Situs Megalitikum |
Situs Batu Bale |
Potensi Wisata yang terlupakan.... Digarap sedikit saja, para wisatawan pasti berdatangan...
30 Juli 2014,
Mudik masih saja cari situs?..." celetuk seorang kawan. hahahha.....I can't stopped!
Mudik ke Mranggen, lebaran kali ini nambah semangat, kala dapat info ada situs di Batursari Mranggen. dan kebetulan kakak ipar aslinya daerah situ.. tepatnya hari ketiga, mulailah :
Kali ini bersama Anak, Istri, Keponakan dan Ipar. (tertular virus situs....hahaha).
Jalur : Sebelum Pasar Mranggen, bila dari Semarang masuk gang sebelah kanan. Ikuti saja jalan gang itu sampai ketemu batuan besar berdampingan.
oia... blusukan ku jadwalkan dari Watu Nganten, Watu Lumbung dan diakhiri dengan Batu Bale.
Watu Nganten
watu nganten |
Masyarakat menamakan : "Watu Nganten"..., Batuan yang dikeramatkan oleh masyarakat, konon bila masih lajang datang kesini akan dekat jodohnya.... Buktikan saja....
Berada di Watu Nganten, sangat sejuk, sehingga tidak mengherankan bila sering dijadikan tempat nongkrong anak muda.
Bersama istri, anak dan Ipar |
Setelah Watu Nganten, Blusukan spesial Idul Fitri 1435H kulanjutkan ke Watu lumbung. Dari Watu Nganten terus saja ikuti jalan, bila hari biasa akan banyak dumptruck (ikuti saja), dan ternyata Watu Lumbung berada di atas bukit yang menjadi lokasi penambangan Batu Padas.
Di Lokasi Watu Lumbung |
Di salah satu bukit yang tersisa itulah dulu ada Watu Lumbung, Info yang terbatas tentang keberadaan Watu Lumbung, menjadikan ku tunda untuk mendaki. Karena lebaran aktivitas penambangan berhenti,, sehingga tak ada seorangpun yang bisa kutanya keberadaan Watu Lumbung kini dimana.
Foto bareng di Sekitar Lokasi Watu Lumbung
Bila dari Watu Lumbung, Menuju Situs Batu Bale kembali ke arah kita datang... jadi dari Pasar Mranggen Situs Batu Bale sebelum Watu Nganten.
Situs Batu Bale
Menuju Situs Batu Bale (masyarakat menyebut Watu Bale) untuk memudahkan ku coba ambil penanda, cari pertunjuk Perumahan ini, Situs Batu Bale ada didekat perumahan Bumi Argo Residence 2.
Ikuti Gang masuk perumahan ini. Penanda Selanjutnya :
Setelah Ketemu Perum Batursari regency ini, tengok Kekiri, Cari Penanda ketiga ini :
Masuk gang, sekitar 50m ketemulah papan nama Situs Batu Bale :
Situs Batu Bale Batursari Demak |
Situs Batu bale tepatnya berada di Jalan Pucang Argo Utara, Perumnas Pucang Gading, Kelurahan Batursari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Berada di Areal Persawahan warga situs ini cukup sejuk karena berada di bawah 2 pohon bringin yang lumayan besar.
Situs Batu Bale |
Situs Batu Bale terdiri dari Berbagai ukuran. yang utama ada 3 batuan berukuran besar termasuk 1 batuan besar yang berbentuk lebar dan rata. Selain banyak batuan yang berserakan disekelilingnya.
Situs Batu Bale di Persawahan |
Coba sedikit berimajinasi, batu diatas itu berbentuk apa?
sebuah keunikan penuh misteri...
---untuk fungsi dan kenapa diberi nama Situs batu bale, saya belum dapat informasi lebih lanjut, semoga suatu saat bisa kulengkapi.----
nb : informasi terbaru (update tgl 8/8/14) : Situs ini berasal dari Jaman Batu/ megalitikum. Dan Situs Batu Bale ini beruba Batuan Datar yang ujungnya terdapat 2 Menhir
menhir :
nb : informasi terbaru (update tgl 8/8/14) : Situs ini berasal dari Jaman Batu/ megalitikum. Dan Situs Batu Bale ini beruba Batuan Datar yang ujungnya terdapat 2 Menhir
menhir :
Menhir adalah batu tunggal, biasanya berukuran besar, yang ditatah seperlunya sehingga berbentuk tugu dan biasanya diletakkan berdiri tegak di atas tanah. Istilah menhir diambil dari bahasa Keltik, dari kata men (batu) dan hir (panjang).
Menhir biasanya didirikan secara tunggal atau berkelompok sejajar di atas tanah, namun pada beberapa tradisi juga ada yang diletakkan terlentang di tanah. Menhir, bersama-sama dengan dolmen dan sarkofagus, adalah megalit. Sebagai salah satu penciri utama budaya megalitik, pembuatan menhir telah dikenal sejak periode Neolitikum (mulai 6000 Sebelum Masehi). Beberapa menhir memiliki pahatan pada permukaannya sehingga membentuk figur tertentu atau menampilkan pola-pola hiasan. Menhir semacam ini dikenal sebagai menhir arca (statue menhir). Pada kebanyakan kebudayaan, tradisi pembuatan menhir telah berlalu, diganti dengan pembuatan bangunan; namun demikian di beberapa tempat, terutama di Nusantara, tradisi ini masih dilakukan hingga abad ke-20. Para arkeolog melihat bahwa menhir digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penarwah nenek moyang. (wikipedia)--------------
Bila diartikan secara harfiah, bale berarti rumah. Bila masyarakat menyebutnya watu bale, berarti batuan berbentuk rumah/ berfungsi sebagai rumah karena saking besarnya ( ini ku coba mengartikan sendiri... myembahan ohon maaf)
Mariyatul Qibtiyah |
Video Amatir :
Desember 2017
Desember 2017
Salam Penyuka Candi.....
ssdrmki di watu bale demak |
Perlu dikaji fungsi, dan sejarah situs ini. agar bisa menjadi pelajaran bagi anak cucu kita... (ssdrmk)
terimakasih bang sudah mengenalkan batu batu di daerah saya kebonbatur,
BalasHapusTapi di antara batu batu itu, Batu Bale itu bukan batu rumah, batu bale itu di sebut dalam istilah desa aku balek(KEMBALI) Jadi konon ceritanya dulu batu itu di buang di jurang yang ada di bawahnya tapi tanpa sebab yg jls batu itu kembali ke tempat asalnya,maka dari itu dinamakan batu BALE alias balek(kembali)
maturnuwun infonya mas.... salam kenal
BalasHapusbetul sekali mas Abdul .... saya orang mranggen .... dulu dikenal istilahnya adalah 'Watu Balen' ... batu yang kembali (balen ... bukan bale untuk tidur) Tetapi anyway maturnuwun situs purbakala di daerah saya (pucang gading) sempat diliput.
BalasHapusmantoel
BalasHapusFersi Mitos, adalah Petilasan Kanjeng Sunan kali jaga. Saat mencari Pohon untuk saka atau tiang Beliau istirahat disitu dan sempat mengalami kejadian saat shalat. Sebelah timur batu bale/balik yang saya kenal sejak kecil, agak bawah sedikit ada pohon yang cukup tua juga, tumbuh di atas batu. Oh ya pohon di batu bale yang dikenal sekitar bukan dingin atau beringin, namun pohon Pekacil.pohon tersebut aneh yang sejak dulu wujudnya tak berubah makin besar melainkan utuh.
BalasHapusEntah inilah budaya yang patut kita pelajari serta kita rawat akan kebaikan.
Ikut Rembuk dan sedikit informasi njih.
BalasHapusKonon Ceritanya: Batu yang lebar seperti Bale/tempat tidur, dulu pernah dibuat Sholat Sunan Bonang.
Agar tempat sujudnya tidak di injak2 orang maka di kasih batu.
Dalam perkembanganya.
Pada suatu hari ada seorang pengembala kerbau dan istirahat di situ, lalu iseng2 mendorong batu yang buat menutupi tempat sujud tersebut.
Akhirnya jatuh ke jurang bawahnya. (Dibawah juga ada Goa nya).
Tetapi pagi harinya batu itu SDH kembali ke asal nya.
Maka di namakan watu Bali (Batu Bali/kembali).
Itulah sekilas cerita yg berkembang.
Sulchan Al-Jawi