Selasa, 14 Juli 2015

Situs Pakopen Bandungan

Situs Pakopen Bandungan
Selasa, 14 Juli 2015
     Blusukan lanjutan setelah Situs Srumbung Gunung Desa Poncoruso Bawen Kabupaten Semarang. Setelah berbuka puasa sebentar, teh nasgitel dan sebungkus roti, kami yang tinggal ber-4, Saya, Max Trist, Kusumawardhana dan tentu saja sang penunjuk jalan Lek Eka WP.
    Sebenarnya hari mulai gelap, namun karena kami sepakat untuk menyelesaikan agenda blusukan. Yang sebenarnya Situs Pakopen ini adalah tujuan awal kami Blusukan hari ini.
     Dari Srumbung Gunung kami ambil jalur menuju Desa Samban, kemudian menelusuri jalan tembus (arah bergas kidul). (Segera saya akan update agar mudah untuk sobat telusuri)
Mbah Paijo di Situs Pakopen
      Situs berada dirumah Bapak Kemat. Cerita yang didapat oleh lek Eka : Watu Lumpang dan Umpak ini adalah temuan dari Bapak Kemat di Tanah miliknya yang berada di Desa Sambeng kecamatan Pringapus. Kemudian dipindahkan dirumahnya yang berada di Pakopen Bandungan ini.
     Saat ini yang merawat watu candi ini adalah beliau Bapak Paijo. Lokasi situs berada di pinggir jalan desa Pakopen, tepat di depan Potong Rambut "Mbah Kuncung".
    Jadi istilahnya sudah "non insitu" lagi, alias sudah berpindah tempat. Semoga suatu saat kami bisa menelusuri lokasi awalnya. Karena kami duga bukan hanya Watu Lumpang dan umpak ini. Tapi tentu masih banyak yang lain. Karena tak jauh dari dusun Sambeng ini ada situs Wonorejo Pringapus. 
     Yoni
Yoni Situs Pakopen
             Keberadaan Yoni menjadikan bukti keberadaan sebuah peradaban, Besarnya yoni yang lumayan ini menjadikan kuat dugaan saya, bahwa disekitar area penemuan asli ada sebuah pemukiman.
     Jika dilengkapi watu candi yang lain, seperti lumpang berarti sebuah bangunan tersebut dimungkinkan adalah bangunan suci yang berada di sebuah kawasan pertanian







    Lubang Yoni Situs Pakopen, tempat dimana Lingga diletakkan.











     Watu Lumpang




     Watu lumpang adalah hasil budaya khas masyarakat  Agraris pada jaman dahulu. Secara umum, watu lumpang untuk menumbuk padi atau biji-bijian lain. Namun kadang untuk fungsi-fungsi khusus tertentu, seperti digunakan pula untuk ritual upacara keagamaan. Seperti persembahan rasa syukur kepada Dewi Sri.  



  Tak jauh dari rumah beliau, seorang warga juga pernah menemukan arca patung. Namun saat kami serombongan menyambangi kediaman warga tersebut... ternyata sudah di tukar dengan patung baru dan uang 500ribu rupiah....

     Sungguh hanya penyesalan yang bisa kami ungkapkan....
    Kami paham maksudnya dipindahkan, namun yang kami tak paham dirawat yang bagaimana? 
Padahal selain sudah memutus sejarah di lokasi asal, anak cucu di Dusun Sambeng Pringapus tak akan tahu, telah ada peradaban kuno di desanya. Semoga warga Pakopen bangun dari tidur 'ketidakpeduliannya"... eman-eman watu ini terbengkalai begitu saja.


Situs Pakopen Bandungan

Bakso Pak Ratno Banyumanik
      Karena terburu waktu, dan nampaknya saat itu situasi saat itu tak kondusif, kami ta berfoto bersama. Akhirnya kami berpisah dengan tujuan sendiri-sendiri. Saya dan kang Trist lanjut kulineran.
     Tawaran lek trist mie ayam Pak ratno Banyumanik menggugah seleraku. Mie Ayam 8K, Es Jeruk 3K. Rasa : lumayan....... hehehehehe... karena lapar berasa enak....
    
Salam Pecinta Situs...
Ssdrmk di Pakopen Bandungan

     Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
Mari Kunjungi dan Lestarikan....
Gabung yuk...di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Senin, 13 Juli 2015

Arca Ganesha Bergas (kompleks PT Jamu Sidomuncul)

Arca Ganesha  Sidomuncul
      Senin 22 Juni 2015
    Info dari Sedulur Anyar, Kang Dhany Putra yang memberikan informasi keberadaan Situs di dalam Pabrik jamu Sidomuncul, yang Kebetulan tak jauh dari Rumahnya. "Matursuwun mas, Ditunggu info berikutnya  dan sekarang ga Gila sendiri lo.. banyak kawan bergila situs kok..."
     Ketika mendapat informasi, kondisi Ganesha 'genting', karena rawan tergusur urugan tanah pengembangan Pabrik. Kami Komunitas DEWA SIWA langsung hari itu juga janjian ketemuan di sekitar Area. Tepatnya di depan PT. Kamaltek/ Sekitar 100m setelah traffict Light Karangjati menuju Pringapus. Ta berapa lama, crew Dewa Siwa bermunculan, Saya, Mba Derry Aditya, Mas Radito Prahoro dan tentu Saja Beliau si Guide Spesial mas Dhany Putra.
Arca Ganesha Sidomuncul  persis ada di bawah tulisan ssdrmk
    Setelah beramah tamah sebentar (karena memang ini pertemuan pertama kami, Segera menelusuri jalan di samping PT Kamaltex.. Melewati tanah lapang penuh ilalang.  Sampai terlihat pagar tembok PT. Sidomuncul.
     Kami sempat agak kecewa, karena berada di dalam pagar... Pastinya ga kan bisa masuk.. Mungkin bisa tapi prosedurnya pasti susah. 
     Tapi ternyata ada lubang tikus di salah satu Pagar tembok itu... 

Komunitas DEWA SIWA
   Jadinya kami sepakat untuk masuk melalui lubang itu dan sambil berdoa lagi berharap Bapak security ta mengetahui perbuatan kami... 
    Sesungguhnya kami gak berniat buruk kok. Kepada yang terhormat Bapak Irwan Hidayat (Barangkali suatu saat baca tulisan ini)... kami hanya sekumpulan anak muda yang care dengan situs-situs purbakala. Harapan Kami Situs ini di Bangunkan Rumah Arca yang agak bagus, barangkali selain wisata  Edukasi Sidomuncul "Tanaman herbal asli Indonesia" Di Kawasan Pabrik Sidomuncul juga ada Wisata "Warisan Sejarah leluhur Bangsa" 
     Bisa menjadi tambahan destinasi kunjungan .. Sungguh 'value' yang luar biasa. Semoga....
Seperti Mickey Mouse berkunjung ke Pak Gajah.
         Bagi yang berbadan sedang seperti saya dan Mas Radito/ Mas Dhanny mungkin nampak pekerjaan mudah untuk melewati lubang tikus itu...              Namun bagi Mas Eka dan Mba Derry.... (Biar foto yang menceritakan ya). Ampun Nesu lo ya mas Eka Karo Mba Derry.... hehehehe.
     Dan Sampailah kami......
Arca Ganesha Sidomuncul

    Seperti nampak di gambar, keamanan lumayan terjaga karena dikelilingi pagar besi... Kami yang sebenarnya ingin mendekatpun tak menemukan jalan masuk. Semua Besi seperti "Tralis penjara" yang tak berpintu.
      Namun, sayangnya tak di bangun pula atap peneduh dari panas dan hujan. Sehingga nampaklah jelas bukti pelapukan yang terjadi. 
     Tentu Pelapukan bukanlah faktor utama kerusakan arca Ganesha ini. Proses penggalian, Pemindahan lokasi tentunya menambah penyebab kerusakan. 
    Watu gajah" masyarakat menyebutnya demikian, Dewa Ganesha yang berwujud Manusia berkepala Gajah dan Ber'belalai ini adalah salah satu Dewa dalam Mitologi Hindu. 
Kisah ganesha :
       Banyak kisah tentang kelahiran Dewa Ganesha yang antara lain terdapat dalam Shiva Purana. Dalam masa Sveta Varaha Kalpa, dikisahkan bahwa Jaya dan Wijaya merupakan sahabat Dewi Parwati mendiskusiksn tentang hasrat Dewi Parwati. Atas saran kedua sahabat tersebut, Dewi Parwati menciptakan seorang putra dari debu tubuh kosmiknya yang akan direncanakan untuk memimpin semua Gana Shiva dan seraya berkata :
     “Harus ada putraku yang harus menunaikan tugasnya dengan sangat cermat. Ia tidak mesti mematuhi perintah – Ku”. Dengan Sankalpa-Nya, lahirlah seorang putra yang diberi nama Ganesha. Lalu Dewi Parwati berpesan kepada putranya : “Mulai saat ini dan seterusnya jagalah pintu masuk – Ku dan jangan sekali mengijinkan siapapun yang masuk tanpa ijin- Ku." Saat itu Dewi Parwati memberikan sebuah senjata ampuh untuk menjaga pintu masuk Dewi Parwati. 

     Setelah itu Dewi Parwati meninggalkan tempat tinggalnya untuk mandi mensucikan diri. Tiba – tiba Dewa Shiva datang yang berkeinginan untuk masuk ketempat tinggal-Nya, namun di hadang oleh Ganesha sesuai dengan pesan ibunya yang melarang siapapun yang masuk tanpa ijin dari Dewi Parwati. Ganesha tidak tahu siapa Dewa Shiva sesungguhnya. Atas tindakan Ganesha tersebut maka Dewa Shiva menjadi murka dan berkata “Ini tempat tinggal-Ku dan Dewi Parwati adalah istri-Ku, siapakah engkau melarang Aku masuk ?”. tanpa basa- basi terjadilah pertempuran dimana Dewa Shiva dibantu oleh semua Gana, Dewa Brahma, Dewa Wisnu serta para dewa yang dipimpin Dewa Indra dan para Maharsi mengeluarkan masing-masing senjata-Nya. Dewa Shiva mengeluarkan Tri Sula-Nya dan Dewa Wisnu menciptakan kabut ilusi dan memecahkan senjata Ganesha dengan Cakra-Nya dan akhirnya kesempatan baik itu digunakan Dewa Shiva untuk memenggal kepala Ganesha.      
   Dengan kematian Ganesha kesedihan Dewi Parwati memuncak yang menyebabkan Dewa Shiva menjadi iba dan berjanji akan mencarikan kepala apa saja yang ditemui-Nya di daerah bagian selatan. 
      Dewa Shiva menuju arah selatan dan bertemu dengan raksasa kegelapan yang bernama Gajasura yang berkepala gajah dan memenggal leher raksasa Gajsura yang saat itu tertidur lelap. Kemudian Dewa Shiva membawa kepala Gajasura tersebut dan memasangkannya kepada Ganesha. Akhirnya setelah Ganesha hidup kembali semua para dewa menganugrahi semua kekuatan (Bhudi, shakti, siddhi) kepada Ganesha dan Dewi Parwati berkata “Oh putraku, Engkau akan menerima puja pertama dari semua dewa lainnya”. Semua rintangan akan dilenyapkan bila orang menyembah-Mu. Dan dewa Shiva pun menganugerahinya dengan bersabda, “Oh putraku Ganesha, siapapun yang memuja-Mu dengan tulus dan bhakti baik dengan nyanyian atau tindakan pelayanan akan mencapai keberhasilan dari semua usaha yang dilakukannya, Semua halangan akan dilenyapkan." (Sumber : upadhana.blogspot.com)

      Melihat penyebaran Arca Ganesha di Sekitar Bergas ini, ; Situs Ganesha 'Mbah Doel Jalal, Ganesha Banjaran, Ganesha Pondansari menjadikan saya pribadi menambah kuat dugaan bahwa di sekitar Bergas ini dulunya terdapat sebuah pusat peradaban.

Ganesha Dari Samping :














Ganesha Dari Belakang :



















    Bersama Crew Dewa Siwa : Mas Eka, Mas Dhanny Saya, Mas Radito dan Mba Derry

Komunitas D di Arca Ganesha Sidomuncul
Save This Not Only A Stone












Salam Pecinta Situs

Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...
Mari Kunjungi dan Lestarikan.... Salam Pecinta Situs


***
Kisah Perjalanan Tambahan...
    Sesaat sebelum sampai di Situs Ganesha ini, Kami mendapatkan undangan Ngabuburit oleh Pak Tri Subekso.... di Candi Ngempon (link candi Ngempon hasil blusukan saat masih unyu2.. xixixi)  Kesempatan pikir kami, kesempatan untuk share dan bertukar pikiran sekaligus mengenalkan komunitas DEWA SIWA pada beliau yang pakem di per'situs'an.
     Surprise .... Kami di tunjukkan Masterpice Candi Ngempon... dan hanya orang 'beruntung' yang di perlihatkan.. Menurut beliau ini satu-satunya... Relief Pohon+buah Pakis di Sebuah Bangunan Candi....

---menjadi bahan kajian menarik, 'Kenapa di Candi ngempon ada relief Pakis....?


      Berfoto Bersama, dengan Pak Tri Subekso, dan Sanggar seni yang sedang melakukan gladi resik pementasan Dokudrama.....
DEWA SIWA + Pak Tri Subekso dan Komunitas Seni : Candi Ngempon
     Bukan sengaja saya tak menyebut Lek Max Trist, tapi karena beliau nyusul,  salut "ngebut kesetanan" dari tempat kerja.... namun sayang kami sudah menyelesaikan perjalanan ke Arca Ganesha Sidomuncul.

    Tapi wajah memelas itu, tak mampu menolak kami untuk mengantar beliau... hehehehehhe... wkwkwkwkwk...... sambil menunggu waktu berbuka jadilah kami mengawal Lek Max Trist.
Es Campur Palembang
---QOTD: Kemu banyu degan---

    Sebelum Pulang, karena Bedung Magrib telah berkumandang,  kami menyempatkan terlebih dulu menikmati Es Campur Palembang. (saya, Mas Radito, Mas Eka dan lek Trist)



Gabung yuk di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA

Minggu, 12 Juli 2015

Menelusuri Jejak Situs Pleburan Semarang


30 Juni 2015
     Terimakasih kepada beliau Kang Daru Lelana dan Kang mas Roso, berkat percakapan fb nya yang 'kusadap" hehehehe. Saya jadi dapat info Sangat Penting ini.... Ada Peninggalan situs purbakala di Tengah kota Semarang!.
    Seorang rekan yang kuberi tahu malah sempat mempertanyakan kebenaran info ini... Apa benar? setelah ku yakinkan... eh malah dia kesana dulu.... , walau sebenarnya memang ku pancing biar survey dulu.... wkwkwkwk... ngapurane kang max trist .
     "Lokasi Situs Berada di Makam Kyai Sukolilo Pleburan" bunyi info tersebut. Menuju Lokasi sangat mudah, namun saya yang beberapa tahun belajar di dekat Pleburan (Hayam Wuruk)... sama sekali ga menyangka ada situs di tengah kota. Menuju Situs : Kami Janjian di depan Gedung Wanita, setelah Kami; saya, max trist dan Wahid berkumpul. Kami meluncur menuju lokasi dengan Lek Trist yang di depan, karena beberapa hari yang lalu sudah mblusuk terlebih dulu. Kira-kira 100m dari Gedung Wanita, Arah POLDA Jateng...           
Gang nanjak menuju makam Sukolilo

 Sampai di Wonderia, di seberangnya ada Gang/ jalan menuju Pleburan Raya. Tepat di samping Sekolah AKIN (Akademi Kimia). Masuk Gang tersebut, kira-kira 100m lagi ada gang sebelah kiri yang menanjak cukup curam menuju RT 04 RW II...

Gerbang Makam Sukolilo Pleburan   
 Ikuti tanjakan, sampai ketemu dengan Gapura Makam Pleburan.

      Suguhan Pertama, Kepala Arca yang telah Rusak.... :

Kepala Arca Situs Pleburan

     "Kyai Sukolilo murid dari Sunan Kalijaga", tutur Bapak Mudi sang Juru Kunci Makam. Kami hanya manggut-manggut saja. Dimana mata memandang, kami melihat batuan candi yang bercecer dimana-mana. 
     Dimakam Kyai Sukolilo sendiri, Batuan yang digunakan untuk nisan saya duga adalah Lingga, dengan ciri khasnya di bagian bawah bersegi delapan, dan 'kijing'nya berasal dari 'tatanan' watu candi. 
Makam Kyai Sukolilo Pleburan Semarang
    Selain makam Kyai Sukolilo di samping kanan dan kirinya ada pula makam yang memakai watu candi :


     Selain Lingga yang dipakai untuk 'pathok' makam, juga watu candi kotak yang berceceran di beberapa makam.
   
 Bahkan, menurut Bapak Mudi, "Setiap menggali makam baru, banyak ditemukan Bata berukuran besar". 
   Yang menambah bukti, adanya sebuah Bangunan Suci di area ini.
Batu Bata besar di Situs Pleburan

     
    Bapak Mudi menunjukkan tulisan di batu, "Konon yang mata batinnya awas saja yang mampu membaca" terang beliau.
    Tak Jauh Makam Kyai Sukolilo...
     


   Di bawah pohon Bendo Ada Potongan Kepala Arca... Awalnya diskusi kami mengarah berdebat  Kemungkinan-kemungkinan itu arca apa. Namun Pak Mudi ternyata punya solusi yang cukup menarik. "Biar tidak penasaran saya balik....". Sambil ritual minta ijin terlebih dahulu, langsung saja beliau balik....
    Dan seperti dugaan kami, Arca yang menghadap batang pohon memang rusak. Tapi setelah melihat sisi yang satunya.. Kami bertiga sepakat... ini Kepala Arca Ganesha yang cukup besar....

Situs Pleburan Semarang


    Menurut saya pribadi, Ukuran Arca Ganesha ini Kurang Lebih sama dengan Ganesha Mbah Doel Jalal Bergas Lor Kabupaten Semarang.
     Ada sisa batu berelief, yang kami duga adalah potongan sisa perusakan kepala arca ini : 
Batu Datar berbentuk lingkaran: 
Situs Pleburan Semarang

        Di Bagian Barat Makam Sukolilo, kira-kira 2 meter ada batu bulat berukuran besar, kami duga adalah Lapik Arca (Batu landasan dimana arca berdiri). 
Situs Pleburan Semarang
     Di Bagian Bawah Makam, tak jauh dari lapik arca tersebut ada batu bulat berukuran lebih kecil 
     Batu Candi di Makam Sukolilo : 



             Batu Candi Berjejer menjadi lantai di makam 
Situs Pleburan

Batu candi yang lain :
Sepotong Batu Relief yang masih tersisa....

     Dugaan saya, ini adalah potongan sebelah kiri Kala Makara, yang biasanya posisi ada di atas pintu masuk sebuah bangunan. 
    Saya Membandingkan dengan Kala Makara Situs Ngampin Ngentak Ambarawa, --mohon maaf bila salah--- menunggu koreksi....
Lapik Arca dan potongan Cerat Yoni
Situs Pleburan Semarang
Batu-Batu Candi Berpola







Lingga Patah di Pucuk nya

      Baru saja ditemukan, namun hilang lagi, saat survai kesini, Max trist dengan jiwa "pemburu" nya nemu potongan atas lingga....
     

    Potongan Pucuk Lingga yang ditemukan di bawah Pohon Randu














   Di Bawah Pohon Randu inilah Pucuk Lingga Berada...








    Setelah disatukan :











Max trist menunjukkan Dimana Lingga itu harusnya berada
     Namun saat saya kesini beberapa hari kemudian Lingga itu hilang.... Hanya beberapa Hari!!!!!


    Sebelum Pulang, Kami ambil Gambar Bersama Juru Kunci Makam Sukolilo. Dari Kiri-Kanan : Max Tris, Bapak Mudi, Wahid dan Saya.
Rombongan Dewa Siwa : Di Situs Pleburan
Ziarah di makam yang penuh batuan Candi.....
Si Makam Sukolilo Pleburan

    Dari Informasi Bapak Mudi (Juru Kunci Makam), ada sendang di bawah makam, dekat pohon beringin besar, yang erat kaitannya dengan situs ini. Namun Karena Wahid harus pulang, jadilah hanya kami berdua yang menelusuri.
Menuju Makam
   Dari Makam, Ambil Kiri, jalan menurun. Pertigaan kiri, kira-kira 30m ambil kiri lagi. Ketemu dengan Pohon beringin yang cukup besar. 
     Namun Sendang tak nampak jejaknya, Sudah dibangun menjadi sumber mata air tertutup yang di ambil dengan cara disedot memakai genset dan pompa air. Padahal ada legenda disini. 
Pohon di Sendang dekat Makam Sukolilo
     Air yang jernih dan tak pernah kering walau kemarau panjang... Bahkan info yang saya dapat Sendang ini dulunya berkhasiat....
Hendri di Situs Pleburan
   Saat beranjak pulang, ada yang memanggil kami, dan ternyata mas Hendrie Samosir 'nyusul', kemudian kami sempatkan kembali lagi ke makam. Obat kecewa beliau... hehehe ...








Save This Not Only a Stone!



***Sebuah coretan dari sisi lain....

     Pleburan yang menurut hemat saya pribadi adalah bukan hanya sebuah nama yang didapat begitu saja... Namun tentu ada kejadian luar biasa yang telah terjadi. Berasal dari Kata : 

Peleburan

 [KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA]

1le·bur a 1 luluh atau hancur mencair (tt logam yg dipanaskan): baik besi maupun baja -- apabila dipanaskan dl suhu yg tinggi; 2 ki rusak binasa; punah sama sekali: seluruh kampung -- oleh gempa yg dahsyat itu;
sama -- sama binasa, pb
 bersahabat sehidup semati;
-- sel Tan terjadinya peleburan antara dua sel dl kultur jaringan dan dihasilkannya sel baru atau hibrida baru; -- tunggal Ek penggabungan dua atau lebih perusahaan sejenis menjadi satu perusahaan;
me·le·bur v 1 menjadikan lebur (luluh); menjadi cair (tt logam): timah ~ pd 332oC; 2 membubarkan diri kemudian bergabung dng yg lain (tt perkumpulan): beberapa partai politik telah ~ menjadi satu;me·le·bur·kan v 1 menjadikan lebur (luluh); meluluhkan; mencairkan (tt logam): tukang emas itu sedang ~ emas di dl kui; 2 membinasakan; menghancurkan sama sekali: pasukan kita berhasil ~ benteng pertahanan musuh;~ diri 1 menyatukan (menggabungkan) diri dng yg lain: partai kecil sebaiknya ~ diri ke dl partai yg besar; 2 memasukkan diri ke dl; masuk ke: orang asing yg ~ diri ke dl kebangsaan Indonesia memperoleh hak dan kewajiban yg sama dng warga negara Indonesia lainnya;ter·le·bur adv telah dilebur;
le·bur·an n sesuatu yg telah dilebur (tt logam yg sejenis, perkumpulan); hasil melebur: ia menuangkan ~ besi itu ke dl cetakan;pe·le·bur·an n 1 proses, cara, perbuatan melebur; 2 tempat meleburkan (logam dsb) 
2le·bur n, ke·le·bur·an ark n lubang yg dalam (untuk menangkap binatang besar dsb); pelubang 
3le·bur ===debur 

Peleburan [THESAURUS]

lebur 1) a cair, larut, leleh, luluh, lumer, padu;
2) v berpadu, bersatu, menunggal, menyatu;
3) a ki binasa, hancur;
ant 1) padat
melebur v 1) meluluh, melumer, mencair;
2) bercampur, berfusi, bergabung, berhimpun, berpadu, bersatu, membaur, menyatu;
ant 1) memadat
meleburkan v 1) meluluhkan, melumerkan, mencairkan, membaurkan, mempersatukan, mempertemukan, mencampurkan, menggabungkan, menyatukan;
2) meluluhlantakkan, membinasakan, menengkarapkan, mengancaikan, menggempur, menghancurkan, menumpas, merapun, meredam, meremukkan, merusak;
ant 1) memadatkan

peleburan n 1) peluluhan, pelumeran, pencairan;
2) asimilasi, fusi, inkorporasi, merger, pembauran, penggabungan, penyatuan, percampuran, perpaduan
ant 1) pemadatan;
2) pemisahan




      Pleburan menjadi penada sebuah kejadian, "Bahwa pernah terjadi proses Peleburan dua budaya  saya mengambil istilah Budaya lama di lebur (cocokkan sendiri ya dengan salah satu arti di KKBBI diatas) menjadi budaya baru... caranya dengan meleburkan budaya yang lama... diganti dengan budaya yang baru.

Caranya : 

Dirusak, Diganti fungsi ataupun dikeramatkan.

---- Tak mampu lagi menulis apa yang ada dipikiran saya.... (menjawab tantangan Mas Awan Dilangit... nyuwun sewu mas belum cukup ilmu untuk analisa detail....)
Semoga kebenaran lah yang hakiki.....

    Karena di tempat ini terjadi peleburan itulah... kemudian lambat laun masyarakat mengenal lokasi ini menjadi Pleburan.

    Tak Jauh dari situs ini, di area TBRS juga terdapat sendang kuno yang airnya mengalir dengan jernih dan sejuk.... Banyak yang menduga pula erat kaitannya dengan situs Pleburan ini
     Bukit dimana situs ini berada, dulu sebelum proses pendangkalan di Semarang, situs ini langsung berhadapan dengan laut..... 
 Saya yakin 100% Semarang (atau apapun nama kunonya) sebelum Kerajaan Demak ada budaya yang lebih Kuno.... Namun tentu saja...sejarah diciptakan dan ditulis oleh penguasa saat itu....
     ---- end

Sampai ketemu di kisah Mbolang Situs selanjutnya...

Mari Kunjungi dan Lestarikan.... Salam Pecinta Situs


Gabung yuk di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA