Laman

Senin, 25 Agustus 2014

Situs Stupa Tawang


Stupa Situs Tawang Susukan

     Tujuan terakhir dari Blusukan tanggal 15 Agustus 2014, di Situs Stupa Dsn. Tawang Desa Tawang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Setelah 3 Situs Yoni di Suruh : kauman, Karang Asem, dan Mplantungan.           Perjalanan kami lanjutkan ke Susukan, Sebenarnya antara susukan dan suruh adalah kecamatan yang bersebelahan, namun untuk menuju tujuan ku kali ini cukup lumayan jauh. 
    Total, 7 kali saya dan Mr. Pman bertanya kepada orang di pingggir jalan. Keluar dari suruh, Pasar suruh ambil kanan, ikuti jalan itu sampai ketemu petunjuk/ arah ke susukan. Lewati Kantor Kecamatan sampai dengan perumahan yang terbengkalai (dekat dengan hutan Jati, dengan jalan yang sudah di beton. Ambil kiri di jalan yang ada pos ojeknya. Ikuti jalan itu... Akan ada petunjuk arah menuju Desa Tawang.
Stupa Situs tawang : Pa Ian."
     Situs stupa Desa Tawang Susukan ini berada di lahan tegalan milik warga desa (kalo tidak salah manten lurah). Ada kejadian sangat menarik, tak ketemu nalar dan logika. Saat saya bertanya untuk yang ketujuh kalinya di dekat sebuah masjid, dan ternyata sudah dekat dengan tujuan saya. Ada seorang Bapak-Bapak yang tertarik/ penasaran dengan blusukan kami. Awalnya kami sempat berpikiran yang tidak-tidak, namun kemudian saya coba menjelaskan apa maksud Blusukan saya. 
(Setelah saya dapat data/ nama segera saya update)
      Diluar dugaan Bapak-bapak itu menemani bahkan menjelaskan dari A-Z keberadaan serta berbagai hal mengenai Stupa situs Tawang ini.
      Stupa merupakan lambang agama budha, bisanya merupakan bagian dari sebuah candi. Namun di Situs tawang ini tinggal stupanya saja. 
     Kondisi stupa lapuk di bagian puncak stupa,  berukuran tinggi 106 cm, dan berdiameter 106,87cm. Relief bunga teratai masih terlihat jelas. 
      "Saat ditemukan, hanya terlihat bagian atas candi ini. Masyarakat tidak menyangka seonggok batu itu ternyata adalah stupa. Ketika pemilik tanah ingin membuat pondasi, barulah batuan itu ternyata Stupa," jelas bapak Ian.... Bila melihat keberadaan stupa ini, tentunya besar kemungkinan ada bangunan lain. Yang struktur batunya bisa hilang atau bisa pula masih terpendam di dalam tanah. 
diskusi Stupa Tawang bersama Bapak 'Pa lan'
     Saat ku tanya profesi bapak itu ngaku nya petani... tapi yang bikin heran alias curiga, petani kok usul penyinaran pake gelombang pencari batu layaknya kapal menghitung kedalaman/ meneliti ada tidak bahan tambang. Trus  aktif di google+, facebook.... 
       "Bahkan belum lama ini, ditemukan pula banyak koin emas oleh pemilik tanah, namun entah sekarang ada dimana.", tambah bapak itu.
       Stupa pada dasarnya terdiri dari 3 bagian : andah, yanthra, dan cakra.
     Stupa Situs Tawang Susukan kabupaten Semarang dari dekat : 
Stupa Tawang dari dekat
tubuh stupa
Relief Teratai di Stupa Tawang
Stupa Tawang : Cakra/ Payung Stupa yang lapuk
Teratai di Stupa Tawang

      Hari mulai gelap, saatnya beranjak pulang.... Terbayang sebuah hasil perjalanan yang menyenangkan walau banyak ironi. Sampai ketemu lagi di banyak situs Kabupaten Semarang. 

Save this....
Not only a stone!!!


di Stupa Situs Tawang Susukan Kab. Semarang

salam penyuka situs....

Rabu, 20 Agustus 2014

Situs Yoni Karang Asem Suruh

Yoni Situs Karang Asem Suruh
    Jumat, 15 Agustus
       Masih Bersama Mr. Pman. Blusukan ke Situs Yoni Karang Asem Suruh kabupaten Semarang ini adalah perjalanan Lanjutan dari Situs kauman dan Situs Mplantungan.
     Berbekal data dari web Dinas pariwisata Kabupaten Semarang, Meluncurlah mencari masjid Baiturrahim..(sesuai data) Yoni berada di Masjid Baiturrahim, dusun Kemiri, Suruh kabupaten Semarang. 
        Ternyata, ada kekeliruan data tersebut.. sempat lama ku muter2 dan 3 kali bertanya. Tak ada yang tahu keberadaan yoni itu, untung saja... pada saat kubertanya di sebuah mushola di dusun Kemiri itu... ada 3 orang remaja dan salah satunya dia ingat ketika shalat di Masjid Baiturrahim Karang Asem pernah melihat yoni itu.
Akhirnya putar balik..
      Dari dusun Kemiri, Putar balik lagi menuju Pasar suruh, Kemudian ambil arah ke kiri, yaitu arah keluar ke tingkir lagi. Tak Jauh. Sebelah kiri ada gang sebelum jembatan. Posisi jembatan sebelum pom Bensin dan minimarket. Jika dari Tingkir, situs ini berada di kanan, dan tak jauh dari situs kauman. Tepatnya di Dusun Karang Asem, tepatnya di depan Masjid Baiturrahim yoni ini berada.
     Dari gang tersebut, masuk kira-kira 100m. kemudian ketemu dengan masjid Baiturrahim :
     Yoni ke empat, yang kutemui dan berada di lingkungan masjid/mushola...., Yoni ke tiga yang diatas nya ditutup, serta yoni ke dua yang berubah fungsi menjadi tempat untuk menunjukkan waktu shalat dengan penanda dari Matahari.

Yoni Karang Asem Suruh
    Yoni dengan kondisi sudah di cat hitam dan diatas yoni disemen dan serta  diubah fungsinya dengan ditambahi keramik berpenanda waktu shalat. 
     Seandainya pembauran, kenapa tidak membuat sendiri disebelah? jika ditutup, Yoni berubah bukan yoni lagi karena lingga entah berada dimana, bukan diposisi atas yoni, tepat di tengah. Biasanya yoni ada lubang untuk lingga

Yoni : Diubah fungsi

Yoni Karang Asem Suruh
      Yoni Karang Asem Suruh berukuran : Panjang :36 cm, Lebar :36 cm, Tinggi :43 cm. Yoni adalah peninggalan periodisasi Hindu (Pemujaan dewa Siwa....) simbol kesuburan. Yoni Karang Asem Suruh berbentuk Sederhana tanpa adanya Relief.
     Situs ini berada di dekat sekolah : Madrasah Islamiyah "Nurul huda", tempat pendidikan anak, namun ku sangsi.... apa anak-anak itu tahu apa sesungguhnya batu ini? mungkin mereka bilang ooo batu penanda shalat jaman dulu, itu peninggalan walisongo lagi.... seperti kejadian saat saya bertanya di situs Mplantungan.... miris....


Save This
not Only a stone!!!

Di Situs Karang Asem Suruh

Salam Pecinta Situs

Situs Yoni Mplantungan KradonLor Suruh

Yoni Mplantungan

     Setelah dapat informasi dari seorang warga setempat di kauman, tepatnya di situs Yoni Kauman ,tanpa kutunda, tancap gas langsung menuju lokasi. Berbekal petunjuk arah : Dari masjid besar Suruh, Keluar gang, arah kiri ikuti jalan tersebut. kira-kira 2km ketemu dengan jalan beton. Cari Balaidesa Kradonlor, dari Balaidesa Kradonlor itu, Situs Yoni Mlpatungan Kradon Lor terlihat. 
Situs Mplantungan : Di depan mushola

    Di Depan Mushola, yoni itu berada. Situs Yoni Mplantungan ini sudah masuh BP3, dengan terpasangnya papan peringatan. Ada cerita menarik saat di Situs ini (jika tidak boleh dibilang lucu).... Colek Mr. Pman, Blusukan lanjutan ini, masih bersama Mr. Pman. Jadi benar2 ada saksinya ketika mengalami kejadian lucu ini. 

      Saat sampai di sini, kebetulan ada beberapa pemuda yang sedang kerjabakti membuat sesuatu dari bambu. Agar tidak terkesan aneh dan mencurigakan, saya mendekat mencoba bertanya (sementara mr. Pman foto2 yoni). "Mas sejarah batu itu bagaimana ya, trus masyarakat sini menyebutnya apa", pemuda 1 bilang: "Wah saya ga tahu mas....." kemudian pemuda 2 sebelahnya bilang, " ooo itu batuan candi mas". yang lain pun merasa ragu untuk menjawab karena tidak tahu awal mula batu yoni itu. "Tanpa diduga dari kejauhan, datang pemuda lain (diluar yang kerjabakti), yang merasa 'tahu' dengan pedenya bilang, "OOOO itu peninggalan Walisongo mas..... jumlahnya ada 9"... (Dalam hati ku meringis selebar2 nya...hellooo yoni peninggalan walisongo????,  namun ku tetap mencoba berekspresi takjub dengan penjelasannya itu). Setelah kutatap lebih jelas,, Ooo dengan mata merah dan merancau (ternyata mabuk) kutanya lebih lanjut..."Lha dimana  mas ke8 batuan yang lainnya?",  ... Agak Bingung.... dia menjawah, "Wah itu  gak tahu mas...." hahahaha... miris.!! Yoni kok peninggalan walisongo, jumlahnya 9 lagi.....
    Kemudian, ada seorang Bapak-Bapak Mendekat, " Itu Batuan Candi mas.... kemarin malah ada WN Belgia berkunjung kesini, konon dulu batu ini sempat mo dipindah tapi kembali lagi". Saat berbincang dengan Bapak2 itu, remaja mabuk tadi diam-diam menjauh.... hahahahahaha.... ----- malu ya mas?
Yoni Mplantungan
       Yoni Situs Mplantungan ini berbentuk sederhana tanpa relief, juga tanpa diketahui lingga (yang) merupakan pasangan yoni ini berada. 
       Situs berlokasi di masjid/musholla banyak saya temukan, dan Mplantungan ini adalah yoni ke 3 yang saya temui di Masjid/Musholla. Hal ini meyakinkan saya (pribadi), bahwa proses penyebaran agama Islam di jawa.. salah satunya dengan proses 'pengaburan/ penghapusan agama lama. 
       (Sengaja membangun pusat agama baru dan menutupi ingatan masyarakat akan agama lama), sebagian malah bekas batuan dipakai untuk pondasi, ataupun penyangga tiang....sebagian lagi dibuang kesungai...beberapa saat yang lalu, seorang rekan memberi link yang menemukan batuan candi di sungai Kaligarang dan sungai tersebut berada di belakang dekat Situs Yoni Njambon Ungaran
(mohon maaf ini kesimpulan pribadi tanpa bermaksud SARA).....
Di sepetak kebun singkong, Yoni Mplantungan Berada:
Yoni



Yukk.. wisata sejarah...


     (blusukan bersama Mr.Pman, dari Komunitas Pecinta Candi)
    Kesulitan mencari petunjuk/ butuh guide.... jika waktu memungkinkan siap untuk menemani.....


Save This...
Not Only A Stone....
di situs Yoni Mplantungan
Salam Pecinta Candi....



Sabtu, 16 Agustus 2014

Situs Yoni Kauman Suruh Kabupaten Semarang

Yoni Kauman Suruh
Tragedi!!!!!!!!
(apa dan kenapa, dibaca dulu ya)

       15 Agustus 2014, Blusukan lagi dengan Mr. Pman. Termotivasi saat diskusi komunitas penyuka candi. "Kenapa di tempat lain, kalo di sekitar kita buanyak????" sebuah pertanyaan sekaligus tantangan. 
     Suruh-Susukan menjadi target pertama. Berdasarkan Info dari web Dinas Kabupaten Semarang. Ada Yoni, umpak dan sebuah tempayan tembaga besar.
   Blusukan bersama Mr. Pman, start dari Ambarawa kemudian menyusuri jalan Banyubiru-JLS, berbelok masuk ke suruh melalui Tingkir Salatiga. Berhenti sebentar, istirahat sambil membeli Minuman pelepas dahaga serta melihat kembali peta dan petunjuk arah.
Yoni di Masjid Besar Suruh
     Dari Terminal Tingkir, ikuti jalan ke arah suruh-karanggede. kira-kira 6-7km. Bila ketemu Pom Bensin, Alfamart, Jembatan. Sobat pelan pelan. Bila ketemu gang disebelah kiri, sudah beraspal dan ada SMP Islam di dalam gang tersebut. Terus saja, sampai ketemu dengan Masjid Agung Suruh, dan Yoni Kauman Suruh ada di halaman masjid itu.
   Tanpa Menunggu Lama kukeluarkan senjata utamaku, kamera untuk jeprat-jepret. Setelah hampir tigapuluhan jepretan perasaankku tidak enak, saat kulihat layar kamera tertulis "no card", langsung sumpah serapah bermunculan, merana sekali, sangat menyesali kecerobohanku.... memory cardnya ketinggalan. (Tragedi 1) Namun untung saja, masih ada Mr. Pman yang smart phone nya bisa untuk mendokumentasikan. (kpn2 akan ku ulang lagi)
Beberapa angle gambar Yoni Kauman Suruh : 
Yoni Kauman : dari kiri


















Tragedi 2
      Yoni Kauman Ditutup Semen. difungsikan sebagai penanda salat dengan bantuan sinar matahari. Kedua kali ini saya menemui yoni yang ditutup semen.. bukan berarti saya mempermasalahkan fungsi penanda salat, dan bukan RAS yang saya bahas, namun yoni adalah sebuah karya, peradaban dari masalalu. jika ditambahi sekenanya tentunya membuat Yoni itu berbeda bahkan merusak. 
Yoni Kauman : Ditambahi penanda shalat

    Jika Ada peninggalan yoni, umpak dan tempayan itu, tentunya dulu banyak lagi peninggalan yang telah raib... dan bisa kita asumsikan situs ini dulunya juga sebuah tempat pemujaan agama Hindu...
      Setelah Puas dengan senjata cadangan, saatnya berburu gambar umpak dan tempayan tembaga yang besar itu. Namun 2 kali saya mengitari masjid, kedua benda sejarah tersebut tak nampak. Sempat berdiskusi dengan Mr.Pman "apa perlu kita cari dibelakang Masjid/ tepatnya dimakam...", tak lama seorang bapak mendekat dan bertanya (mungkin karena melihat kami nampak kebingungan), "Ada apa mas, kok nampaknya bingung?..." ini pak, (saya tunjukkan gambar umpak dan tempayan tembaga itu) : 
umpak batu

Tempayan Tembaga
Sumber gambar : Dinas Pariwisata





















(Tragedi ke 3)
       Bapak itu (maaf saya lupa tanya nama)... menjawab.... "untuk tempayan itu sudah lama hilang mas, entah dibawa siapa. Untuk umpak batu itu dulunya ada di parkiran itu...." Bapak itu kemudian sambil berjalan mencoba mencari pula, kemudian datang seorang lagi, dan penjelasan Bapak yang ke2 "oo watu umpak itu kayaknya dibawa tukang renovasi masjid dulu saat membersihkan material...." Spontan kata yang terlucap di hati.. "WTF"..... 
      Sambil istirahat di serambi masjid, kami mendengarkan cerita tentang sejarah masjid Besar ini dan Ternya Masjid ini dua tahun lagi berusia 200 tahun. "Saat kutanya masih ada jejaknya?", banyak mas, didalam masjid.... Mulai dari alas Soko/Tiang utama Masjid, Mimbar dan ornamen penghias pintu dan jendela. Serta yang paling penting adalah piagam pendirian masjid. :

Umpak Soko utama masjid

Umpak di Soko




















mimbar kuno
     Umpak di soko bentuknya mirip, namun hanya ukuran yang berbeda dengan umpak yang hilang itu. Mimpar pun masih asli hanya cat yang diperbaharui, ukiran dan kayu masih asli (kayu jati) :






      Hiasan Pintu, berupa ukiran kuno dari kayu jati : 
Hiasan pintu masjid
     Sebuah Piagam Pendirian masjid tertempel rapi dan terawat di di dinding teras masjid, ditulis dengan 2 bahasa ; arab, jawa serta tiga huruf : arab, jawa dan romawi.
Piagam Masjid besar Suruh
     Tulisan secara lengkap akan saya usahakan untuk update (jika ada waktu dan kesempatan)
Kurang lebih info yang ada di piagam seperti ini : Tahun Pendirian Masjid 1816, 
Pada hari ahad delapan belas hari bulan Muharam tahun be.... (bersambung... gambar memantul saya ta bisa jelas...)
      Setelah berpanjang lebar, akhirnya saya berpamitan dan ingin melanjutkan blusukan saya. Namun saat akan memakai alas kaki, seorang pemuda bertanya, "Untuk apa mengambil gambar batu itu?", kujawab. "Suka mas, seneng mengabadikan dan menjadikan kenang2an... buat hiburan dan mengurangi stres...". singkat cerita, diakhir percakapan kami. "Mas di desa saya ada batu seperti itu, didepan masjid dekat Balai desa Kradon Lor..", tanpa diduga jawaban itu menjadikan saya tersenyum lebar. "Langsung saja...."Beri saya penunjuk arahnya mas"...... bersambung ke Kisah Situs Yoni Mplantungan Kradon Lor Suruh.

----
Save This
not Only a Stone......
Di Situs Yoni Kauman Suruh

Salam Penyuka Candi

Selasa, 05 Agustus 2014

Yoni Kerep Ambarawa

Yoni Kerep Ambarawa
Apakah Ambarawa adalah sebuah daerah dengan peradaban yang sudah ada sejak jaman kuno??
Goa Maria Kerep
    22 Juli 2014, kesampaian juga, berkat dorongan seorang rekan....    

   Situs dimana Yoni Kerep ini berada tepat berada di belakang Wisata Rohani Gua Maria Kerep Ambarawa. Petunjuk untuk masuk ke situs ini sangatlah gampang. Dari Arah Semarang ataupun dari arah Jogja. Cari Saja Terminal Ambarawa Berada. Ikuti Gang Masuk tepat disebelah SD PL Ambarawa. Ikuti Gang tersebut sampai melewati Wisata Goa Maria.
    Setelah itu, kira-kira 50m ikuti jalan gang beraspal itu. sebelah kanan ada kuburan..Lihat jalan masuk ke kuburan, Ya Yoni Kerep ada di situ:. 
Yoni Kerep
Yoni Situs Kerep Ambarawa Berbentuk Sederhana dengan ukuran sedang. Perbedaan ukuran Yoni ini biasanya di pengaruhi oleh luas wilayah/bentuk pemerintahan diwilayah tersebut...

Selain Yoni, nampak Juga batu candi yang berbentuk bulat. Mungkin unsur sebuah bangunan candi. siapa tahu??...
batu bulat
          Selain 2 batu peninggalan ini, didalam makam ternyata ada beberapa batu candi pula yang sudah dijadikan 'Patok' serta beberapa bata merah berukuran besar. sehingga besar kemungkinan dulunya tempat ini terdapat satu bangunan yang disakralkan. Karena selain letaknya di ketinggian juga tidak jauh dari Situs ini terdapat sungai.
 Salah Satu Batu Candi yang Dijadikan Pathok....

Lingga kah ini? pasangan dari Yoni yang didepan itu? (sumber foto dari temen komunitas) trims to mba derry, saya ta berani masuk u foto2 takut kualat... hehehe soalnya ambil fotonya sendiri.....



1. Jika tidak ada peradaban....
kenapa banyak hasil peradaban kuno bertebaran diambarawa?
2. Ingat dongeng Baruklinting?
3. Beragamnya komunitas masyarakat yang hidup dan berbaur di kota kecil ini... membuktikan sudah sejak dulu Ambarawa itu ada...--- tentu hal diatas perlu dikaji lebih mendalam...


situs kerep


Save This
This Is not only a STONE!!!!

Senin, 04 Agustus 2014

Situs Batu Bale Batursari Mranggen Demak

Situs Megalitikum
Situs Batu Bale
Potensi Wisata yang terlupakan.... Digarap sedikit saja, para wisatawan pasti berdatangan...
     
  30 Juli 2014, 
         Mudik masih saja cari situs?..." celetuk seorang kawan. hahahha.....I can't stopped!
          Mudik ke Mranggen, lebaran kali ini nambah semangat, kala dapat info ada situs di Batursari Mranggen. dan kebetulan kakak ipar aslinya daerah situ.. tepatnya hari ketiga, mulailah :
    Kali ini bersama Anak, Istri, Keponakan dan Ipar. (tertular virus situs....hahaha).
    Jalur : Sebelum Pasar Mranggen, bila dari Semarang masuk gang sebelah kanan. Ikuti saja jalan gang itu sampai ketemu batuan besar berdampingan. 
      oia... blusukan ku jadwalkan dari Watu Nganten, Watu Lumbung dan diakhiri dengan Batu Bale.
Watu Nganten

watu nganten
   Masyarakat menamakan :  "Watu Nganten"..., Batuan yang dikeramatkan oleh masyarakat, konon bila masih lajang datang kesini akan dekat jodohnya.... Buktikan saja....
     Berada di Watu Nganten, sangat sejuk, sehingga tidak mengherankan bila sering dijadikan tempat nongkrong anak muda. 
    







Bersama istri, anak dan Ipar
     Setelah Watu Nganten, Blusukan spesial Idul Fitri 1435H kulanjutkan ke Watu lumbung. Dari Watu Nganten terus saja ikuti jalan, bila hari biasa akan banyak dumptruck (ikuti saja), dan ternyata Watu Lumbung berada di atas bukit yang menjadi lokasi penambangan Batu Padas.
Di Lokasi Watu Lumbung
          Di salah satu bukit yang tersisa itulah dulu ada Watu Lumbung, Info yang terbatas tentang keberadaan Watu Lumbung, menjadikan ku tunda untuk mendaki. Karena lebaran aktivitas penambangan berhenti,, sehingga tak ada seorangpun yang bisa kutanya keberadaan Watu Lumbung kini dimana.
       Foto bareng di Sekitar Lokasi Watu Lumbung

     Bila dari Watu Lumbung, Menuju Situs Batu Bale kembali ke arah kita datang... jadi dari Pasar Mranggen Situs Batu Bale sebelum Watu Nganten.
      Situs Batu Bale
       Menuju Situs Batu Bale (masyarakat menyebut Watu Bale) untuk memudahkan ku coba ambil penanda, cari pertunjuk Perumahan ini, Situs Batu Bale ada didekat perumahan Bumi Argo Residence 2.


         Ikuti Gang masuk perumahan ini. Penanda Selanjutnya : 

       Setelah Ketemu Perum Batursari regency ini, tengok Kekiri, Cari Penanda ketiga ini : 


      Masuk gang, sekitar 50m ketemulah papan nama Situs Batu Bale : 
Situs Batu Bale Batursari Demak
       Situs Batu bale tepatnya berada di Jalan Pucang Argo Utara, Perumnas Pucang Gading, Kelurahan Batursari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Berada di Areal Persawahan warga situs ini cukup sejuk karena berada di bawah 2 pohon bringin yang lumayan besar.
Situs Batu Bale
      Situs Batu Bale terdiri dari Berbagai ukuran. yang utama ada 3 batuan berukuran besar termasuk 1 batuan besar yang berbentuk lebar dan rata. Selain banyak batuan yang berserakan disekelilingnya.
Situs Batu Bale di Persawahan







Coba sedikit berimajinasi, batu diatas itu berbentuk apa?
sebuah keunikan penuh misteri...

---untuk fungsi dan kenapa diberi nama Situs batu bale, saya belum dapat informasi lebih lanjut, semoga suatu saat bisa kulengkapi.----

nb : informasi terbaru (update tgl 8/8/14) : Situs ini berasal dari Jaman Batu/ megalitikum. Dan Situs Batu Bale ini beruba Batuan Datar yang ujungnya terdapat 2 Menhir

menhir : 


     Menhir adalah batu tunggal, biasanya berukuran besar, yang ditatah seperlunya sehingga berbentuk tugu dan biasanya diletakkan berdiri tegak di atas tanah. Istilah menhir diambil dari bahasa Keltik, dari kata men (batu) dan hir (panjang).
   Menhir biasanya didirikan secara tunggal atau berkelompok sejajar di atas tanah, namun pada beberapa tradisi juga ada yang diletakkan terlentang di tanah. Menhir, bersama-sama dengan dolmen dan sarkofagus, adalah megalit. Sebagai salah satu penciri utama budaya megalitik, pembuatan menhir telah dikenal sejak periode Neolitikum (mulai 6000 Sebelum Masehi). Beberapa menhir memiliki pahatan pada permukaannya sehingga membentuk figur tertentu atau menampilkan pola-pola hiasan. Menhir semacam ini dikenal sebagai menhir arca (statue menhir).        Pada kebanyakan kebudayaan, tradisi pembuatan menhir telah berlalu, diganti dengan pembuatan bangunan; namun demikian di beberapa tempat, terutama di Nusantara, tradisi ini masih dilakukan hingga abad ke-20. Para arkeolog melihat bahwa menhir digunakan untuk tujuan religius dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penarwah nenek moyang. (wikipedia)--------------

     Bila diartikan secara harfiah, bale berarti rumah. Bila masyarakat menyebutnya watu bale, berarti batuan berbentuk rumah/ berfungsi sebagai rumah karena saking besarnya ( ini ku coba mengartikan sendiri... myembahan ohon maaf)
Mariyatul Qibtiyah
Video Amatir : 
Desember 2017

Salam Penyuka Candi.....
ssdrmki di watu bale demak
      Perlu dikaji fungsi, dan sejarah situs ini. agar bisa menjadi pelajaran bagi anak cucu kita... (ssdrmk)