Laman

Minggu, 12 Januari 2014

Candi Ratu Boko

Bangunan Megah?
India Punya Taj Mahal...
kita punya candi RATU BOKO...!!!!!!!

Di depan Candi Ratu Boko
Jumat, 27 Desember 2013. 
      Akhirnya, setelah sekian lama cuma berangan-angan ke Ratu Boko, kesampaian juga. Walau pas musim hujan, saat berangkatpun sudah mendung. (Berangkat dari Ambarawa)..---
    kali ini kupilih rute lewat Solo, pertigaan Kartasura ambil kanan arah Jogja, tepat di perbatasan kab Klaten mulai gerimis, bahkan saat memasuki kota Klaten hujan deras sederas-derasnya. Namun pantang mundur... karna keindahan Ratu boko sudah terbayang di depan mata.  
       Selain hujan deras.., tantangan lain yang kuhadapi adalah ga ada temen yang bisa ku jadikan tempat singgah (baca; biar ngirit.com)..... hehehehe....
Ratu Boko: jalan masuk, dekat pemeriksaan tiket.
     Setelah membayar tiket masuk Rp. 25.000,- dan parkir Rp. 2000,-.. oia... pas di pemeriksaan tiket ntar kita di beri bonus air mineral.... 

Disambut hujan deras... 
Ratu boko : petunjuk


     Boko Queen palace, terletak di dekat Candi Prambanan, bila datang dari arah Klaten/Solo, Prambanan akan berada di sebelah kanan sobat, sedangkan arah ke Ratu Boko seberangnya, tepatnya masuk ke kiri pas terminal Piyungan. Ikuti Jalur kira-kira 2km  sampai ketemu dengan papan petunjuk
     Ratu Boko, adalah situs istana kuno yang terletak di atas perbukitan Boko dengan ketinggian 195.97 dpl. Luas situs  sekitar 160.898m2. Istana Ratu Boko terletak di dua desa yaitu Dusun Sumberwatu (Desa Sambirejo) dan Dusun Dawung (Desa Bokoharjo) Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman Yogyakarta.     
Ratu Boko :  saat cuaca mendung
     Situs Ratu Boko pertama kali dilaporkan oleh Van Boeckholzt pada tahun 1790, yang menyatakan terdapat reruntuhan kepurbakalaan di atas bukit Ratu Boko. Bukit ini sendiri merupakan cabang dari sistem Pegunungan Sewu, yang membentang dari selatan Yogyakarta hingga daerah Tulungagung. Seratus tahun kemudian baru dilakukan penelitian yang dipimpin oleh FDK Bosch, yang dilaporkan dalam Keraton van Ratoe Boko. Dari sinilah disimpulkan bahwa reruntuhan itu merupakan sisa-sisa keraton. 
      Prasasti Abhayagiri Wihara yang berangka tahun 792 M merupakan bukti tertulis yang ditemukan di situs Ratu Baka. Dalam prasasti ini menyebut seorang tokoh bernama Tejahpurnapane Panamkarana atau Rakai Panangkaran (746-784 M), serta menyebut suatu kawasan wihara di atas bukit yang dinamakan Abhyagiri Wihara ("wihara di bukit yang bebas dari bahaya"). Rakai Panangkaran mengundurkan diri sebagai Raja karena menginginkan ketenangan rohani dan memusatkan pikiran pada masalah keagamaan, salah satunya dengan mendirikan wihara yang bernama Abhayagiri Wihara pada tahun 792 M. Rakai Panangkaran menganut agama Buddha demikian juga bangunan tersebut disebut Abhayagiri Wihara adalah berlatar belakang agama Buddha, sebagai buktinya adalah adanya Arca Dyani Buddha. Namun demikian ditemukan pula unsur–unsur agama Hindu di situs Ratu Boko Seperti adanya Arca Durga, Ganesha dan Yoni.
      Tampaknya, kompleks ini kemudian diubah menjadi keraton dilengkapi benteng pertahanan bagi raja bawahan (vassal) yang bernama Rakai Walaing Pu Kumbayoni. Menurut prasasti Siwagrha tempat ini disebut sebagai kubu pertahanan yang terdiri atas tumpukan beratus-ratus batu oleh Balaputra. Bangunan di atas bukit ini dijadikan kubu pertahanan dalam pertempuran perebutan kekuasaan di kemudian hari.
      Di dalam kompleks ini terdapat bekas gapura, ruang Paseban, kolam, Pendopo, Pringgitan, keputren, dan dua ceruk gua untuk bermeditasi.
      Disekitar Candi Ratu Boko ini banyak pula dijumpai tinggalan arkeologi dalam bentuk struktur bangunan (candi) maupun arca lepas. Antara lain Candi Barong, Candi Miri, Stupa Dawangsari, Candi Ijo dan Candi Banyunibo. Secara umum, Candi Ratu Boko dikelompokkan menjadi dua yaitu: Candi yang berada di sisi barat dan Candi yang ada di sisi bukit boko bagian timur. Tinggalan arkeologis yang ada di bukit boko sebelah barat berupa jalan setapak, saluran air, kolam-kolam dan fragmen gerabah baik lokal maupun asing. 
Ratu Boko : Gapura 1 
      Adapun Bagian sebelah timur dikelompokkan lagi menjadi tiga bagian, yaitu kelompok barat, tenggara dan timur. Tinggalan arkeologi yang termasuk dalam kelompok barat  yaitu candi batu putih, gugusan Gapura Utama I dan II
Ratu Boko : gapura I
     Gapura I ini memiliki 3 Pintu, Bila anda cermat, pada gapura pertama akan ditemukan tulisan 'Panabwara'. Kata itu, berdasarkan prasasti Wanua Tengah III, dituliskan oleh Rakai Panabwara, (keturunan Rakai Panangkaran) yang mengambil alih istana. Tujuan penulisan namanya adalah untuk melegitimasi kekuasaan, memberi 'kekuatan' sehingga lebih agung dan memberi tanda bahwa bangunan itu adalah bangunan utama.  
     Beberapa Gambar Gapura I Ratu Boko: 
Ratu Boko : Tangga masuk Gapura I




Ratu Boko : sisa atap gerbang I
Beberapa Gambar Gapura II Ratu Boko: 
Ratu Boko : Gerbang II

Ratu Boko: saat hujan di Gerbang II
     Kemudian di sebelah kiri,  Sekitar 45 meter dari gapura kedua, anda akan menemui bangungan candi yang berbahan dasar batu putih sehingga  banyak orang menamakan candi batu putih: 
Ratu Boko : Batuan Candi Putih
    Masuk gerbang II, kita akan menemukan papan petunjuk 

  Kemudian, Candi Pembakaran :
Ratu Boko : Candi Pembakaran
         Candi pembakaran berbentuk teras tanah berundak setinggi 3 m. Letaknya sekitar 37 m ke arah timur laut dari gerbang utama. Bangunan ini berdenah dasar bujur sangkar dengan panjang 22,6 m, lebar 22,3 m dan tinggi 3,82 m . Teras kedua lebih sempit dari teras pertama, sehingga membentuk selasar di sekeliling teras kedua. Permukaan teras atas atau teras kedua merupakan pelataran rumput. Dinding kedua teras berundak tersebut diperkuat dengan turap dari susunan batu kali. Di sisi barat terdapat tangga batu yang dilengkapi dengan pipi tangga. Di tengah pelataran teras kedua terdapat semacam sumur berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 4X4 m2 yang digunakan sebagai tempat pembakaran mayat.Di sudut tenggara candi pembakaran terdapat salah satu sumur tua yang konon merupakan sumber air suci.
     Candi ini terbuat dari batu andesit dan diduga sebagai tempat pembakaran mayat karena ada penemuan abu jenasah di dasar sumuran candi, sehingga para ahli berkesimpulan bahwa candi ini berfungsi sebagai tempat pembakaran mayat atau paling tidak sebagai tempat penyimpanan abu jenasah Raja Tetapi setelah diteliti lebih seksama, ternyata abu itu adalah abu sisa pembakaran kayu dan bukan sisa pembakaran tulang. Sehingga belum ada kepastian tentang candi pembakaran ini.

     Candi pembakaran berbentuk teras tanah berundak setinggi 3 m. Letaknya sekitar 37 m ke arah timur laut dari gerbang utama. Bangunan ini berdenah dasar bujur sangkar dengan panjang 22,6 m, lebar 22,3 m dan tinggi 3,82m. Teras kedua lebih sempit dari teras pertama, sehingga membentuk selasar di sekeliling teras kedua. Permukaan teras atas atau teras kedua merupakan pelataran rumput. Dinding kedua teras berundak tersebut diperkuat dengan turap dari susunan batu kali. Di sisi barat terdapat tangga batu yang dilengkapi dengan pipi tangga. Di tengah pelataran teras kedua terdapat semacam sumur berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 4X4 m2 yang digunakan sebagai tempat pembakaran mayat. Di sudut tenggara candi pembakaran terdapat salah satu sumur tua yang konon merupakan sumber air suci.

     Candi ini terbuat dari batu andesit dan diduga sebagai tempat pembakaran mayat karena ada penemuan abu jenasah di dasar sumuran candi, sehingga para ahli berkesimpulan bahwa candi ini berfungsi sebagai tempat pembakaran mayat atau paling tidak sebagai tempat penyimpanan abu jenasah Raja Tetapi setelah diteliti lebih seksama, ternyata abu itu adalah abu sisa pembakaran kayu dan bukan sisa pembakaran tulang. Sehingga belum ada kepastian tentang candi pembakaran ini.

          Gambar-Gambar Candi Pembakaran: 
Candi pembakaran : Dilihat dari kiara pandang
Ratu Boko: Pintu masuk candi pembakaran
Ratu Boko : Kala  di pintu masuk Candi Pembakaran
Ratu Boko : Lubang Di Tengah Candi Pembakaran
Ratu Boko : sebuah simbol di Candi Pembakaran
Ratu Boko : Candi Pembakaran
           Menara Pandang, atau yang tertulis Kiara Pandang (mohon maaf)... kondisinya seperti ga terurus, padahal dari menara ini Prambanan terlihat anggun, belum lagi Gunung Merapi. sayang banget......
  
      Pemandangan dari menara Pandang ; nampak prambanan yang anggun samar-samar terhalang kabut dan mendung.....

Ratu Boko : Foto di Dekat menara Pandang
Kemudian di Teras Tertinggi.....
Banyak Peninggalan bangunan di sini: 
Saya sebut saja Pringgitan, ada beberapa gambar: 
Ratu Boko : Pondasi bangunan 
Ratu Boko : umpak/ alas sebuh tiang....
     Banyaknya tiang (dari umpak yang terlihat), tak terbayangkan kemegahan banggunan ini.
     Pringgitan, berukuran panjang 20 m, lebar 6 m, dan tinggi 1,25 m. Dikelingi oleh sebuah pagar dengan panjang 40 m, lebar 36 m, dan tinggi 3 m. Pagar ini dilengkapi dengan 3 gerbang beratap di sebelah utara, selatan, dan di sebelah barat. Tiga buah tangga dibuat untuk mendaki sampai ke pondasi tersebut.
     Penghubung Pringgitan dengan Pendopo dan keputren ada 3 pintu masuk...:
Ratu Boko : Gerbang I, Teras ke 3
Ratu Boko : Gerbang I, Teras ke 3
Ratu Boko : Gerbang 3, Teras Tertinggi
Ratu Boko : Pintu gerbang penghubung dengan Pendopo dan Keputren.
Beberapa Gambar ketika kita berjalan menuju Pendopo Ratu Boko: 

Inilah Nampak PENDOPO RATU BOKO itu :
Ratu Boko : Pendopo
       Pendopo, Pagar Pendopo berukuran Panjang 40,80m, lebar 33,90 m dan tinggi 3,45m. Kaki dan atap pagar keliling terbuat dari batu andesit sedangkan tubuhnya terbuat dari batu putih. Di dalam pagar keliling terdapat dua buah batur. Batur sisi utara berukuran panjang 20,57m, lebar 20,49m, lebar 7,04m dan tinggi 1,51m. Kedua buah batur ini dihubungkan dengan selasar yang terdiri dari batu andesit.       Di atas batur pendapa terdapat 24 umpak, sedang diatas batur pringgitan terdapat 12 buah.Umpak-umpak tersebut diperkirakan berfungsi sebagai landasan tiang penyangga yang terbuat dari kayu. Batur Bangunan ini merupakan bangunan sentral yang diatasnya didirikan tiang-tiang sebagai penyangga bangunan dan diperkirakan mempunyai dinding bangunan.

     Gambar - Gambar Pendopo :

Pendopo Ratu Boko : Dikelilingi Pagar
Ratu Boko : Batur di Pendopo yang dihubungkan dengan selasar
Ratu Boko: Gerbang Masuk Pendopo
Ratu Boko : Pembuangan air di Pendopo
Kenapa bangunan candi itu kuat: salah satu jawabannya adalah karena susunan batu seperti di gambar berikut ini : 
Ratu Boko : Susunan batuan pengunci, Kekuatan bangunan candi
Ratu Boko 
Ratu Boko : Pendopo Bagian Belakang
Bagian belakang Pendopo Ratu Boko
Ada pintu yang terhubung dengan pendopo Ratu Boko
     Pendopo, sebagai pusat kegiatan pemerintahan. Raja yang berkuasa melakukan aktivitas mengatur pemerintahan kerjaaan disini, mengatur strategi.dll...
Beberapa Ornamen candi yang kutemui di sekitar pendopo...:


berlanjut ke Istana Permaisuri & Putri raja : Kepuntren
Ratu Boko : yang masih tersisa dari Keputren
      Keputren yang artinya tempat tinggal para putri raja. Letaknya di timur pendopo. Lingkungan keputren seluas 31 X 8 m dibatasi oleh pagar batu setinggi 2 m, namun sebagian besar pagar batu tersebut telah runtuh. Pintu masuk, berupa gapura paduraksa dengan hiasan Kalamakara di atas ambangnya, terletak di sisi timur dan barat.

 Lingkungan keputren terbagi dua oleh tembok batu yang memiliki sebuah pintu penghubung. Dalam lingkungan pertama terdapat 3 buah kolam berbentuk persegi. Yang sebuah berbentuk bujur sangkar, berukuran lebih besar dibandingkan kedua kolam lainnya. Dua kolam yang lebih panjang bebentuk persegi panjang membujur arah utara-selatan.

      Dalam lingkungan yang bersebelahan dengan tempat ketiga kolam persegi di atas berada, terdapat 8 kolam berbentuk bundar yang berjajar dalam 3 baris.

      Keputren ini terdiri dari 2 buah batur terbuat dari batu andesit dan saling berhadapan Utara Selatan dan menghadap ke Barat. Batur Selatan berukuran panjang 21,43m, lebar 22,7m, dan tinggi 1,75m. di atas lantainya terdapat 84 buah umpak. Batur Utara berukuran panjang 16,4m, lebar 14,9 m. Lantai batur berbeda ukurannya (dibuat bertingkat), lantai yang tinggi berukuran 11,96mx14,9m dengan tinggi 1,64m dan lantai depan lebih rendah dengan ukuran 4,44m, lebar 14,9m, dan tinggi 82cm.
Gapura Paduraksa dengan Kalamakara : 
Ratu Boko : Kala Makara di Keputren
     Dalam cerita Hindu dan Budha, KALAMAKARA itu awalnya berupa dewa yang tampan. Ia mendapat hukuman dan kutukan dari Sang Hyang Widi, berubah menjadi raksasa yang buas dan setiap binatang yang dijumpainya dimakan dan diterkamnya. Dan terakhir memakan tubuhnya sendiri dan tinggal kepalanya yang kita sebut KALAMAKARA itu.    
      Kalamakara adalah salah satu bentuk wajah raksasa dan diapit oleh relief wanita cantik, desain ornamentis yang selalu menghiasi bagian atas pintu candi-candi di Jawa. Bentuk kalamakara ini merupakan salah satu wujud ornamen figuratif yang memiliki fungsi spirutual, yaitu sebagai 'tolak balak' (pengusir roh-roh Jahat). Biasa kita menyebutkan penolak sial atau penolak ancaman batin yang tidak tampak secara lahiriah.
      Foto foto suasana keputren (Mohon maaf lensa berkabut, efek hujan deras) :

Goa di ratu Boko
      Diakhir 'explore' di Ratu Boko, masih ada tempat yang wajib kita datangi, Yaitu Goa di Ratu Boko. 
      Selain sebagai tempat menenangkan diri, Goa ini dulunya berfungsi sebagai mendekatkan diri kepada yang maha kuasa.
gua wadon

      Goa terbagi menjadi dua, yaitu goa wadon (perempuan) dan Goa lanang (lelaki). 
        Dinamakan gua wadon yang berada dibawah karena di temukan semacam relief (tulisan) yang mengambarkan jasad perempuan (simbol Yoni) yang berada di depan pintu. Sementara di goa lain ditemukan relief lingga yang mengambarkan lelaki yang berada di atas bukit. Penyatuan kedua simbol ini bermakna kesuburan, dengan harapan tempat tersebut lebih subur.
     Apabila hendak kembali ke gapura bisa melewati dua jalan. Pertama jalan utama menyusuri jalan yang tadi dilewati atau jalan setapak yang lebih cepat dan mudah. Cukup kembali ke arah pendopo persis di depan goa terdapat jalan setapak sebelah kanan dan nampak beberapa rumah disana. Berjalan beberapa menit, petualang akan langsung berada di komplek peseban.

----- 
Selesai...

 Save the temple!
NATION will be save....
tindakan nyata......

6 komentar:

  1. seep.... maturnuwun apresiasinya....
    let save the temple.....

    BalasHapus
  2. kecintaan pada budaya setempat perlu dikasih ancungan jempol...

    BalasHapus
  3. Trims.... Yuk Wisata Sejarah.....

    BalasHapus
  4. Ramuan membuat rambut tumbuh lebat https://www.youtube.com/watch?v=Zeg4ZfW7uV8

    BalasHapus