Laman

Kamis, 27 Juni 2019

Umpak Situs Logong, Jubelan Sumowono : Blusukan Silaturahmi 1440H

It's been a long day ...
without you, my friend ...
and i'll tell you all about it when i see yo again
----
Cuplikan Lagu Wiz Khalifa-Charlie Puft berjudul See You again, sangat mempengaruhi jalan pikiran saya akhir-akhir ini.... termasuk cara saya menulis kisah kali ini....
Umpak Situs Logong, Jubelan Sumowono 

     Kamis 27 Juni 2019, tanpa perencanaan yang panjang, karena tujuan sebenarnya memang hanya silaturahmi 1440H. Blusukan hanya bonus saja, nomor buntut ke sekian. Saya memang awalnya rasan-rasan  dengan Pak Nanang untuk silaturahmi, "Lha sekalian saja ke Pak Mustain saja", cetus beliau. Idem, tanpa pikir panjang langsung saya WA Pak Mustain. Segera saya lempar ajakan Blusukan "Silaturahmi" lewat Grup WA.
     Janjian jam 1, beberapa rekan berdatangan. Tentunya karena hari ini Kamis, pastinya banyak pula yang ga bisa. Tapi sekali lagi, ini Blusukan Silaturahmi 1440 untuk yang longgar dan bisa... yang terbentur kerjaan tentu saja silaturahmi sendiri bisa kapan saja... (asal niat pasti bisa), saya hanya mengajak bareng bareng di barengke dengan blusukan.
     Pak Nanang-Bu Nanang, Mas Seno dan Anak, Saya, Mas Amin-Ageng (salam kenal mas), dan Mas Dhany. Kami lewat jalur Berokan, Doplang Ambarawa-Bandungan- Sumowono. Kemudian bertambah satu sodara yang gabung : Mas Artdie yang sudah standby di pertigaan Banyukuning.
     Tujuan Sillaturahmi ke Bapak mustain, salah satu senior yang telah meninggalkan dunia hitam (baca  rambutnya telah memutih) ... jadi saya pribadi merasa perlu untuk prioritas didatangi.. hehehhe. Nyuwun Pangapunten nggeh pak... hehehe.
      Sampai dirumah beliau, kemudian berbincang santai sebentar, bercanda.. saat saat seperti inilah yang sangat saya rindukan.... Sekian lama memang Dewa Siwa tak lagi bisa seperti ini. Semoga dengan silaturahmi, ketemu langsung bisa menambah rasa paseduluran. Bukan hanya berteman di Medsos tapi ketemu pun ogah2an. "Perbanyak silaturahmi menambah rezeki', sesanti yang tentu sayapun sayang percaya dan meyakini kebenarannya.
Blusukan Silaturahmi 1440H
   Pak Mustain, banyak menawari situs untuk jadi bonus sillaturahmi ini. Namun sayangnya saya terbatas jam blusukan. Durasi.
     Setelah perdebatan panjang, sambil beberapa rekan nggasak beberapa toples kripik bayem... (yang nantinya saya baru ngeh ada yang bungkus satu plastik di umpetke didalam tas... dimakan di sepanjang perjalanan blusukan---- moga-moga Pak Mustain gak kapok... wkwkwk) akhirnya dipilih satu situs .. di daerah Jubelan...
Jubelan Sumowono
    Berada di tengah persawahan warga yang ditanami sayuran, juga bunga mawar. Yang cukup membuat kami kesulitan berjalan karena beberapa kali jaket atau celana tersangkut duri.
     Sampailah kami...
"Nggeh Namung niki mas...., riyen wonten saking dinas kados e survey lan badhe ngaman ke niku", jelas bapak2 petani yang interest dengan rombongan penggila watu ini. 
Umpak Situs Logong, Jubelan Sumowono 
    Senang jika sudah seperti itu....  umpak sebuah tiang menjadi topik diskusi kami.
Umpak Situs Logong, Jubelan Sumowono
close up 

Skala ukuran seadanya




     Karena penasaran dengan dugaan dugaan, kami kemudian mencoba membersihkan rumput-rumput dan sampah disekitar Umpak ini. 
Bagian bawah  Umpak Situs Logong, Jubelan Sumowono 

      Juga menata ulang tanah dan batu penyangga umpak. 
     Surprise, ternyata dibagian bawah juga terdapat cerukan yang mirip kuncian... diskusi kami semakin seru.
--
    Karena saya dan mas Dhany terkena sawan durasilah, akhirnya kami, terburu buru....-- 
     "80m kebawah ada batu struktur candi berpelipit", seperti petir tanpa mendung komentar Mas Jahat Eka WP.
---
      Tak ingin berlarut dalam kekecewaan saat menulis kisah ini, Akhirnya yang bisa saya katakan... pemandangan di lokasi ini menakjubkan....-- serasa fresh pikiran dan plong batin saya. Hamparan sayuran, warna merah mawar dan air yang mengalir seperti oase pengobat stress kerjaan.
        Setelah merasa cukup, kami kemudian berlalu.. Disinilah Malapetaka terjadi... Saya beranjak paling akhir... Karena ingin memotong jalur... saya melompat dan byur... kaki kiri saya tenggelam seukuran dengkul..... segala sumpah serapah saya gumamkan.... sial berlipat ketika si pemilik tertawa paling jahat ada di area cukup dekat. Seperti batin saya, dia berlari tapi swear tidak menolong.. malah memvideokan... jahat bukan? saat itu rasanya ingin ngapyuk lumpur ... dendam kusumat... rasane pingin ta jorokke...----
    Saat tulisan ini saya buat dan belum dipublish, video itu masih belum diedarkan luas, katanya belum di edit.... Mungkin karma bagi saya, biasanya dalam cerita naskah blog, rekan yang kujadikan bahan...sedikit membully, eh kali ini musibah saya akan jadi bahan mereka tersenyum terbahak-bahak (mugo mugo keselek!)
   Yang saya ratapi adalah sandal jepit swallow hijau, yang setia menemani saya selama lebih dari 3 tahun.... tak mampu saya temukan.... ah...jika ada yang bisa menemukan akan saya anggap saudara wis... benak saya---
Video Paling Jahat : (by Dhany Putra)

       Bahkan mereka mengedit video ini? jahat bukan? Link nya

Kalo ini Video Blusukan di Channel Youtube saya...versi orang normal...: nunggu link you tube. :)
---
      Sekian cerita kali ini, warna-warni blusukan bersama, silaturahmi bagi saya tetap yang terbaik. Bukan hanya lewat WA/Messanger/facebook saja... Ketemu langsung bisa segalanya.... --- Komunitas itu wadah bukan arena!
Paseduluran kui sing utama
   Sementara yang lain lanjut, saya meluncur pulang... padahal tepat saya pulang ada yang nyusul, Mas Wi.. awalnya masuk tahap destinasi Silaturahmi ke dua, karena menyimpan rahasia sangat indah.... next plan target dirimu mas....    Blusukan Silaturahmi 1440H ;   
      Sampai Ketemu di kisah selanjutnya... "See You Again, mantan Partner... lagu ini untukmu... wkwkwk. Lebay!
#hobikublusukan

Senin, 17 Juni 2019

Situs Yoni Lorog, Desa Lerep Ungaran #2 : surprised journey

Situs Yoni Lorog, Desa Lerep Ungaran #2 
       Senin, 17 Juni 2019, Masih dengan suasana terkejut... sambungan dari penelusuran Situs Yoni Lorog, Desa Lerep Ungaran #1 : unexpected journey Cerita dongkol (lebih karena menyesal tak tahu sejak lama) tak perlu saya tulis ulang... kalau penasaran baca saca link itu ya. Masih bersama Guide Pak Kasubag Umum dan Kepegawaian Pak Eka WP. Dari rumah Pak Sabar, kemudian kami berlanjut, lewat Sekolah Alam Ungaran.... Dimana jalur ini sehari saya bisa 4 kali bolak-balik untuk antar jemput anak sekolah, selama hampir tiga tahun ini baru kali tahu.....ada situs! gila..!
     Ambil kanan arah Perum Mapagan, melewati Masjid, kemudian 100m ketemu dengan pertigaan, ambil arah makam. Dirumah tepat pinggir makam kami berhenti. Ibu Umiyanah
    Saya pikir, Yoni berada di kebun, ternyata berada di taman bunga....
Situs Yoni Lorog, Desa Lerep Ungaran #

         Tersamarkan oleh taman bunga milik ibu Umiyanah, 
Situs Yoni Lorog, Desa Lerep Ungaran #2

       "Dulu kami temukan saat membangun rumah ini, kemudian kami tempatkan di taman itu", cerita ibu Umiyanah. Yoni berukuran sedang, dengan bentuk tegas namun sederhana.
Situs Yoni Lorog, Desa Lerep Ungaran #2
         Saat kami tanyakan keberadaan Lingga, ibu Umiyanah hanya menemukan Yoni ini (Kalau beliau dan warga menyebut ini Lumpang dan Alunya belum ketemu).
Lubang Yoni Situs Lorog, Desa Lerep #2
       Lubang Lingga berbentuk Kotak, berbeda dengan Yoni sebelumnya (baca link penelusuran sebelumnya ya, diawal naskah ini).
     Cerat masih utuh, dengan tanpa penyangga, 
Cerat Yoni, Situs Yoni Lorog, Desa Lerep Ungaran #2
        Lubang aliran di Cerat, konon adalah tempat keluarnya air suci yang disiramkan ke bagian lingga, 
Cerat, Situs Yoni Lorog, Desa Lerep Ungaran #2 
        "Selain Yoni ini, kami juga menemukan batuan kotak berukuran besar di Teras rumah saat menggali pondasi", tambah Ibu Umiyanah, 
Struktur Batuan Candi Lerep Ungaran
          Maturnuwun Pak Kasubag Umum dan Kepegawaian Ungaran Barat : Eka W Prasetya. (foto bersama Anak Lanang : Jagad PM) 
Eka WP dan Jagad PM di Situs Yoni Lorog, Desa Lerep Ungaran #2 
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Ssdrmk 

  #hobikublusukan
     
flash....
     Kami, kemudian pulang, dengan damai bin happy.... eh bagai tersengat tawon kemit..... sekali lagi trio maskenthir (sebutan baru bagi mereka).
Ini Link blog salah satu anggota Trio Maskentir yang senyum jahatnya paling lebar : jelajahkarungrungan.blogspot.com
Trio Maskenthir : Dhany, Seno, Eka Budi

---- WA dengan tegas, "Iki mau ketemu nyandung pora?", dengan senyum bibir nyungging seperti kuda.
seketika gelo lah saya.... eidyan... kurang air berarti.....---- saat saya, Mas Eka WP dan Jagad mencoba mencari jejak Lingga berada di Makam sebelah Rumah Ibu Umiyanah (Makam Dusun Lorog)
    Lingga pasangan Yoni.... dengan ukuran yang identik pas....., 


bagi saya..... kejadian kedua menjadikan saya nampak seru bagi mereka ....'Asyem"...
     Jadilah hari ini (19/7/2019) saya penelusuran ke lokasi ini)
--- 

Pesan saya..... (bagi saya pribadi)... "Lebih teliti".
---
Blitz,.... 2 Yoni Lingga Komplit dalam satu lokasi.... pertanda apa ini????????

Situs Yoni Lorog, Desa Lerep Ungaran #1 : unexpected journey

Yoni Situs Lorog, Lerep Ungaran
      Senin, 17 Juni 2019. Efek "no quota in home", agar menjauhkan Jagad-Bhumi dari HP di sisi lain menjadikan saya kudet. Hehehe. Tapi memang pilihan yang kuambil walau setengah terpaksa karena keadaan pula. Itu juga yang membuat saya menjadi obyek hiburan bagi orang jahat Walbi khususon para pemblusuk watu. Rasanya seperti sasaran panah yang tak mampu membalas..  sebegitu ngenes ya saya??? 
Coba simak terus...
     Sampai kerjaan jam 8.30, (Apel dulu di Setda), sesaat setelah parkir motor kunyalakan WiFi di hp. Sontak konfirmasi pesan di WA seperti senapan otomatis.... Juga pemberitahuan aktifitas FB yang tak kalah membabi buta. Sambil berjalan memasuki ruangan saya lihat dengan sabar satu persatu. 
     Saat di tangga menuju lantai 2, saya terhenti melihat pesan gambar dari Pak Kasubag Umum Kepegawaian Kec. Ungaran Barat.... Beberapa gambar yang membuat waktu sejenak seperti berhenti....  saya terdiam. Detik kemudian semua saya tumpahkan. Beberapa tersangka saya langsung WA.... "Jahat" .... Kata2 dongkol tak mampu menjelaskan apa yang saya rasakan saat itu....
     Bagaimana  tidak?,  tiap hari saya lewat area itu, bahkan anak sekolah  di Sekolah Alam Ungaran yang berada di area ini.... Saya tak mengetahuinya... Alpha. Saya bayangkan ekspresi jahat mereka ketika saya memohon petunjuk arah atau bahkan minta di temani. 
       Walhasil dengan nekat walaupun saya sedang ada 'musibah' saya paksakan di waktu kosong setelah jemput anak saya 'sowan' ke Pak Eka WP, Kasubag Umum dan Kepegawaian Ungaran Barat... Barangkali dengan sedikit Iba beliau berkenan mengantar.
      Dengan merapal ajian ngenes, akhirnya beliau rela. Walaupun beberapa waktu, ekspresi Yang ditampilkan itu mirip Voldemort atau Joker yang sedang tersenyum. Sangat njelehi .. Yen saya ga ingat beliau kasubag wis ta Jak balapan karung. 
            Saya yakin selain mas Eka WP, Eka Budi, Pak Nanang bahkan Bu Wahyuni menjadi kumpulan tokoh antagonis diatas Thanos ... Kalau melihat cara mereka tersenyum.... 
----
      Dengan sabar, walaupun nggondok level klimaks, saya mengekor di belakang Mas Eka. 
      Walaupun njelehi, Sungguh terasa manfaatnya punya guide blusukan pejabat kecamatan. Nyicil ayem.... Wkwkwk. Itu terbukti nanti.... Simak terus ....
     Dari Kantor Kecamatan Ungaran Barat saya mengikuti laju motor Mas Eka WP, eh dengan tak punya hati saya malah disuruh didepan untuk menunjukkan jalan menuju sekolah anak saya. Lagune Meggi Z aja kalah kejam.... Sungguh teganya... Teganya ... (tak seberapa) Sekali lagi saya manut. Tepat di gang sebelum sekolah Alam Ungaran, tanda lampu sign kanan beliau menyala. Sekitar 50 meter kemudian ketemu rumah. Parkir.... Dan kok lagi lagi .... "Jeh ga Reti?!", Tanya Mas Eka. Kontan saya sekuat tenaga mengedarkan pandangan mata.... Untung saja ..... 
Maaf saya tutupi icon
      Pak sabar nama beliau yang punya rumah dan selama ini merawat.... " Dulu ada saya temukan saat menggali pondasi rumah itu", beliau mengawali cerita.. 
     "Kemudian saya pindahkan, awalnya didepan rumah kemudian saya pindahkan di pojokan teras ini. Sudah lebih dari 20tahun lebih saya merawat Yoni ini", tambah beliau. 
    Beberapa mafia pernah mencoba membeli namun Pak Sabar dengan yakin menolak semua rupiah yang sebenarnya menggiurkan. Karena menurutnya Yoni ini bukan hanya sebuah batu saja. 
    "Saat saya pindah pertama kali kesini, di situ banyak batu batuan besar, sangat banyak. Seingat Saya bahkan ada yang berkelir dan berbentuk kotak kotak sangat banyak. Tahun 90an banyak warga yang menjadi pemecah batu. Akhirnya saat ini batu batu itu tak berbekas", jelas Pak Sabar bercerita. Kami berdua menyimak dengan perasaan  menyesal. Karena kami duga batuan kotak dan berkelir itu (kotak : struktur bangunan suci) ; (berkelir : relief / tulisan /gambar mitologi?)....
    Sambil mendengarkan beliau bercerita, saya tak lupa Mendokumentasikan.... Yoni Lorog, Desa Lerep, 
Masih Lengkap dengan Lingga .....
Yoni Lorog 

            Yoni dan Lingga adalah Manifestasi dari perwujudan pertemuan antara Siwa (Lingga) dan shakti (Ibu Pertiwi) istri Siwa yang melambangkan kesuburan (beberapa versi masih banyak lagi cerita tentang Yoni-Lingga. Termasuk ritual ritus keagamaan, dsb.        
       Lubang Lingga, 
Lubang Lingga Yoni Lorog
    Sayangnya cerat sudah patah. Karena tanpa penyangga memang cerat menjadi riskan.
Cerat Yoni Lorog #1


Potongan Cerat Yoni Lorog
    Yoni dari berbagai sisi, 

Yoni Lorog ungaran
  Karena bersama Pejabat Kecamatan, plus kami berdua pakai seragam Korpri pak Sabar juga banyak bercerita tentang degradasi sumber air yang dulu melimpah ruah saat ini menjadi langka. Bagaimanapun, keberadaan Yoni dan BCB sejenis pasti erat kaitan dengan sumber mata air. 
      Jadi walaupun Mas Eka ini sungguh menyebalkan ekspresi hari ini, namun posisinya membuat blusukan kami lancar jaya. Plus beliau berlatih menjadi pejabat penguasa wilayah. Blusukan sekaligus mendengarkan keluhan warga. 

Maturnuwun Pak Kasubag.... 
Saya dan Mas Eka WP
Salam Pecinta Situs dan Watu Candi
Jagad Pramudhita Murdianto
#Hobikublusukan

Nb : 
1.Bersambung ke Situs Yoni Lorog, Desa Lerep Ungaran #2 
2.Penelusuran ini, sebenarnya rekan blogger lain, juga berniat menjadi guide. Tapi saya pikir sama jahat ekspresi wajahnya. Jadi cukup satu saja. Bayangkan jika dua orang jahat berkumpul? Hehehhe...
Link naskah blognya ada di ; https://jelajahkarungrungan.blogspot.com

Kamis, 13 Juni 2019

Misteri Candi Bongkotan yang menakjubkan : Bonus Pasar Kumandang Bojasari Kertek Wonosobo


Candi Bongkotan, Kertek Wonosobo
Kamis, 13 Juni 2019. Beberapa tahun lalu, selintas dapat berita tentang sebuah situs di Wonosobo. Bahkan info tersebut jauh sebelum saya tahu (secara tak sengaja) situs Bogang yang juga di kota wonosobo, situs Bongkotan ini entah kenapa sangat menarik hati saya...
Setelah sekian lama keinginan terpendam, akhirnya hari ini bisa saya sambangi candi Bongkotan.
Blusukan Sendiri sebenarnya tak terlalu asik, tapi bagaimana lagi.... Beberapa yang tertarik ya hanya sebatas tertarik saja tanpa semangat untuk ikut. Ya sudah.... Blusukan must go on. Seperti biasanya nyuri waktu kerjaan (niru soalnya.... yang jadi teladan wae dolan terus) jadi ya coba balance lah. "Kerja terus kapan dolane". Wkwkwk.
Menuju Candi Bongkotan - Pasar Kumandang
 dari kerjaan sekitar jam 9 lebih, lewat jalur Ungaran-Sumowono-Kaloran-Temanggung-Wonosobo, dengan panduan peta di GMaps saya memantapkan hati, ditambah tawaran Mas Miko untuk bareng ke Candi Dieng menambah motivasi. Walaupun tentu saja nanti mempertimbangkan durasi, melihat jalur pulang padat merayap, bersamaan arus balik lebaran 1440H mestinya butuh waktu panjang agar durasi tak over time.
Juga ketemu dengan sedulur anyar, Mas Febri yang terlihat dari passion  situs nya sangat menarik. (Sedulur anyar di persitusan adalah penambah suplemen baru untuk penelusuran, tentu saja tak melupakan sedulur lawas... = Sedulur saklawase.
Menuju Candi Bongkotan - Pasar Kumandang
Tanpa mengurangi rasa paseduluran pula, nyuwun pangapunten untuk mas Seto, kali ini memang ku limpe. Berulang kali merepotkan tentu jadi sungkan.... Heheh. Tapi tenang masih ada watu gong .....
Tentu saja memperpanjang tradisi blusukan Syawalan yang biasanya bareng 2 Rekan Komunitas DEWA SIWA. Lewat GMpas, menuju Candi Bongkotan cukup mudah, walaupun penuh pengorbanan, jatah beli mie ayam untuk  beli kuota. Wkwkwk.
Singkat cerita, sampailah saya di Candi Bongkotan.. .
Beruntungnya, saya ketemu dengan Juru Pelihara, Ibu Siam. Sayang sekali beliau tak berkenan diambil gambarnya. Saya dapat cerita dari Bu Siam ini pula tentang penemuan Candi Bongkotan sekitar tahun 1989 pertama kali di ketahui oleh warga masyarakat, kemudian konon warga xxxxx maaf saya tak tega melanjutkan. Kemudian tahun 90an dinas terkait (BCB) melakukan penelitian. Maaf untuk data pasti saya belum tahu kapan kajian dilakukan.
Dari cerita Ibu Siam, diduga Candi Bongkotan lebih muda daripada Candi yang berada di Komplek Candi Dieng.
Reruntuhan Candi Bongkotan
Benar benar Tinggal Reruntuhan saja... kesan pertama saya saat sampai di Candi Bongkotan, dari jauh yang terlihat ...

Reruntuhan Candi Bongkotan
- jejak sumuran Candi plus lantai,
Sumuran Candi Bongkotan
Di sumuran ini yang menjadi 'nyawa sebuah bangunan suci, dimana terdapat 8 unsur batuan mulia... Entah dimana saat ini.
- Ada Yoni, tanpa lingga. Bentuk lumayan indah.... Dengan detail relief indah yang mulai aus dan penyangga cerat berbentuk 2 hewan mitologi kuno : ular Naga dan kita kira yang masing - masing melambangkan dunia atas dan dunia bawah. Namun sayangnya keduanya dengan kondisi kepala yang rusak.
Yoni Candi Bongkotan
- terlihat pula Lapik, dugaan ibu Siam ini bisa Lapik Arca atau tempat menaruh sesaji.
Lapik Candi Bongkotan

- yang menjadi perhatian saya tentu saja struktur batuan candi yang berdiri tegak, terlihat mirip lingga namun dengan ukiran yang lebih besar dari Yoni yang berada di pojok belakang kompleks candi bongkotan.










-Juga terlihat 3 Candi pendamping atau Perwara,
Candi Perwara Candi Bongkotan
Sedih rasanya, sebuah bangunan suci tinggal reruntuhan.... Walaupun apalah daya saya...
Ketika berdiskusi, kami (saya, Bu Siam dan Mas Febri) datang lagi Gus Syaiful.... (Di akhir cerita saya dapat banyak pencerahan mengenai Candi Bongkotan ini).
Jejak Relief, 
Relief Candi Bongkotan
Ketika saya sudah merasa cukup, seperti mendapat jawaban atas rasa sedih saya...., Gus Syaiful mengajak saya untuk melihat 3 makam kuno. Namun mohon maaf dengan sangat terpaksa saya tidak mempublish untuk kebaikan semua pihak. Tapi kesimpulan saya langsung berubah.
Masih bisa merubah, Candi Bongkotan bukan lagi sebuah reruntuhan jika warga masyarakat sudah siap lahir batin.... Saya yakin. Bila tidak ada lagi perasaan memiliki yang berlebihan niscaya Candi Bongkotan akan terlihat nyata.....
Pasar Kumandang Bojasari Kertek Wonosobo
Seperti yang saya lihat, di samping Candi Bongkotan Ada wisata Tradisional "Pasar Kumandang", yang pastinya keindahan Candi Bongkotan disandingkan dengan konsep wisata pasar Tradisional pasti dahsyat... Kalau Gus Syaiful berujar.... Jika SDM siap, pasti akan nampak.... Sesanti yang patut di cermati.
Harapan itu masih ada..... Saya yakin!
kopi khas Bongkotan, Bojasari, Kertek : homemade by Gus Syaiful
Mampir di rumah Gus Syaiful, dan saya dapat oleh2 Sebungkus Kopi Robusta khas Bongkotan. Yang diolah sendiri tangan beliau.... Rasanya ta menyesal saya datang kesini walaupun saat saya di Candi Bongkotan mengalami hal yang belum pernah rasakan dari 2010 saat saya keranjingan blusukan situs....
Rem depan motor yang tak berfungsi dengan baik plus lampu motor mati tak membuat saya kapok..... Bagi saya itu pertanda.. 3 jam berangkat, sedang pulang hanya 2,5 dan Durasi tetap aman... Plus cerita berkesan ini bisa saya wariskan ke anak cucu. Sungguh harus bersyukur.
Maturnuwun Mas Febri, Ibu Siam dan Gus Syaiful

Sampai ke temu di penelusuran berikutnya
Salam Pecinta Situs Watu Candi
#hobikublusukan