Laman

Kamis, 28 Januari 2016

Menengok Arca Nandi di Kawasan Wisata Watugunung Ungaran

Arca Nandi di Kawasan Wisata Watugunung Ungaran
Kamis, 28 Januari 2015
     Berawal ngintip hasil blusukan mas Beny dan mas Hakim di facebooknya sekitar bulan Desember 2015 lalu. Akhirnya setahun kemudian saya berkesempatan 'niliki' Nandi di Watu Gunung Lerep Ungaran ini.
     Jalurnya cukup mudah, alun-alun lama ungaran naik keatas melewati SMK NU kemudian Gerbang desa Lerep, Pertigaan di tanjakaan ambil arah kiri. Kira-kira 100m kemudian melewati kampung seni lerep yang sedang vakum, terus jalan lagi 100m sebelah kiri tepatnya di depan SDN Lerep 01 Watu Gunung berada. Awalnya Watu gunung merupakan villa pribadi yang kemudian di komersialkan menjadi sebuah destinasi  wisata alami pedesaan yang eksotis. Dari sumber terpercaya saya: pemiliknya masih ada hubungan keluarga dengan Pemilik Hotel Argo Puro Ungaran. 
    Namun sekali lagi saya tak akan mengupas Watu gunung sebagai destinasi wisata alam. Namun naskah ini saya tulis untuk mendokumentasikan keberadaan Arca Nandi di sini. 
    Masih sumber tersebut menceritakan asal muasal Arca Nandi berasal dari Genuk Ungaran (penelusuran yang hampir tak mungkin memang untuk mengetahui lokasi awalnya, terbayangkan betapa sulitnya mengorek informasi itu)
     Masuk bayar tiket 15 ribu rupiah, kemudian kami langsung mengedarkan tatapan mata di sekitar pos masuk. dan ternyata dipajang di sebelah kanan pos tersebut, tepat di pintu keluar.
Arca Nandi Watu Gunung Ungaran

   Terlihat perbedaan Arca Nandi dan Arca Dewa di belakangnya, mana yang tinggalan leluhur mana yang baru. Tentu saja Nandi nampak berwibawa walau kepala telah hilang. Selain perbedaan tersebut, kehalusan tekstur pahatan nampak terasa sekali, padahal Arca Nandi ini pastilah berusia ribuan tahun. 
Arca Nandi di Kawasan Wisata Watugunung Ungaran
     Keunikan arca Nandi ini, pada lehernya. Yang nampaknya semacam 'lego' saja, terlihat dari lubang di leher Nandi yang 'plug and play'. Sayangnya kepalanya tak ada.
    Detail Arca Nandi bagian belakang, membuktikan kehalusan pengerjaannya. Mestinya dalam proses pembuatan di dahului 'laku prihatin", belum lagi dahulu dipergunakan sebagai icon suci, manifestasi wahana Dewa siwa. Maka energi positif itu seharusnya masih terbawa.   
    Posisi Arca Nandi seperti duduk, kalau istilah dalam bahasa jawa "Njerom".
Video Amatir : 


Blusukan Kemisan bersama Lek Suryo dan Mbah Eka : 

Save This, Not only a Stone like other!
Mari Lestarikan, Bukan hanya Pajangan Saja!!!     

     Dan Hanya Arca Nandi ini yang menarik hati saya, walau harus mbayar tiket 15 ribu.

Minggu, 24 Januari 2016

Mengunjungi Situs Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang

Arca Ganesha Silurah, Batang
Minggu 24 Januari 2016
     Kisah Blusukan Lintas Kota Batang, Lanjutan dari perjalanan di Situs Balekambang, gringsing Batang. 
Peta Batang
    Dari Kecamatan Gringsing kami keluar menuju Jalan Pantura, kemudian seperti tergambar di peta yang jadi pedoman kami (peta batang), kami kemudian langsung menuju Subah, (rencana yang telah kami buat rute Subah-Pecalungan-Bandar-Wonotunggal-SILURAH). 
ngopi - udud dulu
    Sampai di pasar Subah kami rehat sebentar untuk sekedar mengisi perut dan mengobati dahaga, selain mengecek beberapa info/ pertanyaan saya tentang situs di sekitar subah (dari info telat kang Rahwan, ternyata ada satu yang terlewat : Yoni Kemiri Subah, yang ternyata sudah terlewat), Kembali lagi lumayan menghabiskan waktum padahal tujuan utama kami Arca Ganesha Silurah. Jadi Kami Putuskan blusukan lintas kota next saja.
     Karena tujuan kami masih jauh, sebentar saja, 2 batang rokok lah. Kemudian Kami melanjutkan perjalanan. Beberapakali bertanya, karena minim petunjuk arah (Bagi kami orang luar batang, harap maklum. Tak tahu medan dan sangat mengandalkan papan petunjuk).
@ssdrmk : menuju silurah Batang
      Akhirnya sampailah di Gerbang Selamat Datang Kawasan Silurah,     Tak Sabar rasanya, Segera sampai.... Finally
di gerbang silurah, batang
 'Ritual perpisahan', sebelum memasuki gerbang desa Silurah,  dengan Motor saya yang sudah menemani blusukan kemana saja sejak tahun 2010
bayar tiket dulu : menuju Silurah
     Dari Gerbang ini kemudian kami melanjutkan menuju lokasi. kira-kira 2km kemudian ketemu dengan loket penjaga karcis (@5rb per orang). Ternyata di Silurah ini terdapat pula wisata air terjun. Namun tujuan kami hanya situs Arca Ganesha saja. 
     Karena jalan cukup licin, kami tak berani sampai di area pedagang, motor kami parkir di area datar. 
Silurah : masuk area perhutani

     Kami lanjutkan dengan jalan kaki, "Kalau patungnya,  sudah dekat kok mas, 3 kali jalan menurun", jelas ibu bakul yang kami temui. Sempat menghidupkan semangat kami melawan lelah, letih perjalanan jauh dari Balekambang Gringsing tadi. Namun ternyata... 
Video amatir perjuangan menuju lokasi :
     Setelah berjuang cukup keras, Jalan cukup licin , namun tertolong titian dan pegangan yang secara swadaya dibuat oleh warga masyarakat. Salut! Dan akhirnya sampailah kami di Situs Silurah 
Situs Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang


     Belum banyak dilakukan penelitian dan kajian tentang situs silurah ini, hanya diketahui keberadaan Prasasti Canggal diduga mempunyai keterkaitan dengan Silurah. (Prasasti Canggal pernah saya unggah di naskah Candi Gunung wukir, dimana prasasti itu ditemukan)
Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang
      Prasasti Canggal sebagai bukti sejarah Indonesia yang dibuat pada tahun 732 M atas perintah Raja Sanjaya menyebutkan bahwa “di Pulau Jawa yang masyhur ada seorang raja bernama “Sanna” atau Mahasanna (Sanna yang agung), yang memerintah rakyatnya dengan adil dalam waktu yang lama. Mahassana kemudian berubah menjadi Mahasin, yang kini dikenal dengan sebutan Masin, sebuah desa di Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. 
     Pada tahun 684 M Mahasin digempur oleh Sriwijaya. Senna bersama dengan putra mahkotanya lari selatan mendirikan padepokan di Desa Silurah, ditandai dengan adanya situs misterius dengan patung Ganesya dan peninggalan purbakala bercorak Hindu lainnya, sedangkan Sanjaya sebagai putra mahkota diungsikan ke daerah gunung Merapi. Itulah penjelasan yang dikutip situs pemerintah setempat. (sumber : kompasiana)
Dari Sisi Belakang : Arca Ganesha Silurah Wonotunggal Batang

    Dari beberapa sumber yang saya baca terdahulu, ada mitos di Silurah ini. "Bila seorang mempunyai jabatan datang ke situs ini niscaya akan terjadi masalah". 
     Dari wikipedia :  Ganesa (Dewanagari): adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umatnya, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. 
    Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Sementara dalam tradisi pewayangan, ia disebut Bhatara Gana, dan merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa). 
     Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, kepalanya yang berbentuk gajah membuatnya mudah untuk dikenali. Ganesa masyhur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (Wignesa, Wigneswara), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan". 
    Ia dihormati saat memulai suatu upacara dan dipanggil sebagai pelindung/pemantau tulisan saat keperluan menulis dalam upacara. Kitab utama yang didedikasikan untuk Ganesa adalah Ganesapurana, Mudgalapurana, dan Ganapati Atharwashirsa.


     Di samping arca Ganesha Silurah ini, tepatnya disebelah kiri dengan posisi lebih rendah berlantai plester biasa, arca tanpa kepala : konon menurut info yang saya dapat Arca ini adalah dewa Siwa.

    Keterbatasan informasi, arca ini insitu atau pindahan saya belum jelas. Namun bila benar ini dewa siwa... 
   Ganesha kan anaknya, "lha apa ga kuwalat? posisinya diatas Siwa?" 
heheheheh... cuma mengerutkan dahi saja... tak lebih.
Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
     Esensi Arca ini memang tlah hilang, sejak dipenggalnya kepala arca. namun bagi saya pesona arca ini masih mengagumkan.  
    Walaupun jejak vandalisme terlihat jelas, Namun aura wibawamu masih terlihat jelas.
Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
Dari Belakang : Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
 Sayangnya ada pemasangan MMT di depan arca ini, sehingga pemandangan cukup mengganggu.       MMT di depan Arca Dewa Siwa, saya pikir ini mengganggu pemandangan, walaupun tujuanya memang baik. 
mmt tutupi arca siwa
    Ada narasi tentang Arca Dewa siwa.... Namun malah nutupi arca Desa Siwa. (Semoga yang tersindir tak mengapa).


Relief Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang





    Detail relief Arca Dewa Siwa

Umpak Arca Siwa Silurah Wonotunggal Batang
       Selain Keberadaan Arca Ganesha dan Siwa Juga terdapat umpak dan watu candi lain. Umpak di tempatkan di sebelah kanan ganesha dekat pagar masuk.
    Adapula beberapa struktur watu candi yang ditata di sekitar rumah arca ini








watu candi berpola, Silurah batang

    Watu candi kotak dan berpola yang ditata di jalan sebelum pintu masuk rumah arca
    Cerita sisi yang berbeda : Awalnya, naskah ini saya rencanakan ada detail foto dari arca Ganesha. Saya sudah pesan Lek Trist. Namun setelah saya tagih jawabanya : "Hilang semua file foto yang didalam pagar, tak logika, padahal foto diluar masih ada", jelas Lek Trist. Kami memang memaksa masuk area rumah arca ini untuk mendapatkan foto secara detail, mungkin itulah yang menjadikan foto di kamera lek Trist Hilang. "Padahal sudah uluk salam", "Saat lompat pagar kakimu injak umpak ga?"tanya saya. Hanya terkekeh... dan langsung..."Pasti itu, ada yang tak berkenan", jawab saya. "Ya Sudah lah"... yang penting niat kami menelusuri jejak peradaban leluhur dengan 'uri-uri' peninggalan nya sudah terlaksana. Mohon Maaf dan ampunan jika tak berkenan, lain waktu kami kembali dengan lebih baik lagi.. Mohon maaf penjaga/ juru kunci, lain waktu kami kesini di waktu yang agak siang.
     
gambar kami samarkan
Untuk mengisi kembali tenaga yang terkuras, Bekal dari Lek Tristno kami buka di Warung dekat Rumah Arca ini. (Maturnuwun ibu yang punya warung. Beberapa propertynya kami pinjam sebentar untuk makan. Piring dan Sendok, Bila ada yang cuci piring tak bersih cari Saja yang namanya Lek Suryo di facebook.. hahahaha video nya : 
 











   
melepas penat setelah menelusur silurah
Karena Hari sudah beranjak Gelap, Kami putuskan petualangan Silurah ini usai. Perjalanan nampaknya lebih berat. karena jalan pulang sangat menanjak....... no pict, no video... melangkah saja susah, teramat berat, jadi ta sempat ambil gambar.

      Trio Blusukan Lintas Batas Lek Suryo, Saya : @ssdrmk dan Lek Trist : 
di Situs Silurah batang
Mari Kunjungi dan Lestarikan


Situs Bale Kambang Gringsing Batang


Situs Bale Kambang Gringsing Batang
Minggu, 24 Januari 2016

    Selain silaturahmi kepada saudara saya, kang Rahwan, Blusukan kali ini juga saya maksudkan untuk 'perpisahan' dengan motor saya,H 5274 AW alias rencana mau di lego. Kang rahwan teman, sahabat bahkan melebihi saudara ini dulu rekan sesama perpustakaan yang saat ini sudah dipromosikan jabatan pindah ke Bagian Budaya. Bagi saya suatu anugrah, karena pasti menguasai medan penyebaran situs purbakala di area Batang, selain bisa tanya data jika beruntung pasti nya dipandu....hehe  
peta batang : pemandu jalan kami
     Setelah sekian lama mencari hari yang pas, akhirnya tanggal 24 Januari ini saya bisa menepati janji saya untuk kembali lagi menelusuri pintu masuk wangsa syailendra ...... (tahun lalu menelusuri Prasasti Sojomerto). Lek Suryo dan lek Trist yang kutawari tertarik pula setelah kusodori 1 folder berisi file situs Batang area (pemberian dari kang Rahwan).
dewa siwa : sarapan dulu
    Kami Janjian jam 8 pagi di rumah Lek trist di daerah Kawasan Industri ...., Sambil menentukan lokasi pilihan/ prioritas blusukan kami  serta pilihan jalur, kebetulan saya dapat dari google peta Batang yang lumayan menarik, ada informasi situs pula. Jadilah diskusi pemilihan tujuan dan (saya terutama, entah lek suryo) beruntung iso sarapan pagi lauk bandeng hasil lek tris ngambil di tambak 5 langkah dari rumahnya.
Selamat datang Kabupaten Batang
     Kira-kira jam 9 kami berangkat menuju Batang, dengan tujuan yang pertama kami pilih adalah Situs Bale Kambang. 
     Masuk Kota Batang, kami langsung mencari Kecamatan Gringsing. 
     Sampai di batas Kabupaten kemudian kami langsung mencari pertigaan sebelah kanan. Karena ilmu mengira-ira dengan sumber gambar situs berada tak jauh dari rel kereta api. 
Stasiun KA Krengseng Batang
    Dari google Street (klik aja tulisan biru ini), ternyata yang kami lalui adalah jalan Kebondalem. Kami ikuti jalur itu sampai ketemu dengan rel kereta api, setelah itu tanya beberapa warga. 
   Melewati Stasiun Krengseng batang, masih bertanya lagi sampai mendapatkan informasi yang intinya, disarankan untuk menyusuri pinggir kereta api, karena tak mungkin kami lewati hutan karet. 
   Saya dan lek trist terus terang saja ragu, berbeda dengan lek suryo yang kediamannya dekat dengan rel kereta api, jadi makanan sehari-hari.

   Adrenalin terasa, alias jujur saja saya lumayan takut. Begitu dekat dengan laju kereta api. Hembusan anginya kencang sekali.
      Setelah beberapa saat denyut nadi dan jantung berderap kecang. Akhirnya sampailah kami. Parkir di samping rel pula.
   Tak sabar kami mengeskplor Situs Balekambang....
     Saya sempatkan dulu untuk 'ritual' foto bareng vixion saya.... biar terasa syahdu...hahahahaha... Blusukan jauh terakhir bersama motor saya sejak 2010.
@ssdrmk: berlatar pohon Beringin situs Balekambang

    Sesaat setelah kami parkir motor di sisi rel, hujan menyambut kami. Walau hujan mulaia datang, foto dulu di Rel KA : 
      Situs ini berada di desa Sidorejo kecamatan Gringsing kabupaten Batang. Untuk mencapai situs Balekambang memang butuh usaha sedikit, namun akan terbayarkan dengan suasana di situs.
Sejuk dan menentramkan : Situs Balekambang
          Balekambang terdiri dari kata bale dan kambang yang artinya tempat terapung. Balekambang adalah sumber mata air yang besar yang airnya muncul dari bawah pohon beringin yang tumbuh diatas sekitas Balekambang.  

     Konon tempat ini adalah pesanggrahan peninggalan Sultan Mataram yang dulu pernah membendung kekuatan untuk melakukan penyerangan ke Batavia setelah Ki Bahurekso berhasil membuka Alas Roban. Di sinilah logistik disimpan. (sumber : www.batanggallery.or.id)
   Saya tak akan membantah, apalagi mengoreksi cerita 'tutur tinular diatas", namun logika saya sulit menerima..... Saya pribadi cenderung peninggalan ini lebih lama masa-nya daripada era Mataram Islam. 
     Datang ke Situs Balekambang, kita akan disambut sepasang ular naga. Yang nampaknya di masa lalu menjadi pintu masuk sebuah bangunan suci itu.   
     Tatanan watu yang masih jelas terlihat
  
Situs Balekambang Batang
    Nampaknya Bangunan yang dikelilingi air, menjadikan masyarakat kemudian menyebut dengan Balekambang



Beningnya air di Situs Balekambang
Saking jernihnya ikan kecil berenang kelihatan, 



Watu candi yang tersisa dari Penjarahan ;



    Yang dikumpulkan di dekat pohon, bagian struktur sebuah bangunan masa lalu

Video Amatir di situs Balekambang Batang : 



Trio Blusukan Lintas Batas :
Lek Suryo, Saya : @ssdrmk dan Lek Trist 













Save This.... Mari Kunjungi dan Lestarikan

Salam Pecinta Situs!!!!

nb : Terimakasih pada Kang Rahwan ..... atas info, dan surjan-nya

Sumber bacaan :
  1.  http://www.batanggallery.or.id/2012/11/pesranggahan-sultan-mataram-balekambang.html
  2. http://www.batanggallery.or.id/2013/07/situs-balekambang.html 
   Perjalanan kami lanjutkan ke Wonotunggal Batang, Menyambangi Situs Arca Ganesha Silurah : Link segera terhubung setelah naskah jadi.