Laman

Kamis, 12 Oktober 2017

Watu lumpang dan Pipisan Silowah Pagersari

Watu lumpang dan Pipisan Silowah Pagersari
            Kamis,12 Oktober 2017, lanjutan penelusuran di Pagersari Bergas. Dimana sebelumnya kami  mengunjungi 3 situs makam keramat Pagersari Bergas.
    Keluar dari makam Sigundil, awalnya rencana kami akan langsung pulang karena salah satu dari kami kena duration time. Tapi tawaran menggiurkan sang guide nampaknya tak mampu dia tolak, "Watu Lumpang e cedak banget lho" seru sang guide. Kami mengekor saja, karena dipikiran kami pasti keberadaan waktu lumpang ini berkaitan dengan semua tinggalan yang tersebar di area Pagersari dan sekitarnya.
        Benar saja tak ada semenit setelah  keluar ambil jalan ke kanan dari Makam Sigundil sampailah kami, petunjuknya disebelah kanan ada bengkel pembuatan paving-batako, kemudian di seberangnya ada gang yang jalannya menurun cukup curam. Dibelakang rumah di pinggir jalan inilah tujuan kami ternyata berada. Kebetulan di depan rumah, beliau jualan es Dawet.
Watu lumpang dan Pipisan Silowah Pagersari
         Jadilah sambil beli es kami bertanya ikhwal sejarah peninggalan purbakala ini ke empunya rumah. Mohon maaf saya terlupa, padahal saat ngobrol saya sudah bertanya nama beliau, namun nama anaknya masih ada dalam ingatan saya : Mas Ferry. (Semoga membaca dan berkenan mengingatkan ingatan saya, siapa nama ibunya)
Pipisan Pagersari
     Setelah mohon ijin saya segera berlari kebelakang rumah menyusul rekan lain yang sudah terlebih dahulu berfoto.
"Watu lumpang ditemukan di pojokan lahan yang waktu itu diratakan saat ingin membuat rumah, sementara pipisan ditemukan saat akan membuat pondasi", urai beliau.
      Kondisi Waktu lumpang masih bagus, sayangnya di lokasi yang kurang enak ; selokan.
Pipisan Pagersari
     Sementara batu pipisan berfungsi mirip dengan watu lumpang sama-sama untuk menumbuk... hanya peruntukan hasil tumbukan yang berbeda.
      Saat kami ngobrol dengan, pemilik rumah datang beberapa warga yang antusias dan penasaran dengan aktivitas kami. Sesaat setelah kami jelaskan malah surprise bagi kami... beberapa informasi berharga kami dapatkan. 
Pipisan Pagersari
     Malah warga yang rumahnya tepat dibelakang rumah ini, "Di dapur saya ada watu lesung, ayo ikuti, saya perlihatkan" ujar beliau. (Di video amatir kami ada).
     Di video tersebut juga ada proses nyari kembali oleh ibu Temu, alu atau alat tumbuk yang dulu juga ditemukan bersamaan dengan Batu Pipisan. Dan ternyata ketemu... lihat di video yah....
     Dari bentuknya dugaan kami, batu ini adalah batu struktur sebuah bangunan, kunci-an. Entah hanya ini yang tersisa atau masih aman terpendam didalam, tanah kami tak tahu. 
     Namun bapak beliau, yang menemukan juga ketika membuat pondasi rumah.

    Watu Lesung (struktur kuncian bangunan masa lalu :




     Keberadaan jejak purbakala seperti ini sayangnya warga masyarakat cenderung abai, masa bodoh. Apalagi anak muda.... lebih parah lagi menganggap watu ya hanya watu. 
     Padahal watu yang spesial ini adalah bagian cerita dari masa lalu yang pernah eksis di area ini. Daerah yang bertebaran tinggalan purbakala namun dilupakan.
     Mari kita lestarikan, kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi?
     Saya pernah baca kutipan dari seseorang, saya terlupa nama tokoh tersebut, tapi kurang lebih demikian isinya : menghancurkan suatu bangsa cukup hapus ingatan sejarahnya, kaburkan cerita sejarah dan hancurkan peninggalanya....  mau? 
      Ataukah hanya jadi tukang maido saja kelak ketika watu watu ini musnah? Hanya menyalahkan orang lain tanpa berbuat? 
      Semoga kita semua dijauhkan dari hal seperti itu.

Video amatir (SUBSCRIBE YA) :

Salam pecinta situs dan waktu candi
Watu lumpang dan Pipisan Silowah Pagersari
#raperlutenar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar