Jumat, 17 Agustus 2018. Beberapa kali di setelah ikut upacara memperingati HUT RI, saya penelusuran situs juga. Entah kenapa, saya merasakan sudah lengkap alias lebih afdol jika blusukan juga. Mungkin mencoba merasakan bagaimana melakukan 'perjuangan' menelusuri situs seperti para pejuang bergelirya, walaupun tak bernilai apa-apa karena tentu saja tak akan dapat disandingkan dengan perjuangan para pahlawan saat merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah.
Tapi niat saya ingin juga berperan walau sedikit dan, sepele saja.... ingin pula memperjuangkan kelestarian hasil budaya sejarah bangsa, dengan berbagi cerita seperti ini. Maaf jika terlalu muluk.... Kegagalan beberapa kali rencana blusukan sebelumnya membuat saya meneguhkan hati untuk 'harus' blusukan. Walaupun tentu butuh guide spesial, karena pemandu ini pastinya harus rela berkorban waktu maupun tenaga.
Dua kandidat telah saya hubungi, sebenarnya 2 kandidat ini ‘ok’ semua. Namun kandidat 1 ternyata ditugaskan sebagai peserta upacara detik-detik proklamasi. Menjadi dilema, karena hari ini Jumat, waktu semakin mepet.
Sebagai alternatif, saya hubungi kandidat yang kedua. "Siap, tapi setengah 1 kudu selesai. Soalnya ada panggilan,dari bos!" tangkas kandidat ini cepat membalas pesan WA saya. Selain menyanggupi, beliau ikhlas menunjukkan arah bahkan menawari 4 destinasi situs benda cagar budaya yang akan kami telusuri. Tanpa pikir panjang segera saya menyusun strategi, biar rame saya dikabari Mas Eka Wp. Kembaran dari si kandidat, kembar nama maksudku, bukan kembar yang lain.... hehehe. Biar aman dari istri, anak saya ajak pula, hehehhe... kebetulan juga pulang dari upacara di sekolahnya.
Tentu saja saya telah menyisipkan baju ganti di tasnya..... Janjian jam 9, singkat cerita sesaat sebelum berangkat, Mas Eka Budi ternyata punya jaringan baru, mahasiswa KKN Unnes ingin turut serta merasakan blusukan bersama kami, konon salah satu programnya 'nguri - nguri’ situs di sekitar 'Kelurahan Gedanganak'. W.O.W.... sangat jarang yang care seperti ini. Seperti yang kita ketahui, di Gedanganak ada beberapa situs salah satunya tinggalan berupa lumpang, kemudian petirtaan Gedanganak (yang sampai saat ini belum berhasil kami telusuri jejaknya, karena konon sudah didirikan rumah diatasnya.
Setelah terlebih dulu kami ngampiri di posko KKN, di Kelurahan Gedanganak. Kami kemudian meluncur menuju tujuan : yaitu Jatipelen Wonorejo Pringapus. Lewat jalur di area perkebunan karet, Sebelum Yoni - Arca Nandi Situs Wonorejo kami ambil kanan. Saat kami datang, jalan sedang dicor, sehingga kami mencoba mencari jalan alternatif lain. Yang membuat kami kesasar namun mendapatkan berkah.
Situs Jatipelen ini pernah saya singgung di penelusuran sebelumnya, masih di area pringapus pula : Lumpang Dusun Sambeng Wonorejo Pringapus.
Walaupun salah satu dari kami harus kena musibah dulu : ban Bocor... Tapi tetap semangat.
Setelah, parkir di halaman warga, dan sebelumnya ijin nitip sebentar motor kami, kemudian berjalan kaki menyusuri pematang sawah. Jadilah,
Watu lumpang di pinggir pematang sawah, dengan Posisi sudah miring. Terlihat jelas watu lumpang ini sudah ditinggalkan.
Ditinggalkan dalam arti sesungguhnya, tak ada lagi yang menghargasinya pun sebagai media ritual ataupun beda suci yang menjadi sarana utama upacara.
Tapi masih untung tak dikenapa -napa, biasanya diremuk, dibuat pondasi atau bahkan dijual. Yang akan membuat putus lah sejarah area ini.
Close Up penampang atas Watu Lumpang dengan Lubang ditengahnya,
Keadaan yang cukup panas membuat Watu Lumpang ini seperti membara saja, tak ada tanaman yang menghijau disekitarnya, bahkan rumput keras pun ikut mengering. Jika sedikit lebay : "Se-kering atensi warga terhadap Watu Lumpang ini", kurang lebih demikian.
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Situs Watu Lumpang Jatipelen Desa Wonorejo Pringapus : #1 |
Situs Watu Lumpang Jatipelen Desa Wonorejo Pringapus : #1 |
#Hobikublusukan
nb ;
Mohon maaf kamera seadanya sehingga gambar kurang memuaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar