Buah perjuangan
(04)
Ketika Raja
Kadiri duduk di Sitinggil. Panji datang
mempersembahkan kepala raja seberang yang dipenggal. Kepala raja itu kemudian
dipertontonkan di atas tiang. Banyak harta rampasan yang dibagi-bagikan kepada
orang banyak.
Dalam pada
itu tibalah para pangeran dari Jenggala Manik. Disebutkan nama-nama mereka.
Mereka itu membawa bermacam-macam kendaraan yang akan dipergunakan Panji dan
anak buahnya, karena raja Jenggala Manik ingin melihat Panji kembali. Tapi para
Pangeran harus istirahat sebentar.
Sang puteri
dalam keraton bertanya kpada dayang-dayangnya,
bagaimana akhir pertempuran. Dijawab : Panji menang. Sang puteri dating kepada
Panji. Panji berkasih-kasihan. Sadulumur hendak berkasih-kasihan pula seperti
Panji, dipanggilnya seorang emban dan hendak diperkosanya.
Esok paginya
Panji hendak bersiap-siap pulang ke Jenggala Manik. Bersama isterinya ia
pamitan kepada raja. Serombongan besar rakyat jelata bergerak menuju jurusan
Jenggala Manik, dimana raja sudah duduk menunggu diluar, dikelilingi oleh para
pembesar. Setelah mendengan berita bahwa Panji dalam perjalanan, sang raja
berangkat menyongsongnya. Setelah bertemu, mereka kembali ke paseban dan masuk
ke dalam keraton. Seri ratu menyambut puterinya dengan isterinya. Kili-suci pun
hadir.
Pada suatu
hari, tatkala raja sedang duduk diluar, diperintahkannya Panji pergi ke
kakeknya, raja Keling. Untuk itu banyak kapal disediakan. Setelah selesai
semua, sang raja mengantarkan puteranya bersama anak buahnya ke pelabuhan,
Panji naik kapal beserta isterinya. Setelah sampai di laut luas kapal terserang
badai.
Para
penumpang kacau balau. Kapal-kapal cerai-berai, bahkan terpisah. Candrakirana
terdampar di Bali, sedangkan Panji hanyuk ke tanah Dayak. Di Jenggala Manik
tersiar kabar, bahwa Panji beserta anak buahnya tenggelam ke dalam laut. Orang
berduka cita di Jenggala Manik.
Narada datang
kepada Panji dan menghiburnya. Orang suci itu menyuruh Panji memakai nama lain,
yaitu Jayakusuma dan mengabdikan diri pada raja Urawan, ia harus mengatakan ia
orang Dayak, Narada menghilang.
Panji member
nama Jayaleksana kepada Punta, Jaya Sentika kepada Kertala dan Juda-pati kepada
Pamade. Kebetulanketiga saudaranya itu tidak terpisah dari Panji. Atas usul
Jayasantika mereka mula-mula akan menakhlukkan kerajaan Cemara. Rencana itu
mereka laksanakan. Raja Cemara sedang duduk di Paseban, dikelilingi oleh para
pembesar. Sekonyong-konyong dating orang mengamuk. Setelah bertengkar mulut,
mulailah perkelahian.
Raja Cemara
menyerah kepada Panji. Seorang saudaranya perempuan diserahkannya kepada Panji.
Putri itu bernama Sureng-rana. Malam hari Panji berkasih-kasihan dengan
isterinya yang baru.
Serat
selanjutnya : Bejo-Sengara
Diketik
ulang oleh sasadaramk.blogspot.com untuk membagi “Nguri-Uri Budaya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar