Rabu, 29 April 2015

Situs Kali Lembu Dusun Krajan Jambu

Lapik arca : situs Kali Lembu Dusun Krajan Jambu
    Jumat 17 April 2015,
      Mbolang bersama lagi ceritanya kali ini, Start masih dari Perpusambarawa jam 1 siang. Perjalanan kali ini menuju area jambu... Saya,Mas Eka WP., Mba Derry Aditya beserta Gilang (anaknya). Tujuan Utama Kali ini sebuah situs di Dusun Krajan Jambu. Kira-kira setengah jam kemudian kami sampai di Jambu. Penunjuknya: Setelah Sampai di Pondok Pesantren "Syekh Puji", ambil kiri, semua gang bisa, Dan ternyata Mba Derry itu asli sekitar jambu sini, jadi hapal... "hahaha, neg tahu gitu, alias ngaku dari kemarin yo ga sah pusing-pusing tanya2 orang mbaaaaa...."
Pos Kampling Krajan Bedono Jambu
      Semua Gang didepan Ponpes tersebut bermuara/ bisa menuju ke Pos Kampling ini. Petunjuknya Pos Kamling ini dekat dengan jalur Rel Kereta Api bedono. Masuk saja, ikuti jalur Paving tepat berdampingan dengan rel kereta api tersebut.
     Awalnya kami serombongan, tak menduga ada situs di sini, kami hanya kesasar, saat mencari Yoni yang petunjuknya ada di makam krajan Bedono Jambu. Karena ada 2 makam di Krajan ini, kami mencoba menelusuri keduanya. Yang pertama kami telusuri makam Punden, Ketika bertanya ke warga (dan ternyata kenal sama mba Derry,) "Di makam ini ga ada, kalau makam kyai/sesepuh Ibnu Fajar memang disini, mungkin di makam krajan, kalau peninggalan arca ada di Kali Silembu", jawab warga tersebut.    Sebenarnya dalam hati kecil saya pingin ziarah juga ke makam kyai Ibnu Fajar, namun karena tujuan utama kali ini Yoni Krajan,jadi lain waktu mungkin sambil mbolang kembali di daerah sini... semoga saja.... 
     
Kali jembu krajan Bedono Jambu
Kira-kira 500m kemudian, sebelum makam Punden ada sendang dibawah 2 pohon beringin yang lumayan besar: Kali Lembu / sendang lembu ada di bawah pohon beringin itu, disamping sendang ada surau.

Terpendam : Arca Nandi
    Gambar : Kang Eka W. Prasetya saat sedang meraba2 punuk lembu.... "Sensitif juga njenengan mas? bisa ketemu.... hahahah"
     Situs Kali Lembu Krajan Bedono Jambu, ada di bawah 2 pohon Beringin. Menurut masyarakat yang saya temui, beliau menjelaskan di dasar sendang itu ada arca nandi yang terpendam..., akan terlihat bila kemarau dan air surut...
     Lembu adalah nama orang umumnya untuk binatang yang membantu mengolah ladang di waktu lampau (saat inipun masih banyak yang menggunakan istilah ini), saat ini lebih banyak yang mengenal dengan Sapi... adalah Nandi(ni), Nandini dalam bahasa Sanskerta : नन्‍दिनी, "yang menyenangkan" adalah seekor lembu betina. 
     Lembu ini dipakai sebagai wahana (kendaraan) Batara Siwa. Lembu Nandini dikenal mempunyai sifat tak kenal takut. lembu Nandini banyak dijadikan arca pada percandian Hindu di Jawa, terutama dari periode Medang Mataram, khususnya   memuja Dewa Syiwa.
Sendang Lembu (kali Lembu)

Sendang 
Kali Lembu...
Krajan 
Bedono
Jambu
Sendang ini, sedikit mengandung belerang..... 
    
      
     Selain Arca Nandi yang terpendam, di depan surau disamping sendang ada Lapik arca, yang keberadaannya saya meyakini dulu ada arca Dewa Siwa.....
   Namun memang dugaan saya itu akan lebih saya yakini bila tahu pasti bentuk dan dasar dari arca nandi yang terpendam itu. Namun umumnya memang arca Nandi menemani junjungannya...yaitu Dewa Siwa.
Lapik Arca : 
Lapik Arca Situs Kali Lembu Krajan Bedono Jambu
   Lapik arca bersegi delapan atau yang lebih dikenal wisnubhaga atau badan atau bagian tengah,Bagian Dasar bawah   disebut dengan Brahma Bhaga sedangkan bagian atas karena ini Lapik Arca berarti dimungkinkan Arca Siwa. 
(kesimpulan saya pribadi, yang masih belajar... mungkin saja keliru)






     Lapik Arca yang cekuing ini sempat membuat kami sedikit ber"debat" alias diskusi panjang dengan pertanyaan pertanyaan....., 
beberapa pertanyaan yang muncul : kenapa cekung? apakah bentuk dasar arca bulat? apakah lapik arca ini posisi aslinya terbalik.... diskusinya seru....
Situs Kali Lembu : Lapik Arca cekung
  Dan jawabannya cuma satu pada akhirnya : harus lihat dulu bagaimana kondisi Arca Nandi itu....





Mbolang Bersama Rombongan: 
Di Situs Kali Lembu Krajan Bedono Jambu : saya, Mba Derry Aditya, Gilang dan Mas Eka WP.

Save This Not Only A Stone
Sasadara Manjer Kawuryan

Mbolang Lanjut ke Yoni Krajan Bedono Jambu...

--- Salam Pecinta Candi
Gabung yuk di Grup FB Pecinta Situs DEWA SIWA 
      

Senin, 27 April 2015

Situs Yoni Tambangan Mijen Semarang

Yoni Situs Tambangan Mijen
Yoni Tambangan Mijen Semarang
     Pengalaman yang unik, penuh Misteri, Menegangkan sekaligus Membutuhkan waktu yang lumayan lama.... untuk membuat tulisan ini
Pertama.... 22 Februari 2015
     Secara kebetulan ketika menuju Singorojo, daerah Boja. Saya dari Tempat tinggal di daerah Gunungpati. (Setiap minggu tutorial di pokjar Singorojo UT S1 Perpustakaan), Waktu itu sekitar jam 9 pagi ketika berangkat, pas ada telp dari rumah, saya berhenti tepat di depan Masjid Baitul Huda Tambangan Mijen. Mata saya tertuju pada batu yang ada di pinggir selokan depan masjid, dan tatapan saya tak mau lepas, malah semakin lekat, selang beberapa waktu, sekitar 10 detik saya baru menyadari... itu bukan batu biasa!!... saya ambil beberapa gambar untuk memastikan. Ya.... saya yakin itu YONI. namun bagian atas Yoni sudah di plester dan alih fungsi untuk tempat pemasangan bambu umbul-umbul/lampu penjor.
Kedua
     Minggu,  1 Maret 2015
Yoni Tambangan Mijen
      Rencana saya ingin bertanya ke warung mie ayam yang didepan masjid, namun apa daya pada saat berangkat tutor, warung mie ayam buka, tapi ketika pulang malah tutup, padahal minggu lalu ketika saya pulang, terlihat ramai... akhirnya ku tetap ambil gambar dari seberang jalan.
Ketiga, 
Minggu, 8 Maret 2015
Yoni Situs Tambangan Mijen
       Niat dari rumah membawa bekal kamera SLR untuk ambil gambar yang lebih baik, dirumah sudah saya tes untuk ambil gambar dan bisa, sesampai dilokasi... saya berhenti tepat di depan yoni. Namun yang terjadi kamera saya tidak bisa 'jepret'... "Ada apa nich?", kondisi masjid sepi, warung seberang masjid juga tutup... padahal ini kesempatan saya untuk ambil gambar tanpa merasa rikuh, namun kucoba berulangkali kamera tetep ga bisa ambil gambar. Saya mulai merasa was-was, curiga ada apa ya, kamera rusak atau saya tak diperbolehkan.. Saya memang lupa u 'kulonuwun'... Saya lanjut ke Singorojo... Anehnya di Singorojo Kamera saya bisa berfungsi dengan baik. 
    Untuk meyakinkan saya, sekaligus semangat untuk terus melengkapi tulisan ini walaupun dengan proses yang lama maka saya tanya dari beberapa sumber yang saya tanya tentang batu ini, benar/ tidak ini Yoni. Rekan komunitas : Mba derry yakin itu yoni karena ada bagian yang rompal itu dimungkinkan bekas cerat. Ada pula rekan lain yang punya 'Panggraita' lebih menceritakan, "Bahwa batu ini memang punya sejarah, sudah ada sejak jaman kuno (Mataram Hindu...), malah menurut beliau sekitar abad ke 6M". Namun secara ilmiahnya sampai saat ini saya belum dapat sumber yang shahih.
Yoni situs Tambanagn Mijen dari belakang
Keempat,  
Minggu, 15 Maret 2015
     Keempat kalinya saya mencoba berniat mencari informan warga sekitar terutama pengurus masjid.. Namun setengah jam saya di masjid tak ada satupun orang yang bisa saya tanya sekaligus ingin minta ijin ambil gambar.     Kelima,
Sabtu, 18 Maret 2015
    Terakhir namun pasti ketika lewat akan selalu menengok, atau mungkin ada yang tertarik mbolang kesini saya pasti bersedia mengantar. Seperti Sabtu ini bersama kakak kelas waktu kuliah dulu, Kang Puspo Setyo. yang sudah terkena 'addicted situs' ... hahahaha. 
     Karena baru kali alias pertama melihat yoni,, sudah rusak dan tertutupi... maka ta heran kalau kang puspo setyo ini ragu... "apa benar ini asli peninggalan?".
        Sambil Kutunjukkan bagian bagian yoni yang terdiri dari  nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga. Sambil saya tunjukkan bagian yang telah diplester itu adalah dimana dulu terdapat lubang berdirinya lingga. Bentuk Yoni   berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit,  Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat. Yoni Situs Tambanagn Mijen sudah (di)rusak. 
      Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat.  
     Selain Yoni disemen bagian atas serta difungsikan menjadi penyangga tiang bendera/umbul umbul, Yoni juga sudah dipenuhi lumut. Sepintas tak kan menyangka bila ini yoni. 
     Bila melihat lokasi Yoni Tambangan ini, yang berada di masjid. Sudah kesekian kalinya saya menjumpai keberadaan yoni yang dekat masjid. Selain ditambah dekat dengan aliran mata air dan tanah yang subur. Maka saya meyakini dulunya Tambangan Mijen ini adalah area pemukiman yang terdapat pula area suci untuk penyembahan kepada Dewa Siwa. Yang di Manifestasikan dalam bentuk Yoni-Lingga.
    Peninggalan Masa Hindu ini, biasanya selain ada Yoni... akan ada arca Nandi sebagai wahana Dewa Siwa. Namun karena terbatasnya narasumber saya jadi info terbatas hanya keberadaan Yoni ini. Semoga ada yang menyambung menelusuri keberadaan nya.....

----


Puspo Setyo di Nglimut
     Perjalanan saya lanjutkan ke tujuan berikutnya, Misi saya ingin mengenalkan situs kepada kang Puspo Setyo... Setelah Tambangan, Campurrejo, Karangmanggis dan Situs Nglimut Gonoharjo, kemudian berakhir di candi Argosumo.
-----
Pengalaman seru...paling seru mungkin bagi saya..... alias menantang.... di naskah selanjutnya saat di Candi Argosumo Nglimut Gonoharjo.

"Pripun Kang Puspo Setyo? Menantang mboten??... hahahahaha....




      Jalur ini recomended bagi para pembolang Candi/ Blusuker situs. Area ini bisa diselesaikan hanya dalam 1 hari... ***: 
Start dari Semarang, (klik untuk detail)

  1. Situs Duduhan 
  2. Situs Tambangan (yang sobat baca ini)
  3. Situs Watu Lumpang Campurrejo (CV Merapi)*
  4. Situs Campurrejo
  5. Situs Karangmanggis
  6. Situs Nglimut Gonoharjo
  7. Candi Argosumo**

*Saya belum kesana, seorang rekan tak berkenan lagi mbolang bersama... padahal dia yang sudah berhasil masuk area pabrik tersebut.....sungguh sayang,  tertarik ini link blognya. : Sutrisno
** Perjalanan setelah Situs Tambangan Mijen ini
*** Yuk Mbolang, siap dijawil untuk guide gratis...

SAVE This... NOT ONLY A STONE!!!
 Situs Yoni Tambangan Mijen
Salam Pecinta Situs

Kamis, 16 April 2015

Yoni Situs Paren Sidomulyo Ungaran

Yoni Situs Paren Sidomulyo   Ungaran
     Kamis, 16 April 2015
       Mbolang lanjutan dari Situs Yoni Paren Sidomulyo. Dari Gang Bogowonto  keluar ambil kanan, Traffict Light ambil kanan lagi ikuti jalan menuju pintu masuk tol Ungaran... kira kira 500 m ada Futsal dan Gang Serayu 1. Masuk ikuti Gang Serayu 1 ini, ketemu dengan jembatan kecil ber'palang' : 
       Sebuah cerita saat mencari Yoni Situs Paren Sidomulyo ini : 
      Saya bersama Kang Eka, dengan info yang terbatas... hanya berbekal info tentang adanya batu kuno di makam Sejombong, dekat pintu tol ungaran. Berbekal itulah... saya dan Kang Eka WP dengan pede nya masuk ke 2 makam yang ada di sana. dengan tas ransel, dan bersepatu menjadi pemandangan aneh orang2 yang sedang ziarah kubur. Tatapan mereka aneh.... Karena mungkin penasaran salah satunya bertanya :
no name : Cari apa mas? / makam siapa?
saya        : saya dapat info di sini ada batu purbakala pak..
Mas Eka : kami dari dinas pak.... ingin inventaris situs. (kebetulan plat merah jadi pandangan beliau jadi yakin dan berusaha menolong....
 ... beliau percaya.... ---- maaf nggeh pak... (ada untungnya juga ya kang eka pake plat merah...)
No name : Kayaknya disini ga ada mas, coba ke makam yang diatas...
Memang ada 2 makam yang berdekatan.....
--- 
Kemudian saya terus naik, ke makam yang kedua...
tiba di makam, hampir setiap area makam saya telusuri, melawan cape 'ngos2an., karena medan berbukit, juga hari sudah beranjak petang, nambah seru alias merinding bulu kuduk namun tetap semangat.... 
---
      Saat kami putuskan Mbolang ini berstatus "FAIL"... eh ada bapak2 yang sedang merapikan tanaman pagar. Kami nekat bertanya, ikhwal keberadaan Batu itu, "Apakah ada tidak di sekitar makam?"
---
 ... Dan ternyata batu itu ada, Bahkan oleh beliau kami diantar ke lokasi... Rumah Bapak Tyo, Sebenarnya sudah ada petunjuk di gang masuk tadi, ternyata yang punya bengkel "Sidomulyo" ya bapak ini. Dan Bengkel ada di depan rumah beliau.  Yoni Situs Paren Ada di Teras Rumahnya.
Yoni Situs Paren Salatiga


Yoni terbalik, 
Bekas Cerat Yoni Situs Paren Sidomulyo
    Menurut beliau, memang yoni ini sengaja dibalik agar bisa difungsikan sebagai "meja" ... 
     Kondisi yoni masih relatif bagus, mulus tak ada lumut, karena memang berada di terar rumah. Cerat sudah rusak, entak dirusak atau lapuk karena faktor usia saya tak berani tanya ....
    "Sejarah yoni ini diambil dari bukit dibelakang rumah oleh Bapak saya, "jelas Bapak Tyo

     Yoni adalah landasan lingga yang melambangkan kelamin wanita. Pada permukaan yoni terdapat sebuah lubang berbentuk segi empat di bagian tengah – untuk meletakkan lingga – dimungkinkan dulunya ada bangunan candi/ tempat suci/sakral untuk peribadatan masyarakat jaman itu = masa hindu.
 (Bila yoni ini dibalik, akan nampak, Bentuk Yoni bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit, di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. Pada salah satu sisi yoni terdapat tonjolan dan lubang yang membentuk cerat..(sayangnya sudah rusak). Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Beberapa ahli mengemukakan bahwa bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga. 
Yoni Situs Paren Sidomulyo 
     Yoni Situs Paren Sidomulyo ini sudah diinventarisir/didata pihak terkait : 










Di teras rumah, berfoto bersama Bapak dan Ibu Tyo 














Keep on move kang Eka W Prasetya :
Eka W. Prasetya di Situs paren Sidomulyo















Save This Not Only a stone























\

Salam Pecinta Candi


Yukk belajar bersama  di Grup fb : Dewa Siwa, Grup Pecinta Situs Kab. Semarang

Yoni Situs Sidomulyo Ungaran

     
Kamis, 16 April 2015.
     Apa oleh buat rencana yang lama dibuat namun terkendala teknis. Awalnya mo rame-rame.... tapi ternyata hanya kang Eka W Prasetya yang rela menungggu lumayan lama di titik ketemu...rencana ketemu di depan rumdin bupati smg, namun karena non teknis terlambat hampir setengah jam.... "Pangapurane ingkang kathah nggeh mas...".
    Agenda mbolang kali ini menelusuri keberadaan Yoni di Sidomulyo, ada 2 (yoni ke 2 naskah tersendiri). Yoni Sidomulyo yang pertama berada di tengah kota Ungaran, tepatnya di Kelurahan Sidomulyo Kecamatan Ungaran Timur. Letak Situs ini dekat dengan Rumah Dinas Bupati Semarang. 
   Penunjuknya... Dari Rumah Dinas Bupati Semarang, ikuti jalan menuju Undaris, Traffict Light pertama ambil terus.. bila ke kiri arah ke pintu masuk Tol Ungaran (Semarang-Solo), Jika Ke kanan Jalan Raya Semarang Solo. Dari Traffict Light, kira kira 50m di sebelah kiri ada gang sempit...  Gg, Bogowonto Tengah.
     

     Masuk Gang, 5m sobat akan ketemu pemandangan menakjubkan. Batu candi tertata berurutan di pinggir jalan gang : 
batu candi : Situs Sidomulyo ungaran










    

         30m dari Batu candi itu. ada pertigaan, (pos kampling)... ambil kanan 5 meter sampailah : 
Yoni Situs Sidomulyo ungaran

      Yoni berada di samping rumah warga, tepatnya rumah Bapak Roy. Yoni sebagian masih terpendam di dalam tanah, dan berada tepat di saluran pembuangan air kamar mandi. Menurut Bapak Roy, sang empunya tanah mengungkapkan, "Dulu sebelum tanah ini saya beli, yang punya tanah mencoba untuk menggali, niatnya akan dijual.... namun ternyata mereka tak mampu mengangkatnya". 

   Kondisi Yoni masih mulus, dengan sedikit ditumbuhi lumut di beberapa bagian. Lingga yang merupakan pasangan dan diletakkan di atas Yoni ini sudah hilang.   Bentuk Yoni  berdenah bujur sangkar, sekeliling badan Yoni terdapat pelipit-pelipit,  di bagian tengah badan Yoni terdapat bidang panil. Di sisi yoni depan terdapat tonjolan dan lubang yang dinamakan cerat. Pada penampang atas Yoni terdapat lubang berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk meletakkan lingga. Pada sekeliling bagian atas yoni terdapat lekukan yang berfungsi untuk menghalangi air agar tidak tumpah pada waktu dialirkan dari puncak lingga. Dengan demikian air hanya mengalir keluar melalui cerat. Air yang dimaksud adalah air suci yang digunakan untuk ritual penyembahan. 
       Dibawah Cerat Yoni ada makhluk seekor Kura-kura dan ular naga.
certa yoni Situs Sidomulyo 
    Kura kura : Kura kura adalah salah satu, dari sepuluh Dasa Awatara dalam agama hindu. yang diyakini sebagai penjelmaan material Dewa Wisnu dalam misi menyelamatkan dunia.  
            Naga : Ular   Naga atau yang dikenal dengan nama Taksaka, bertugas menjaga candi. Wujud naga dipahat di bawah cerat yoni karena yoni selalu dipahat menonjol keluar dari bingkai bujur sangkar sehingga perlu penyangga di bawahnya. Fungsi naga pada yoni tampaknya erat kaitannya dengan tugas penjagaan atau perlindungan terhadap sebuah bangunan.
     Bagian-bagian yoni secara lengkap adalah nala (cerat), Jagati, Padma, Kanthi, dan lubang untuk berdirinya lingga atau arca. 
 Fakta mengenai sebuah desa/daerah setidak-tidaknya terdapat sebuah bangunan suci. Tetapi mungkin juga ada desa yang tidak mempunyai bangunan suci. jadi bisa diyakini dulunya disekitar Sidomulyo ini terdapat pemukiman penduduk.

     Yoni sidomulyo sudah terinventarisir oleh dinas terkait, ya semoga saja segera di perhatikan. Semakin lama berada di saluran air kamar mandi pastinya menjadikan Yoni ini rapuh. Bukan saja lumut... namun Yoni yang merupakan sebuah peninggalan suci namun berada di tempat yang kotor... sungguh miris namun ini kenyataan... semoga tidak terlalu lama di perhatikan.
      Saat Ngobrol dengan Bapak Roy, diberi informasi bahwa masih ada batu candi lain... kemuncak candi, arca di dekat batu candi pinggir jalan gang tadi...dan semua itu temuan dari area sekitar yoni ini. Hal itu memperkuat bukti, dulunya di Situs ini ada sebuah bangunan suci berwujud candi.
      Di dekat Yoni, ada batu besar yang dulu berada di bawah Yoni.... menurut bapak Roy, batu itu sebagai penyangga Yoni. 
   



Yoni Di Situs Sidomulyo :  Bersama Bapak Roy
     Sebelum menelusuri kemuncak candi dan arca nandi, seperti yang ditunjukkan Bapak Roy. Berfoto dulu buat kenang-kenangan... oh ya beliau asli sulawesi, sudah 15 tahun di Ungaran... sangat menghargai budaya leluhur ini.....
     Penasaran dengan petunjuk beliau, saya menuju tempat yang beliau beritahukan... Setelah permisi dulu kepada si pemilik rumah, dan ternyata : 
Yoni Situs Sidomulyo : Kemuncak candi dan batuan candi berpola
    Berjejer rapi Kemuncak candi dan batuan candi berpola/berbentuk.. Yang memperkuat dugaan bahwa di sekitar situs ini memang terdapat bangunan candi. Berada di depan rumah Bapak.... dulunya salah satu kemuncak candi ini memang dipindah dari area dekat yoni, dan dijadikan hiasan di kolam ikan 


Arca Nandi Situs Sidomulyo

      Tak Jauh dari Kemuncak candi ada Arca Nandi yang telah Rusak. Nandi adalah wahana dari dewa siwa dalam mitologi Hindu. Dia juga merupakan juru kunci Siwa dan Parvati
    Dan umumnya memang keberadaan Yoni, akan disertai dengan arca nandi atau lembu atau yang lebih dikenal dengan sapi.




      Bersama Bapak Si Pemilik Rumah Bapak Wawan.
Bersama Bapak wawan di situs sidomulyo

    Mbolang Kali ini ditemani senior... Kang Eka W. Prasetya.... diskusi ngalor ngidul...semangatnya itu lho....berapi-api..... 
Eka W Prasetya : di situs Sidomulyo


     Mbolang berlanjut ke Yoni Sidomulyo ke 2... (bersambung ke naskah lain)
----

Save This Not Only A Stone.

Salam Pecinta candi...

Senin, 13 April 2015

Candi Umbul

Candi Umbul 
  9 April 2015
     Bersama seorang rekan pemblusuk, agenda kali ini Candi Umbul di daerah Grabag Magelang. Awalnya rencana ke daerah Sumowono, namun karena ada kendala non teknis kami ubahlah ke Candi Umbul. Berangkat dari Perpustakaan Ambarawa Jam 3 Sore. Jalur menuju Grabag Magelang sore itu sangat lancar, hanya sesekali terpaksa pelan karena ada truk trailer.
     Speedometer, saya pantau kurang lebih 20 km dari Ambarawa, karena dipaksa... mbolang kali ini saya 'boncenger hehehe... trims to kang trisnoLalu sampailah di Pertigaan dimana terpasang papan petunjuk arah menuju Candi umbul. Lokasi pertigaan di Desa Krincing (sebelah utara Secang)
Lokasi candi umbul

      Masuk kira-kira 500m, kemudian melewati jembatan (Jembatan ini pembatas wilayah antara temanggung dan Kabupaten magelang (Kecamatan Grabag)
Di Depan Candi Umbul Grabag Magelang.
      Candi umbul dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Magelang, setiap pengunjung yang masuk dikenakan tiket,  
     Candi ini terletak di desa Kartoharjo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Asal-usul penamaan Candi Umbul berasal dari kata umbul (Jawa) karena sumber air yang keluar dari dasar kolam selalu menyembul serupa gelembung-gelembung, atau yang di masyarakat Jawa disebut ''mumbul'' = naik. 
di candi umbul : berlatar 2 kolam

   Kolam di situs ini terbagi menjadi dua tempat. Yang pertama (terletak di bagian atas) merupakan kolam air panas yang mengandung belerang. Sedangkan kolam kedua (lebih rendah) berisi air dingin.                  Keseluruhan dinding kolam terbuat dari lapisan-lapisan batu andesit. 
Candi Umbul : Jeejran Batuan Candi tertata rapi

    Di tepian tangga masuk Ke Kolam, ada hiasan kala makara dan ujungnya ada ular naga 






 Kala Makara di tangga, turun menuju kolam
Candi Umbul : Tangga kolam

 Ular Naga di ujung tangga

























     
Candi Umbul : Tumpukan batuan candi
    Saat Mbolang ke Candi umbul ini,terlihat sejumlah batuan candi ditata rapi berjejer di tepian kolam.            Nampaknya ditumpuk, di tempatkan di sekitar area penemuan batuan candi tersebut. Patut diduga di arena ini dulunya ada sebuh bangunan candi, yang melengkapi kompleks pentirtaan ini. 
Deretan Arca / patung : 




 
 

 




     









     Beberapa Batu masih terlihat jelas dengan relief yang menggambarkan tumbuhan dan binatang. 
relief :
hiasan relief pada tepian badan candi




kala makara, 






    Aura/ rasa yang kami dapat, Candi umbul ini masih memancarkan nuansa sejarah masa lalu / berwibawa.
    Keberadaan umpak (pondasi) yang terdapat di setiap sudut dasar kolam, merupakan tiang penyangga dari atap pelindung.

Candi Umbul : keempat sisi kolam ada batu penyangga untuk atap
     Di dalam kolam terdapat batu ''umpak'' berbentuk ''lingga'' yang datar di permukaan bagian atasnya. Di samping sebagai patirtan (tempat mandi), sangat dimungkinkan keberadaan landasan batu umpak berbentuk lingga tersebut dulunya dipakai sebagai alas tempat duduk untuk bertapa kungkum atau bertapa rendam para ksatria di masa lalu.

Di candi umbul : Seperti Kesatria masa lalu 

    Sedangkan batuan lain di tengah kolam berbentuk lingga datar merupakan alas duduk untuk bersemadi para ksatria.
Yoni Candi Umbul
   Di sudut kolam ada bekas yoni yang telah rusak, keberadaannya (selain beberapa relief lain ; kala makara) menjadikan Candi Umbul ini dapat dipastikan bercorak Hindu
  Jika menilik sejarah perkembangan Kerajaan Mataram Kuno, kemungkinan besar candi ini dibangun oleh Dinasti Sanjaya yang beragama Hindhu.   
     
Candi Umbul dari belakang
      Yang unik dari kolam pemandian Candi Umbul adalah tidak adanya bau belerang seperti layaknya sumber air panas di objek wisata air panas lainnya. Sehingga pengunjung dapat sepuasnya berendam di tempat itu tanpa menanggung risiko. Namun belerang yang terkandung di dalamnya tetap mendatangkan manfaat menyembuhkan penyakit kulit, dan suhu airnya dapat menjadi terapi tulang dan pelancaran peredaran darah.

    Di Sudut / di belakang tumpukan batuan candi ada makam, entah itu makam siapa. Ketika saya bertanya kepada petugas di Candi Umbul ini hanya menjawab... makam kuno... keberadaanya sudah ada sejak dulu.
     Saya mencoba bertanya ikhwal sejarah, kepada salah satu petugas, beliau Ibu Handayani hanya menjawab.... "Pentirtaan ini dulunya pemandian para ratu saat masa mataram Kuno, kurang lebih masa dinasti Sanjaya"...

*****
Berkunjung ke Candi Umbul sambil berendam air panas sungguh menyegarkan pikiran..... alternatif wisata bagus setelah terkurung penat kerjaan.... recomended! Suasana begitu sejuk, asri, tenang dan yang pasti masih alami... lumayan bersih.....

Save This... Not Only a Stone
Candi Umbul : saya dan kang trisno

Salam Pecinta Candi