Kamis, 17 Juli 2014

Menelusuri jejak Watu Candi di Situs Candisari Jambu

Watu Candi di Situs Ngembat Jambu
        Sempat kelupaan, ternyata masih ada naskah blusukan ke Situs yang belum saya ulas di blog. Beberapa kali saya ke situs ini, pertama kali sekitar 17 Juli 2014, Usai di Situs Ngembat Jambu, awal kesini, saya diprovokatori Mas Wrong Way, tentang situs yang kondisinya lebih/ sangat memprihatinkan dibanding Situs Ngembat. Setelahnya, beberapakali dengan rekan....
   Secara administratif berada di Desa candisari Kecamatan Jambu kabupaten semarang. Situs ini berada di gumuk di tengah areal persawahan milik warga. 
rute 1 : menuju Situs Candi 
     Ada dua jalur menuju lokasi, yang pertama masuk perkampungan Candisari Jambu. Melewati Situs Terakota Makam candisari. Kira-kira 1km dari sini di area belakang peternakan ayam sampai di situs.
   Rute yang kedua, dari pertigaan Brongkol, ambil kiri. Kira-kira 1km melewati jalan letter S (melalui jembatan-dibawahnya rel KA Jambu-Ambarawa) kemudian gang pertama sebelah kanan masuk. 
    Bila lurus 100m sebelah kanan, dibelakang makam sobat akan ketemu dengan Situs Ngembat JambuMelewati sebuah sekolah Islam, SD IT Ibnu Mas'ud (kalau tak salah namanya). 
Dari sekolah tersebut hanya 100m ditengah area persawahan.
     Dari cerita, mas wrong way, sudah berulangkali situs ini dilaporkan bahkan dibuat surat secara tertulis untuk meminta perhatian/ penanganan situs ini, namun sampai saat ini abai saja.
Watu Candi di Situs Ngembat Jambu
      Beberapa batu unsur bangunan suci masa lalu. 
Lebih dekat, yang masih nampak dan tersisa :


ada batu candi di talud : candisari jambu

* Di dekat talut, jalan masuk ke gumuk situs tengah sawah itu...persis disamping saya parkir motor
Watu Candi di Situs Candisari Jambu

    * Digumuk ini, sebuah misteri tersimpan
Gumuk : bertumpuk Watu Candi

     * Close up, watu candi yang nampak di antara rumput ilalang 
Watu candi kotak : berukuran besar

watu candi : bersaingan dengan sulur-sulur rerumputan




watu candi
bukti : keberadaan bangunan suci masa lalu / candi
     Watu candi berpola dengan sedikit tonjolan, Struktur sebuah bangunan, bisa menjadi landasan, kuncian ataupun umpak sebuah tiang.

    


watu candi di gumuk Candisari
    Adapula watu candi yang berada agak jauh (20m) dari Gumuk candi, entah alami bergeser/ dipakai lempar2an.... (hehehehe)
     


     


     Awal Blusukan ditemani Mas Wrong Way 

     Blusukan ke 2..... masih nunggu kontributor foto

     Blusukan ke 3 ke Situs Candisari
lek Wahid, anake wahid, saya dan Lek Tris.
Save This Not Only a Stone
Latarbelakang situs Candisari.


Salam Pecinta Situs....


Kamis, 10 Juli 2014

Situs Watu Gudig

Situs Watu Gudig
6 Juni 2014      
       Setelah dari Candi Candi Ijo, Tujuanku semula adalah langsung ke Candi Barong. Namun di tengah jalan tepatnya di Dusun Jobohan, Desa Bokoharjo Kecamatan Prambanan Sleman ada papan Nama Situs Gudig, arah papan nama tersebut menunjuk jarak hanya sekitar 200m saja. Tnpa pikir panjang aku langsung berbelok masuk gang menuju Situs Watu Gudig.
watu gudig
    Watu Gudig, berasal dari bahasa jawa yang berarti adalah satu jenis penyakit kulit, itu menurut masyarakat karena batu-batu situs ini banyak bercak-bercak putih (jamur) seperti penyakit Gudig. Akhirnya penduduk setempat menamakan bebatuan tersebut dengan panggilan watugudig (watu=batu, gudig=luka/bopeng).
     Disebelah situs ini berada pemakam umum Dusun jobohan.
Yang masih tersisa di situs ini adalah sejumlah batu-batu bulat, besar, yang tersebar hampir dimana-mana. Bebatuan ini memiliki diameter terbesar 75cm sedangkan yang terkecil berukuran 53cm.

         Mungkin merupakan suatu bangunan semacam pendopo dengan pilar dan atap yang terbuat dari kayu. dan Konon tempat ini sering digunakan oleh prabu Boko sebagai tempat melepas penat/ istirahat.




 Bebatuan itu nampak tersesusun rapi membentuk formasi segi empat, sementara sebagian lagi berserakan diberbagai sudut lokasi dan ada pula yang menggerombol sedikit terpisah dari formasi utama.
     Di Areal Situs Watu Gudig juga ditempatkan beberapa arca/batu candi hasil penemuan warga secara tak sengaja; saat mencangkul di sawah, menggali u pondasi dll. Karena memang di Kawasan Bokoharjo banyak sekali / bertebaran batuan candi.

    Atas inisiatif masyarakat, batu/arca yang ditemukan kemudian  di kumpulkan di situs terdekat, agar aman serta terawat dan yang paling penting bisa diteliti dikemudian hari ; asal-usulnya.

Salam Pecinta Candi...
Mampir situs  watu gudig

Candi Ijo

Candi Ijo
     6 Juni 2014       
      Setelah Candi Banyunibo, perjalanan kulanjutkan ke Candi ijo. Dari Candi Banyunibo kita keluar kemudian ikuti petunjuk arah yang terpasang. 
     Nama Candi ijo, (sesuai papan sumber informasi di Komplek Candi Ijo) berdasarkan keberadaan / lokasi dimana Candi Ijo berada. Berada di Gumuk Ijo (Bukit Hijau). Sebuah Bukit padas yang mempunyai ketinggian 427 dpl.
view dari bukit 'gumuk ijo'
     Secara administratif, Candi Ijo terletak di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo Kec. Prambanan Kabupaten Sleman. Penyebutan Nama Ijo yang berarti hijau untuk pertamakalinya disebut di dalam prasasti Poh yang berasal dari tahun 906M. didalam prasasti tersebut ditulis tentang seorang hadirin upacara yang berasal dari desa Wuang Hijo "...anak wabua i wuang hijo..." jika benar demikian maka nama "Ijo" setidaknya telah berumur 1100 tahun hingga tahun 2006 lalu.
     Candi Ijo merupakan kompleks percandian yang berteras-teras, yang semakin meninggi ke belakang. Yakni di posisi Timur dengan bagian belakang sebagai pusat percandian.
      Pola yang unik, karena berbeda dengan candi di kawasan prambanan lainnya yang kebanyakan diantaranya memusat ke tengah, misalnya Candi prambanan dan Candi Sewu. Hal ini didasari oleh kpnsep peanatan ruang yang bersifat kosmis. Dengan pusat berupa puncak gunung Meru, tempat tinggal para dewa. Adapun pola yang semakin meninggi ke belakang seperti Candi Ijo adalah suatu keunikan. Karena Pola semacam ini lebih banyak dijumpai pada candi-candi dari masa Jawa Timur.
Komplek Candi Ijo (Pusat Candi terlihat di Atas

     Candi sebagai tempat pemujaan para dewa merupakan hasil karya arsitektur yang khas dari abad 9 hingga 10 masehi. Didalam Candi-Candi tersebut sering ditempatkan arca-arca dewa yang bernilai seni tinggi.
    Kitab-Kitab India kuno menyebutkan bahwa pemilihan lokasi untuk didirikan suatu bangunan kuil dewa dinilai amat berharga, bahkan lebih utama dibanding dengan bangunan kuil itu sendiri. didalam kitab kuno tersebut juga dinyatakan bahwa lahan atau tanah  merupakan VASTU  atau tempat tinggal yang paling utama bagi dewa dan manusia. Lahan seperti ini biasaya adalah tanah yang subur dan tidak jauh dari mata air.
     Di kawasan Prambanan, candi-candi yang dibangun dari abad 9-10 Masehi menempati 2 tipe lahan yang berbeda, yakni di dataran Prambanan dan dataran Sorogedug yang subur. Sedang tipe lahan yang kedua berada pada perbukitan sisi selatan atau Batur Agung yang merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Selatan.
    Di dataran Prambanan yang dialiri Kali Opak banyak ditemukan candi-candi di sisi barat maupun timurnya. Diantaranya Candi Prambanan, Sewu, Bubrah, Sojiwan, Kalasan dan masih banyak candi-candi kecil lainnya. sedangkan di bukit Batur Agung juga banyak dijumpai candi-candi yang megah, antara lain Kraton Ratu Boko, Candi Barong, Dawangsasi, Candi Miri dan masih banyak yang lain termasuk candi Ijo. Untuk Candi Ijo sendiri berada pada sebuah puncak bukit kapur (batuan padas)  yang tidak subur dan merupakan situs dengan ketinggian dpl paling tinggi diatas candi lain di kawasan prambanan.
     Candi Ijo menempati lahan yang bukan teruntuk bagi dewa, karena menempati tanah yang tidak subur dan jauh dari mata air. Jadi untuk pemilihan lahan yang disarankan di dalam kitab kuno tidak sesuai kenyataan untuk Candi Ijo. Belum diperoleh kepastian interpretasi mengenai hal ini. Justru inilah yang membuat candi ijo menjadi menarik dan unik.
    Candi Ijo pertamakali ditemukan tanpa sengaja oleh seorang administratur pabrik gula Sorogedug yang bernama H.E. Doorepaal pada tahun 1886. Waktu itu ia sedang mencari lahan bagi penanaman tebu. Selang tiada lama C.A Rosemeier juga mengunjungi Candi Ijo dan menemukan tiga buah arca batu. Tahun 1887, Dr. J. Groneman melakukan penggalian arkeologis di sumuran candi induk. Dari penggalian tersebut diperoleh lembaran emas bertulis, cincin emas sertabeberapa jenis biji-bijian.
      Candi Ijo yang terletak di bukit kapur ini menempati 11 teras dengan ketingggian berbeda-beda yang membujur dari arah barat ke timur. Pada teras-teras tersebut ditempatkan 17 gugusan bangunan candi. Keseluruhan gugusan candi tersebut dapat dibedakan menjadi 2, yakni bangunan beratap dan tanpa atap. Untuk bangunan yang tidak beratap diperkirakan sebagai bangunan dengan struktur kayu. Karena disana ditemukan sisa-sisa umpak batu.
      Dari ketujuhbelas gugus bangunan tersebut masih dibedakan menjadi 6 kelompok berdasarkan keletakannya pada masing-masing teras.
     Gugusan candi-candi tersebut untuk memudahkan penyebutannya dinamai Candi A,B,C dan D (teras ke 11), Candi E (Teras 9), Candi F,G,H,I,J,K, dan L (teras 8), Candi M,N dan O (teras 5), candi P (Teras 4, dan terakhir adalah candi Q (teras 1)
 Candi di teras 1 (Q)
      Bangunan inti dari kompleks Candi Ijo ini berada diteras paling atas yakni teras 11 yang dijumpai 1 buah candi induk (candi A) dengan 3 buah candi perwara (candi B,C,D) yang terdapat di depan candi induk (sisi barat).
Candi Induk di teras 11 (A)






3 candi perwara



    Di halaman percandian teras 11 ini ditemukan 4 buah (seharusnya 8 buah) lingga semu yang terletak pada arah mata angin. Lingga merupakan titik perpotongan diagram Asana, yakni sebuah diagram kosmis mengenai penataan gugusan candi dalam satu halaman.
salah satu lingga semu....














Candi Ijo : Candi Induk 
Candi Ijo (candi Induk di teras 11)

      Disambut Kala Makara, di pintu masuk Candi Ijo (Candi Induk)
Kala Makara Candi Ijo (induk)
      Yoni di candi Induk, berukuran lumayan besar, dan masih lengkap dengan lingga.
Yoni di Candi Ijo
Relief2 di dalam Candi Induk:





Di Dalam Candi Perwara : 

Yoni

      
Candi Perwara : Nandi dan Padmasara
Candi Ijo Teras 10 sampai teras 2 :

   Reruntuhan pagar:
Teras 10
  











Teras  8
Reruntuhan nampak sebuah tangga :
teras 7








Ada Candi yang masih utuh di teras ke 4 : 
Candi di teras 4
Kala Makara dan Atap Candi di teras 4 :

sebuah relief simbol...
Spot Latar belakang Candi Induk....






Reruntuhan Candi Ijo, Teras 1: 










"Jika datang ke Candi Ijo, lebih 'indah' jika sore hari, dan pasti sangat ramai, apalagi hari sabtu...."pesan bapak security padaku. 
Salam....
Di Candi Ijo