Laman

Senin, 29 Januari 2018

Situs Watu Lumpang Klero

Situs Watu Lumpang Klero
Selasa, 30 Januari 2018. Cerita saya kali ini memang sebenarnya sudah sejak lama saya inginkan. (ijinkan dulu saya sedikit panjang lebar), Saya kerja di perpustakaan daerah dimana dikerjaan memberikan peluang saya untuk berkeliling ke desa-desa di wilayah Kabupaten Semarang. Dulu sebenarnya intens sekali ke desa saat saya masih dibagian pengembangan perpustakaan desa. Sayangnya saat itu passion saya, menyayangi situs watu candi belum muncul dan melekat di hati – pikiran seperti saat ini. Namun sejak pindah bagian layanan dan lebih banyak duduk dibelakang meja, keinginan ke desa sambil mencari sisik melik keberadaan situs hanya bisa saya simpan dalam hati dan angan.
Angin berubah semilir ketika perpustakaan dimana tempat saya bekerja mendapatkan bantuan armada baru. Saya ditawari untuk jadi driver, tanpa pikir panjang saya terima. Seribu rencana seperti sudah siap meledak. Salah satu hasilnya ya cerita kali ini.
Informasi situs, sebenarnya baru saja saya dapatkan saat blusukan bersama “The Partner of Kemisan” (Ritual Blusukan tiap hari Kamis…, nampaknya sekarang punya kesibukan, saya jadi gak enak, apa Kabar Lek Suryo?), beberapa minggu yang lalu. Bahkan sempat mampir dan mencari ke lokasi ini namun gagal. Selain hujan, saat itu ada mood kami yang rusak karena attitude kenalan di medsos yang mengecewakan : ngerjani. Walhasil saat itu saya dan Lek Suryo gagal. Tulisan ini sekaligus saya minta maaf, karena mendahului menelusuri. (swear... jika kemisan berlanjut tak terke/ jika minta arah ku tunjukkan dengan denah detail namun maaf janji itu hanya khusus untuk Lek Suryo… maaf).
Melihat jadwal perpustakaan keliling yang tercantum desa KLERO, langsung saya tetapkan destinasi. Saat itu saya jadi inget kawan yang kerjanya ‘toh nyowo’, tapi hasile mesakne, saya coba ajak biar hidupnya sedikit berwarna, Selain melihat bagaimana anak-anak kecil senang melihat buku tentu saja plus blusukan, oknum yang saya maksud Mas Eka WP rekan sejawat.
Singkat cerita, setelah tugas selesai, kami lanjut blusukan di lokasi yang masih satu area, tak ada 5 menit sampailah kami. Ngopi sebentar (Saya menang taruhan Ngopi gratis) di warung dekat lokasi kami parkir, Setelah bertanya kepada ibu penjual kopi,  mengeksplor-lah kami dengan beberapa petunjuk.  “Oh watu Lumpang itu dibawah pohon, dulu tak kelihatan tapi tak tahu kapan watu lumpang itu ada. Saya kurang tahu ceritanya. Tunggu saja sebentar lagi juru kunci makam akan datang mas”, jelas Beliau.
Sambil menunggu juru kunci kami kemudian mencari sendiri dimana keberadaan watu lumpang tersebut, dengan bantuan petunjuk beliau. Jika tak cukup cermat, memang terlewat karena tepat berada dibawah batang pohon Kamboja yang miring. (Lek Suryo : “Waktu kui mesti karena hampir setengah 3 ya? Jadi ga fokus? Hehehe. Padahal ini area pencarianmu, pasti terlewati.”)
Situs Watu Lumpang Klero
Kondisi Watu Lumpang, cukup ‘mengenaskan’. Bagaimana tidak? Berada cukup dekat dengan situs yang terkenal, eh ini terkesan dipinggirkan. (Semoga ini prasangka saya saja).
Situs Watu Lumpang Klero
Lumut dibiarkan menggrogotinya,
Situs Watu Lumpang Klero
Lumpang sudah tak utuh lagi, rompal dimana-mana.
Situs Watu Lumpang Klero
Walaupun sederha, bukankah ini adalah juga bukti sejarah? Ach… saya hanya mampu menyesalinya saja. Karena ya saya hanya bisa nulis cerita seperti ini, tak punya kemampuan lebih yang lain. Semoga cerita jelek ini bisa menjadi salah satu yang bisa menyadarkan warga pentingnya merawat hasil olah karya para leluhur.
Watu Lumpang sendiri, diduga mempunyai fungsi beragam, sesuai bentuk hiasan, besarnya serta lokasi. Ada yang digunakan untuk slametan saat upacara penetapan tanah perdikan, ada yang untuk numbuk sesajen, ada pula untuk numbuk biji-bijian bahan makanan. Bahkan ada lagi yang percaya air di watu lumpang berkhasiat. Di suatu lokasi, dimana juga ada watu lumpang, airnya dipercaya sebagai obat awet muda, kemudian di tempat lain berkhasiat sebagai obat sakit gigi. Karena terlalu percaya, kemudian kecewa karena ternyata sakit gigi tak sembuh malah tambah sakit, watu lumpang tersebut di pecah jadi berkeping-keping. Sayang sekali.
Sepengginang waktu, juru kunci tak datang jua, padahal saya ingin sekali menanyakan tentang ikhwal Watu Lumpang dan Makam yang nampaknya dikeramatkan yang menggunakan struktur batu candi untuk nisan.
Makam Klero
Ada pola di batu candi yang dijadikan nisan,
Awan mulai gelap, apa boleh buat bukan takut basah karena hujan, tapi karena kami harus balik kerjaan, sehingga kami tetap berharap dilain waktu bisa ketemu juru kunci tempat ini. Sapai ketemu di penelusuran yang lain…..
Video Amatir : (sabar ya, nunggu proses edit dan upload di channel you tube)
Eka WP di Lumpang Klero
Bersama Rekan dengan satu visi : kerjo terus kapan dolane, kerjo terus duite ngepres dadi stress, mending blusukan.
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi

ssdrmk di Situs Watu Lumpang Klero
#hobikublusukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar