya langsung terdiam... Gemetar bahagia hati saya..... sekaligus sangat respect. Walaupun di hati kecil saya Gelo setengah mati. Kandri yang sangat spesial ini baru hari ini saya tahu.... 
Tak hanya 1 (satu) tapi banyak, benda purbakala yang diselamatkan dari sekitarnya. Ada Lumpang, Yoni, Umpak. Konon mas Eka WP yang pernah ketemu dengan salah satu santri di sini bercerita bahwa, santri sangat dilarang untuk menaiki, merusak, atau mencoret benda benda ini. Karena benda ini sangat bersejarah. 
Sungguh ketokohan yang patut mendapatkan apresiasi yang tinggi....
Mulai dari Yoni, 



Kemudian Barisan Lumpang, 


Struktur Bangunan, 


       Untuk detail dari lokasi mana saja saya pribadi tak mengetahuinya. Namun cukuplah bagi saya pribadi mengetahui pelestarian benda-benda suci ini. Dibanding dilokasi awalnya yang tak diperulikan, ditelantarkan, bahkan dirusak....
     Saya membayangkan, Desa Kandri yang terkenal dengan Desa Wisata... dilengkapi pula dengan museum sejarah.... Saya tak bisa menyangkal potensi besar ini. Outbond siswa yang kerap PLS di Kandri di suguhi pula edukasi sejarah yang sangat bernilai.

Mas Eka WP, 
Eka WP di Situs Kandri gunungpati
Salam Pecinta Situs dan Watu candi


#hobikublusukan

Minggu, 23 September 2018

Ada Yoni di Dekat Candi Ngempon : Blusukan Project Videografi

(1) Di Candi Ngempon











(2) Di Candi Ngempon
       
   Minggu, 23 September 2018. Butuh 2 kali ke lokasi ini, untuk saya memantapkan hati menulis kisah ini... selain itu, pas momentum waktunya dengan salah satu impian pribadi yaiitu membuat video dokumenter. 
      Bersama rekan-rekan yang sama-sama tertarik pula, tak banyak alasan, dan punya level semangat yang sama, kebetulan memanfaatkan ada momentum lomba... jadilah bonus  naskah ini. Untuk projectnya rahasia dulu saja ya... tapi ya masih seputaran dunia persitusan, suatu saat nanti pasti saya ceritakan dalam kisah blusukan/ channel youtube saya. 
      Perjalanan yang pertama Saya, Mas Miko, bu Noorhayati dan Pak Nanang dan bu Nanang setelah blusukan Watu Lumpang di belakang coke merah, tanpa kami rencana, ngumpul di Toko Mas Dhany, di bonusi guide. "Ada watu mirip Yoni plug in", mas Dhany meyakinkan kami.   kemudian mampir di Candi Ngempon 
the couple
    Jadilah, Setelah parkir kemudian menyusuri jalan setapak di samping Candi Ngempon (Saat sampai disini jam 4 candi ngempon sudah terkunci). 
   Melewatinya, melewati temuan baru kemudian menyeberangi sungai. 
     Sungai dengan batuan-batuan besar sungguh sangat eksotis. Walaupun saat kami menyeberang dua rekan senior butuh perjuangan ekstra tapi malah menambah keseruan. Saya membayangkan sungai ini tanpa sampah... pasti sangat indah. 
    "Tanpa sengaja saat saya mencoba blusukan mencari jejak, berkeliling memeriksa sejauh 100m / mengelilingi seperti tentara memeriksa perimeter keadaan sekelilingnya... saat anjlok dari trap diatasnya, yang saya injak ya batu ini. walaupun tertutup daun namun membuat saya histeris sejadi-jadinya", jelas Mas Dhany. Kemudian karena pertimbangan agar batu ini tak dijadikan alas pancikan, atau diinjak-injak, kami berinisiatif memindahkan ke lokasi yang sekarang, 2m kearah atas. Jadi aman", tambah Mas Dhany. 
    Berada dibawah pohon kelapa, 
     Sayangnya, ada 2 musibah... 
Yang pertama, Sandal Jepit Mas Miko pedhot  di sini, hehehehhe. yang kedua... Helm bu Noorhayati hilang di tempat parkir.. (di perjalanan yang kedua, saya dengar kabar pencuri helm yang biasa beroperasi di parkiran Candi Ngempon katanya sudah ditangkap--semoga!)
     Bagian bawah, yang nampaknya adalah potongan, 
Add caption

     Kami memang belum yakin ini yoni, bisa jadi adalah bagian struktur bangunan, baik atap atau dasar sebuah bentuk bangunan. Bagian penampang atas struktur (mirip Yoni) dimana ada lubang lingga. Tapi saya memang ragu. 
di Candi Ngempon : belum teregristrasi
       Bisa jadi itu adalah lubang kuncian. Saya sendiri terus terang masih bingung. Semoga ada pembaca yang memberi pencerahan. 
       Bersama di perjalanan yang pertama, selfie mode on...

saya, Pak Nanang, Mas Miko, Bu Nanang, Mas Dhany dan Bu Noorhayati
     Perjalanan kedua, hari ini, saat selesai mengambil gambar video untuk project bareng tim. Eh ada mahasiswa Arkeolog dari UGM yang tanpa kami duga ketemu saat akan kami jadikan model pengunjung Candi Ngempon. 
    Singkatnya, ketiga mahasiswi ini penasaran juga ingin ikut serta blusukan Yoni. "Lokasi hampir berdekatan dengan Yoni di penelusuran yang pertama", jelas Pak Nanang yang kali pertama menemukan keberadaan Yoni ini. (Ingat, menemukan dalam arti yang saya maksud bukan seperti Graham bell menemukan telepon, atau saat James Watt menemukan lampu lho ya...--kadang ada yang baper mempermasalahkan kata yang sebenarnya tak penting, bukan itu esensinya).
     "Kalau yang satu ini 100% saya yakin Yoni", kata salah satu mahasiswi yang turut diblusukan ini.
     Tak ada informasi mengenai keberadaan Yoni di area ini, apakah awalnya adalah satu bagian dengan Candi Ngempon dan berpindah karena pernah akan di curi. Atau memang insitu, sebagai pendukung keberadaan Candi Ngempon....
Yoni Ngempon
     Mungkin belum teregristrasi pihak terkait, semoga pihak BCB / Juru Kunci Candi Ngempon atau Pamong Budaya ada yang membaca blog saya yang sederhana ini kemudian mengamankan. 
     Jejak masih terlihat bagian Cerat Yoni, 
Cerat Yoni Ngempon
    Lubang Yoni dimana seharusnya lingga berada sudah berisikan tanah.
Lubang Lingga Yoni Ngempon
    Sampai ketemu lagi di blusukan happy selanjutnya, "sedulur kui opo anane!"
Dari kanan : Mas Artdie, Pak Nanang, 3 Masiswa Arkeologi UGM (saya lupa anamanya), Bu Nanang,
Saya dan Mas Eka Budi

     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi 














     #hobikublusukan


Selasa, 18 September 2018

Yoni Ngablak : Tak Sengaja Blusukan saat Study Banding Ke Perpusdes Muda Bhakti

“Sebenarnya saya sudah tak lagi mood untuk nulis cerita ini” …. 

Yoni Ngablak Srumbung Magelang

       Selasa, 18 September 2018. Sampai Hari H, saya masih ragu apakah saya benar-benar jadi diajak berkunjung ke Perpustakaan Desa Juara II Nasional Lomba Perpustakaan Desa Tahun 2018, dalam rangka belajar, menimba pengalaman : Perpusdes Muda Bhakti Desa Ngablak Kec. Srumbung Kabupaten Magelang.
      Sesudah apel, barulah rekan memastikan saya ikut, dirombongan akhir. Sempat membuat status, di IG yang otomatis terkoneksi dengan FB. Dengan kalimat bernada minta rekomendasi situs di area Desa Ngablak Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang. Saya iseng saja. 
     Sambil mencoba search di google kemungkinan keberadaan situs di desa ini, ternyata nihil, sementara di FB ada rekan yang respon namun ya hanya respon tak berarti. 
      Tanggapan dari 3 rekan berbeda (2 rombongan) bernada lain di pesan japri WA, menjawab pertanyaan saya dengan kata “Saya juga sedang blusukan”, mungkin mereka tertawa ngekek, ketika di status saya tadi tak mendapatkan respon positif… = tapi Pamer. Walhasil saya hanya bisa pasrah saja. Tentunya dengan memohon saya minta diantar di lain waktu. Hehehhe…. 
      Sempat mampir di Perpusda Kabupaten Magelang, sebenarnya ada dua rekan yang ingin saya ‘repoti’ pinjam laptopnya untuk cari data keberadaan situs di area yang saya tuju. Eh sayangnya kedua rekan ini malah pergi…. (mungkin sengaja – akan ditagih guide blusukan…hahahah). Ya sudah….. 
Perpustakaan Desa Muda Bhakti Desa Ngablak Srumbung Magelang
      Lebih dulu saya ceritakan, mengenai Perpustakaan Desa Muda Bhakti Desa Ngablak Kec. Srumbung Kabupaten Magelang ini. Yang menjadi tempat belajar mengenai pengelolaan perpusdes. Saya menyimpulkan, Perpusdes Muda Bhakti lebih dari layak menjadi Juara 1 Provinsi Jateng dalam Lomba Perpusdes Tk. Jateng Tahun 2018 dan Juara 2 Tk. Nasional. Saat saya mendokumentasikan beberapa fasilitas, sarpras dan koleksi serta foto kegiatan, mata saya tertuju pada area tepat di depan tangga menuju lantai 2. 
     “Pojok Museum”, langsung terngiang bisikan-bisikan entah dari mana… “Pastinya didaerah ini banyak sekali peninggalan purbakala yang bisa melengkapi pojok museum ini”, benak saya berbisik. 
     Fasilitas lain yang bikin saya kagum adalah bagaimana perpusdes ini mencari sumber pendanaan yang mandiri, contohnya membuat kedai kopi. “Sayang sekali kopi biji salaknya belum matang, jadi kami tak sempat merasakan bagaimana rasanya” 
    Saat saya berniat menuju kedai untuk nge-Teh bareng bersama rombongan dan tuan rumah, saya merasa ada yang menarik saya untuk menoleh! xxxxxxx. Hanya 2 detik saya terpana, kemudian tanpa berpikir macam-macam saya langsung menuju Yoni…. “Apa disana tak ada bunga seperti itu”, Tanya pak kades dari kejauhan. (cerita ngrasani ini saya dapat cerita dari rekan saat perjalanan pulang, tepat ketika saya setengah berlari menuju Yoni, terlihat dari posisi di kedai memang yang saya foto hanya bunga pacar banyu yang warna warni… hahahahah) 
Yoni Ngablak Srumbung Magelang
      Xxxxxxx* (keterangan ada dibawah)
       Kondisi Yoni memang sangat indah dari kejauhan, karena seperti dikelilingi bunga warna-warni, namun saat didekati, ternyata yang kelihatan itu adalah bagian belakang. Sementara bagian Depan telah rompal, termasuk bagian Cerat Yoni yang ikut musnah. Sementara dibagian lubang dimana Lingga berada sudah ditanami bunga warna ungu…. Seperti kelamnya Yoni…. (intermezzo), dimana kadang ungu diasosiasikan warna kesedihan dalam kesendirian. 
      Menurut Bapak yang punya rumah, Yoni ini adalah pindahan dari sungai yang tak jauh dari lokasi yang sekarang. “Saya selamatkan, saya bawa pulang daripada hanyut, kemudian rusak”, cerita bapak tadi. Pun demikian dengan 2 lumpang yang berada didekatnya. 
      Lubang di penampang atas Yoni, tempat seharusnya Lingga berada. berubah menjadi pot bunga.

Yoni Ngblak Srumbung
    Bagian Cerat yang hilang, 


       Cerat adalah bagian Yoni yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air suci saat ritual upacara. 
     2 Lumpang, tak kan saya kupas lebih detail, sahabat baca naskah lain di blog saya saja ya... bukan berarti saya yang di remehkan karena blusukan lumpang trus mutung, tapi memang perlu untuk buat kalimat ini... hehehe. "Lumpang tetap lumpang, punya arti!!

Watu Lumpang Ngablak Srumbung Magelang
       Yang sangat unik, (seperti) gapura terbuat dari pohon yang hidup dan membentuk pintu gerbang. Ini proses yang sangat lama dan sangat sangat keren sekali! 


Salam pecinta situs dan watu candi 

Bersama Pemilik rumah, founder perpus dan pustakaan Kab Magelang
     Terimakasih kepada semua pihak yang berperan mewujudkan blusukan sekaligus kerja ini. Termasuk pihak yang pura-pura baik tapi sebenarnya sebaliknya. Hahahahaha. (intermezzo)

*-----
       Mohon dimaklumi saya buat minim keterangan lokasi karena agak sedikit 'terancam'. Setelah bercerita takutnya yang membaca itu salah satunya mafia Kolekdol, hobinya jual benda cagar budaya, memang banyak oknum ba#$%&t itu dan anehnya tak tersentuh hukum, malah semakin banyak mendapatkan curian BCB itu. 
    Dan kenapa kalimat awal saya seperti itu, saya dianggap jadi salah satu kambing hitam penyebab hilangnya beberapa situs...hehehehe. karena ternyata kata-nya orang yang membaca kisah blusukan saya ini ada penyusup.... 
    Tapi bagi saya, biarlah... karena mungkin memang beda ideologi persitusan saja...--- case close!----

Sampai ketemu blusukan berikutnya.... "Ketahui, Lestarikan"

nb :
setelah kesini lagi , bisa membuat Vlog nya :

#hobikublusukan

Senin, 03 September 2018

Dua Watu Lumpang Desa Harjosari Bawen : Dikepung Pabrik, Yuukkk Diselamatkan.....

Watu Lumpang Desa Harjosari Bawen
           Senin 3 September 2018. Akhirnya mendapatkan titik terang juga. setelah hampir 4 tahun lalu saya menelusuri jejak keberadaan Watu Lumpang ini. Saat itu informasi yang saya dapat mengenai keberadaan Watu Lumpang berada di belakang Pabrik 'coke warna merah. Saat itu dengan semangat '45 bersama Mas Eka WP langsung coba kami telusuri, namun ternyata tahun 2014 itu belum kami temukan saat penelusuran mencari jejak tersebut. 
    Sampai kemudian ada rekan posting hasil penelusuranya (Bu Noorhayati), seketika saya langsung mencoba meminta petunjuk. Setelah beberapakali tertunda akhirnya Senin ini jadilah. Janjian jam 3 kurang 15 menit di lapangan Desa Harjosari Bawen Ambarawa, eh Surprise.... ternyata ada juga Pak Nanang Klisdiarto dan mas Widjatmiko.... W.O.W. 
     Ngobrol sebentar bahas project, kemudian mereka bertiga sepakat dan berkenan kompak  mengantar saya ke Watu Lumpang tersebut. Tentunya kebahagiaan tak terkira, bagaimana tidak melihat mereka, terutama Bu Noorhayati yang sering jadi sasaran bully, Pak Nanang tentunya saya juga---..... kalau mas Miko siapa yang berani bully? wkwkwk. Masih militan bersemangat untuk menelusuri jejak, Walaupun (ini kata orang yang meremehkan lumpang) hanya lumpang. Tapi Lumpang tetaplah Lumpang, sederhana namun punya jejak sejarah yang indah.... yang menyimpan bukti peradaban.
Watu Lumpang Desa Harjosari Bawen

   Dari lapangan Desa Harjosari, kami kemudian jalan kaki menyusuri pematang sawah, beberapakali berpapasan dan ketemu petani yang sedang memanen padi, sambil menatap aneh mereka bertanya, "Mau kemana?", Saat kami jawab, "Ingin menelusuri Lumpang", seketika ekspresi mereka nampak bingung, antara kaget, aneh, dan penuh tanda tanya, tapi saya yakin ada sedikit juga rasa respek... 'Berarti masih ada yang masih ingin melestarikan tinggalan leluhur.' Saya optimis mereka mbatin begitu...wkwkwkkw.
         Sekitar 10 menit kami jalan kaki dibawah terik matahari, namun semilir angin mampu meredamnya. Sampailah kami.
Watu Lumpang Desa Harjosari Bawen
    Kondisi Watu Lumpang, ditengah ladang warga.

Watu Lumpang Desa Harjosari Bawen
        Beberapa sisi watu lumpang sudah tak utuh lagi, gompal. Sepertinya Watu Lumpang ini pun sudah tak digunakan lagi. Watu Lumpang penampakan dari sisi belakang, 
Watu Lumpang Desa Harjosari Bawen
      Beberapa saat diskusi, menimba ilmu dari Mas Wijatmiko, tentang beberapa hal yang berkaitan dengan Watu Lumpang.
Watu Lumpang Desa Harjosari Bawen
         Kejutan lain, saya diarahkan untuk jalan kaki kearah belakang, sekitar 20m... "Loh Kok Ada Watu Lumpang lagi...", ternyata ada 2 lumpang yang berdekatan!
       Kondisi Watu Lumpang yang kedua memang sedikit berbeda. Dibanding yang pertama, Watu Lumpang yang kedua kondisinya agak sedikit mengkhawatirkan. Sudah tak bulat lagi.
     Dapat informasi mengejutkan, (=baca membuat kawatir), bahwa lahan ini sudah dibeli sebuah perusahaan, dan tak lama lagi akan didirikan Pabrik, terus terang saya galau, apakah bisa 2 Watu Lumpang ini direlokasi ke tempat aman, misalnya Kantor Desa/ bisakah.... bagaimana ya warga masyarakat? Jangan dijual ya...atau bahkan digepuk!...saya dan teman2 berkenan urun tenaga ikut relokasi ke lokasi aman.....

      ---  ya walaupun ini Lumpang tapi Ini Lumpang Peradaban.....

     Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Mas Miko, Bu Noorhayati, Saya dan Pak Nanang K
     Nb: Saya ucapkan terimakasih kepada Bu Noorhayati, Pak Nanang dan Mas Miko yang masih saja Militan Penelusuran Jejak ini, Sampai ketemu lagi....
Watu Lumpang Desa Harjosari Bawen
#hobikublusukan