Situs yang dikenal warga "Masjid Wurung" di Dusun Ngasem Kauman Bandungan |
Selasa 15 november 2016, sudah agak lama tak blusukan guman saya pagi itu... Ketika buka WA grup ternyata ada rekan yang nawari guide blusukan, "Libur, agak meriang", kata Wahid.... "Loh meriang kok nawari blusukan?", tanya saya ---
Kemudian saya berpikir keras nyari siapa yang mau untuk 'diakali' mboncengke.. hehehe..Maturnuwun Mbah Eka WP.,
Berangkat dari Perpus Ungaran, kami menuju Project terlebih dahulu untuk sekedar minta teh anget bu ketua...wkwkwk.. sayangnya saat kami kesini eh TSK pulang. Ga Beruntung.... Tapi penelusuran baru dimulai, sambil agak sedikit rikuh, kami kabari wahid... barangkali sudah "mendingan" meriangnya.
Kami tunggu di dekat garasi Bis Citra Dewi sambil Nge Teh Anget.
Eh Beruntung sekali bagi saya... ngidam semur jengkol di warung yang kami singgahi ada.... langsung Tancep kayon .... Seporsi Semur Jengkol Kami tandaskan.
Semur Jengkol Ngasem Bandungan |
"Swalayan nampaknya".. haghaghag... "Padahal tadi pagi sarapan pete", cerita dia.
Beberapa waktu setelah itu, datanglah wahid yang meriang... tapi blusukan tetap riang.
Segera, Kami bergegas, yang penunjuk arah meriang tapi blusukan riang... lek Wahid.
Kami melewati gang sebelum pasar ambil ke kiri. Masuk terus kemudian ambil kanan... Melewati tugu dan balai dusun.
Kami melewati gang sebelum pasar ambil ke kiri. Masuk terus kemudian ambil kanan... Melewati tugu dan balai dusun.
Kami yakin, masih banyak sebaran watu candi, yang adalah struktur sebuah bangunan suci (===saat ini orang mengenal dengan candi), masa lalu.
Entah bangunan peribadatan, perabuan, maupun mengenang/'memuja'/monumen atau mendoakan raja yang telah tiada.
Di dekat pembagian air warga ini bertumbuk beberapa watu candi yang berpola, presisi dan beberapa ada kuncian antar batu.
Dimana kuncian ini pada akhirnya tersusun menjadi bangunan. (tanpa perekat- antar batuan).
Awalnya kami bertiga.... Beberapa warga kami gali informasi namun hanya tahu batu ini disini. Kemudian kami mencoba reat sejenak sambil ngeTeh dan Ngopi di warung dekat balai dusun.
Tak berapa lama Mba Derryy Aditya datang.
Tepat kedatangannya, Mbah eka sedang bertanya.... (beruntung sekali si informan tahu banyak).... (Gambar xx).
Nambah personel penelusuran, menambah semangat kami untuk kembali menyibak tinggalan leluhur yang tersebar di area ini.
Apalagi, bincang Mbah eka dengan warga memperoleh informasi : Ada upak di depan rumah warga dan ada watu candi di rimbunan pohon bambu tak jauh dari tumpukan watu candi diatas.
Segera kami konsolidasi dan segera menelusuri.
Hasilnya :
Dari cerita warga, umpak ii sempat dipindahkan ke lokasi 'tak lain.... namun entah kenapa batu itu 'tak mau dipindah'. Setelah kulonuwun dengan pemilik rumah -kebetulan ibu-- dan kami dipersilahkan....
Umpak di depan rumah... di taman deket kolam:
Dari umpak Ngasem Bandungan ini, kami berlanjut informasi selanjutnya... Watu candi di rimbunan pohon bambu. 4 kali kami mencoba bertanya kepada warga... tak ada jawaban pasti. Yang ada ya memang di tumpuk di dekat pembagian air, juga banyak yang terpendam. Serta ada beberapa yang sudah dipakai untuk pondasi rumah (berada tak jauh dari tinggalan bertumpuk watu candi ini)...
Knon katanya, karena sebab itulah.. rumah tersebut tak ada yang berani menempatinya....
----
Blusukan Semur Jengkol bersama Mbah Eka WP. Lek Wahid, Dan Mba Derry.
Entah bangunan peribadatan, perabuan, maupun mengenang/'memuja'/monumen atau mendoakan raja yang telah tiada.
Di dekat pembagian air warga ini bertumbuk beberapa watu candi yang berpola, presisi dan beberapa ada kuncian antar batu.
Dimana kuncian ini pada akhirnya tersusun menjadi bangunan. (tanpa perekat- antar batuan).
Awalnya kami bertiga.... Beberapa warga kami gali informasi namun hanya tahu batu ini disini. Kemudian kami mencoba reat sejenak sambil ngeTeh dan Ngopi di warung dekat balai dusun.
gambar xx : Mba derry nampak kejauhan, Mbah eka |
Tepat kedatangannya, Mbah eka sedang bertanya.... (beruntung sekali si informan tahu banyak).... (Gambar xx).
Nambah personel penelusuran, menambah semangat kami untuk kembali menyibak tinggalan leluhur yang tersebar di area ini.
Apalagi, bincang Mbah eka dengan warga memperoleh informasi : Ada upak di depan rumah warga dan ada watu candi di rimbunan pohon bambu tak jauh dari tumpukan watu candi diatas.
Umpak Ngasem Bandungan |
Hasilnya :
Dari cerita warga, umpak ii sempat dipindahkan ke lokasi 'tak lain.... namun entah kenapa batu itu 'tak mau dipindah'. Setelah kulonuwun dengan pemilik rumah -kebetulan ibu-- dan kami dipersilahkan....
Umpak di depan rumah... di taman deket kolam:
Dari umpak Ngasem Bandungan ini, kami berlanjut informasi selanjutnya... Watu candi di rimbunan pohon bambu. 4 kali kami mencoba bertanya kepada warga... tak ada jawaban pasti. Yang ada ya memang di tumpuk di dekat pembagian air, juga banyak yang terpendam. Serta ada beberapa yang sudah dipakai untuk pondasi rumah (berada tak jauh dari tinggalan bertumpuk watu candi ini)...
Knon katanya, karena sebab itulah.. rumah tersebut tak ada yang berani menempatinya....
----
Blusukan Semur Jengkol bersama Mbah Eka WP. Lek Wahid, Dan Mba Derry.
Blusukan Maboek Jengkol : ekspresi tertekan jengkol jaket cokelat |
Salam Pecinta Situs dan Watu candi
Ketahui dan Mari Lestarikan
Blusukan berlanjut ke Sekenteng... Masih di Bandungan.
nb :
mohon maaf gambar kualitas Hp....
Blusukan berlanjut ke Sekenteng... Masih di Bandungan.
nb :
mohon maaf gambar kualitas Hp....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar