Belajar Mengungkapkan,Membagikan, secuil budaya satu persatu semampu sekuatku
Laman
▼
Selasa, 30 Desember 2014
Yoni Situs Gayamsari Doplang Ambarawa
Yoni Situs Gayamsari Doplang Ambarawa |
Jangan pernah memberikan informasi keberadaan watu situs padaku jika tak ingin kupaksa ‘guide’ mendadak!... Hahaha… tanyakan saja kisah nyata ini ke Muhammad Imam Wicaksono…..
Kamis, 18 Desember 2014.
Terimakasih pada 'Ndan Imam yang memberikan
informasi tentang keberadaan yoni di situs Gayamsari Doplang Bawen. Dari
obrolan singkat di perpustakaan, komandan imam menceritakan mengenai keberadaan
sebuah situs yang dulu pernah ia datangi. Tanpa pikir panjang langsung saja
kupaksa untuk menjadi ‘guide’… saat
itu juga. Kebetulan hujan baru saja reda beberapa saat yang lalu.
Masih memakai seragam kerja, bahkan juga tetap pakai
sepatu pantovel (saat kutawari ganti
sandal ga mau), jadilah meluncur ke TKP.
Jalur menuju situs Gayamsari Doplang : dari
Perpustakaan Ambarawa – depan Pasar Projo belok kiri. 500m dari gang, ada batu
“Ngorok”, mitos yang berkembang di masyarakat di kala tertentu batu ini
terdengar seperti orang mendengkur (bahasa jawa : ngorok).
watu ngorok |
Saat ku ambil gambar
ada relief pahatan orang dengan posisi tertidur. Namun yang bikin mengkerut
kening saya ada pula pahatan motif tengkorak (modern). Setelah berkerut tertawa sendiri…. (end)--
Dari batu ngorok, terus ikuti jalan (yang menuju ke
Desa Samban/Blater), Kurang lebih 1km kemudian, ketemu dengan masjid
50m dari masjid ini, sebelah kiri ada rumah terakhir
sebelum tanjakan. Parkir saja motor sobat didepan rumah itu, (jangan lupa kalau
ada orang bilang nitip motor, bilang aja mo ke makam). Setelah itu ketemu dengan
jalan undakan tangga
jalan masuk situs doplang |
Situs Gayamsari Doplang Bawen sudah terdaftar di
Dinas Pariwisata, dengan adanya papan peringatan / larangan UU No 11 Tahun 2010
tentang cagar budaya.
Kondisi Yoni Situs Doplang ini ‘rompal’ bagian depan dan hampir 80% ditumbuhi lumut.
Penyebabnya tentu saja belum ada peneduh, mungkin tidak dibangun atap sekedar pelindung dari panas dan hujan untuk yoni ini, karena ada kesepakatan warga yang
tertulis
Tidak diperkenankan membangun cungkup diareal makam ini : Point C nomor 1.
Yoni Situs Doplang Bawen |
Tidak diperkenankan membangun cungkup diareal makam ini : Point C nomor 1.
Selain keberadaan Yoni, ada pula beberapa batuan
candi yang dibuat untuk penanda makam.
Yang memperkuat bukti, area makam ini dulunya ada sebuah bangunan peribadatan. Tanpa bermaksud subyektif : Mungkin saja, seperti yang sudah - sudah. Beberapa kemungkinan menurut saya pribadi. Dibuatnya makam sebenarnya memang bertujuan untuk memberikan efek takut mengunjungi daerah ini. Ada dua kemungkinan lagi bila memang maksudnya demikian. Pertama : agar bangunan candi itu tidak dirusak oleh sebuah peradaban baru.
Yang kedua : memang dialihfungsikan, karena kesakralan tempat ini sehingga jarang orang yang mau bertempat tinggal. Jadilah dialihfungsikan menjadi makam. Yang ketiga : Mengaburkan sejarah asal fungsi bangunan (dulu sebelum ada makam) peribadatan.
Yang memperkuat bukti, area makam ini dulunya ada sebuah bangunan peribadatan. Tanpa bermaksud subyektif : Mungkin saja, seperti yang sudah - sudah. Beberapa kemungkinan menurut saya pribadi. Dibuatnya makam sebenarnya memang bertujuan untuk memberikan efek takut mengunjungi daerah ini. Ada dua kemungkinan lagi bila memang maksudnya demikian. Pertama : agar bangunan candi itu tidak dirusak oleh sebuah peradaban baru.
Yang kedua : memang dialihfungsikan, karena kesakralan tempat ini sehingga jarang orang yang mau bertempat tinggal. Jadilah dialihfungsikan menjadi makam. Yang ketiga : Mengaburkan sejarah asal fungsi bangunan (dulu sebelum ada makam) peribadatan.
Close Up Situs Doplang Bawen :
Ukuran :
- Panjang : 86 cm
- Lebar : 86 cm
- Tinggi : 90 cm
Yoni Gayamsari Doplang |
SAVE THIS
NOT Only a STONE!!!
Yoni Situs Gayamsari Doplang |
Salam Pencinta Candi....
Candi Merak
Candi Merak |
Menuju Candi merak.... masih di wilayah yang sama, setelah dari Candi Karangnongko, perempatan jalan ambil lurus terus... sampai ketemu dengan papan petunjuk dan kantor desa karangnongko/lapangan.
Petunjuk 1 : candi merak |
Berturut-turut petunjuk itu :
Petunjuk 2 : Candi Merak |
Kantor Desa Karangnongko, Ambil lurus terus....
Petunjuk 3 |
Di seberang jalan...berhadapan dengan kantor desa, Ada Papan Nama/Petunjuk Ke Candi Merak.... ,
Di belakang papan petunjuk Candi Merak ini lapangan sepakbola.
Petunjuk 4 : Candi Merak |
Gapura, Menuju Candi Merak
Tidak sampai 800m, sampailah ke Candi merak
Candi Merak : dari sisi belakang |
Candi Merak berlatar belakang agama Hindu yang dibangun sekitar abad VIII - X Masehi. Di perkirakan candi yang dibangun pada masa kerajaan Mataram Kuno, dengan bukti arsitektur candi yang bercirikan seperti halnya candi Sewu, Candi Prambanan dan candi Pawon.
Konon candi ini seusia dengan candi Bima yang ada di Kompleks candi Dieng. Prakiraan ini atas dasar adanya kudhu dan kala makara di candi Merak yang identik dengan yang ada di candi Bima di wilayah dataran tinggi kabupaten Wonosobo tersebut.
Candi Merak 1925 : Sumber klaten.info |
Pertama kali ditemukan sekitar tahun 1925. Saat itu candi berada pada sebidang lahan yang ditumbuhi sebatang pohon Joho raksasa. Rupanya rimbunnya pohon Joho menyebabkan banyak burung Merak bertengger dan tidur di atas pohon setiap hari. Saking tuanya umur pohon Joho , suatu ketika pohon tersebut roboh. Dibawah perakaran pohon besar itu ternyata tersimpan reruntuhan sebuah candi yang ditemukan berupa arca dan bebatuan. Candi yang ditemukan saat itu belum memiliki nama, mengingat pohon Joho yang tumbuh kala itu dijadikan “rumah” burung Merak maka sebagai tetenger candi tersebut dinamakan “Candi Merak”
Candi Merak |
reruntuhan 3 Candi Perwara |
Luas kompleks candi Merak sekitar 2.000 meter persegi. Candi Merak terdiri dari satu candi induk yang menghadap ke timur dan tiga candi perwara yang semua menghadap ke barat ke arah candi induk.
Candi induk berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 8,38 x 8,38 m, tinggi 12 m. Penampil candi berukuran panjang 155 cm & lebar 160 cm.
Candi Merak : relief di Pipi Tangga candi |
Pipi tangga berukuran panjang 230 cm dan lebar 252 cm.
