Jumat, 01 Januari 2010

Serat Pulo Kencana : Musuh dari Pulo Kencana

 Musuh dari Pulo Kencana
(01)
Musuh dari Pulo Kencana mendekat, dengan tentara yang besar Kelana Mendarat. Orang Jenggala Manik Kadiri, Singasari dan Gegelang yang berada di Jenggala Manik untukkeperluan pesta, dikumpulkan, tentara digambarkan.
Pertempuran dengan tentara Sabrang dimulai. Diantara orang Sabrang di sebut Bugis dan lain-lain. Dengan pemimpin Daeng Mabelah. Setelah pertempuran yang hebat, Kelana ditangkap oleh orang Jenggala Manik dan diikat. Bekang Mardeja melihat kejadian itu, berpakaian sebagai lelaki, ia pergi ke medan peperangan dan menantang musuh. Panji maju menemuinya. Setelah bertengkar mulut, Panji menyuruhnya menyerahkan diri dan hendak memperistrinya. Bekang marah. Setelah berpanah-panahan, setelah itu berkeris-kerisan, ia diangkat oleh Panji ke keraton. Sang Kelana, yang lebih suka mat dari menyerah, sudah mati terbunuh. Tentaranya lari kacau balau.
Sebagian orang sabrang menyerahkan diri. Rampasan perang diambil dari pesanggrahan Kelana dan dibawa kepada raja. Setelah mendapat kemenangan ini, raja Jenggala Manik menerangkan dihadapan raja-raja yang lain, bahwa ia hendak menjadi bagawan. Maksudnya itu disetuji dan Panji diangkat menjadi raja Jenggala Manik, dengan nama Dewakusuma. Ini terjadi tahun 935 (mancaguna awiwara). Setelah upacara ini, raja tua berangkat ke Kapucangan, untuk tinggal bersama saudaranya perempuan, Kili.
Panji masuk mendiami keraton ayahnya. Bekang Mardeja dijadikan istri kedua Panji dengan nama Surengrana. Setengah bulan kemudian tamu-tamu para raja pulang kembali ke keratonnya masing-masing.
Setelah beberapa lama ternyata, bahwa Candra-kirana sudah hamil lima bulan dan Bekang tiga bulan. Saat ini Panji mengawini pula putri raja Singasari, namanya Nawang-wulan. Selanjutnya dilangsungkan perkawinan-perkawinan. Lempung-karas mendapatkan putri Urawan yang lebih muda, bernama Ratna Kumuda. Ragil-kuning kawin dengan Gunung-sari, yang diangkat menjadi raja Kadiri, Karena ayahnya mengundurkan diri sebagai bagawan ke Kili Suci. Mindaka kawing dengan Singjang-laga, pangeran Urawan. Tapi ia bodoh sekali, tidak karuan kalau bicara, karena itu ia tidak menjadi raja. Lampung-karas menggantikan mertuanya sebagai raja Gegelang. Raja-raja tua berkumpul di Kapucangan.
Panji beroleh putra dari Candra-kirana: Lalejen dan dari Sureng-rana (Bekang): Tendreman.
Serat selanjutnya : Sri Jayawarsa Digjaya Sastra Prabu
Diketik ulang oleh sasadaramk.blogspot.com untuk membagi kebudayaan