Tangga Candi berhias naga dan burung:
Kala Makara:
Di lantai juga ada kala :
Di dalam Candi Merak terdapat Yoni yang berada di dalam bilik candi utama. Selain Yoni terdapat pula arca Durga yang menempati relung utara dan Ganesha yang berada di relung barat. Selain itu terdapat arca-arca lain di sekitar halaman candi Merak seperti Nandi dan dewa-dewa lain dalam agama Hindu.
Yoni di dalam Candi utama :
Berelief Ular, Kura-kura dan nandi.
Tangga Candi berhias naga dan burung:
Kala Makara:
Di lantai juga ada kala :
Di dalam Candi Merak terdapat Yoni yang berada di dalam bilik candi utama. Selain Yoni terdapat pula arca Durga yang menempati relung utara dan Ganesha yang berada di relung barat. Selain itu terdapat arca-arca lain di sekitar halaman candi Merak seperti Nandi dan dewa-dewa lain dalam agama Hindu.
Yoni di dalam Candi utama :
Yoni Candi Merak |
Berelief Ular, Kura-kura dan nandi.
Atap Candi :
Arca yang ada di Candi Merak :
Arca Ganesha :
Arca Ganesha Candi Merak |
Salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Winayaka dan Pilleyar. Merupakan salah satu putra Bhatara Guru (Siwa).
Arca Nandi :
Nandi atau Nandiswara adalah lembu yang menjadi Wahana dewa Siwa dalam mitologi Hindu.Dia juga merupakan juru kunci Siwa dan Parvati. Candi yang mempunyai arca Nandi biasanya dikategorikan sebagai candi untuk pemujaan agama Hindu Siwa. Dia juga adalah guru dari 18 Master (18 Siddha), termasuk Patanjali dan Thirumular.
Arca Durga
Durgamahasisuramardhini yang merupakan gabungan dari kata Durga, Mahisa, Asura, dan Mardhini. Arca Dewi Durga memiliki banyak tangan, lebih dari 8, 12 atau pada beberapa arca sampai dengan 16. Dewi Durga adalah nama sakti atau istri Dewa Siwa, Mahisa adalah kerbau, Asura berarti raksasa, sedang Mardhini berarti menghancurkan atau membunuh. Jadi, Durgamahasisuramardhini berarti Dewi Durga yang sedang membunuh raksasa yang ada di dalam tubuh seekor kerbau.
Relief Agastya
Durgamahasisuramardhini yang merupakan gabungan dari kata Durga, Mahisa, Asura, dan Mardhini. Arca Dewi Durga memiliki banyak tangan, lebih dari 8, 12 atau pada beberapa arca sampai dengan 16. Dewi Durga adalah nama sakti atau istri Dewa Siwa, Mahisa adalah kerbau, Asura berarti raksasa, sedang Mardhini berarti menghancurkan atau membunuh. Jadi, Durgamahasisuramardhini berarti Dewi Durga yang sedang membunuh raksasa yang ada di dalam tubuh seekor kerbau.
Agastya |
... adalah seorang resi dari India Selatan. Di dalam sejarah penyebaran Agama Hindu, Resi Agastya adalah sangat terkenal jasa-jasanya. Menurut pustaka Purana dan Mahabharata, beliau lahir di Kasi (Benares) sebagai penganut Siwa yang taat.
Oleh karena kebesaran dan kesucian Maha Rsi Agastya, maka juga disebut Batara Guru sebagai perwujudan Siwa di dunia mengajarkan dharma. Di dalam sejarah agama Hindu di Indonesia, Maha Rsi Agastya disucikan namanya dalam prasasti-prasasti dan kesusastraaan-kesusastraan kuno. Yang terdahulu sekali menyebut nama beliau ialah prasasti Dinaya di Jawa Timur tahun Saka 682 di mana seorang Raja bernama Gajayana membuat pura suci yang sangat indah untuk Maha Rsi Agastya dengan maksud untuk memohon kekuatan suci untuk mengatasi kekuatan yang gelap.
Gapura :
Gapura Candi Merak |
Save This... Not Only a Stone.
di Candi Merak |
Salam Pecinta Candi